السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Senin, 20 November 2023

Asyiknya Belajar Nahwu

Halimi Zuhdy

Buku "Nahwu al-Ma'na Baina al-Nahwi wa al-Balaghah, Uslub al-Taqdim wa al-Ta'khir Anmudzajan" yang dirajut Dr. Khulud al-Shaleh, setebal 730 sangat menarik untuk dilirik, bahkan tidak hanya dilirik tapi dipelototi. Membacanya, menjadi bahagia. Biasanya baca ilmu nahwu itu serius, tapi ini enjoy pool.

Guru, dosen, muallim atau mentor Grammar (Qawaid Nahwiyah), "biasanya" mengajarkannya dengan gersang dan kering. Bukan tidak hebat, tapi saking hebatnya si guru, siswa yang diajar kebingungan dan tidak paham-paham. Mengapa? Karena ia mengajar grammer untuk grammer, bukan untuk memahamkan. Terkadang siswa dapat memahaminya, tapi setiap apa yang disampaikan tidak disertai dengan makna yang terselip di dalamnya. Hal Ini hasil riset kecil-kecilan di beberapa daerah lo, bukan ngarang.he. tapi tidak semua, hanya kebanyakan.wkwwk. 
Buktinya?! Banyak yang menjauh dari bahasa tertentu (di antarnya Bahasa Arab) gara-gara belajar grammar, dengan alasan bulet, sulit, menjenuhkan,   gersang, kering, dan alasan lainnya. Bahkan, siswa/murid menganggap grammer adalah ilmu paling menjenuhkan dan menakutnya. Selain gurunya yang kering dari humor, buku ajarnya dipahami secara gersang. Sudah tidak gambarnya, diajarkan siang hari, gurunya terlalu serius, disuruh menghafal pula waduh strees.wkwkwkw

Buku ini mencari formulasi cantik antara Nahwu (Grammar bahasa Arab) dengan Ilmu Balaghah (Retorika, Ilmu Keindahan Bahasa), serta mengungkap setiap posisi gramatikal atau leksikal dengan makna tertentu, seperti Taqdim (posisi di awal) dan Ta'khir (posisi diakhirkan). Kalau dalam bahasa Indonesia, sepertinya istilah ini tidak ditemukan. Misalnya, "Joko menangis" maka tidak benar bila dibalik menjadi "Menangis Joko" atau dengan bentuk yang berbeda "di dalam Masjid ada Joko" dan "Joko di dalam masjid". Dalam bahasa Arab hal ini biasa,  bahkan urusan taqdim dan ta'khir sangat melimpah.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0uk872hYJhCdLn33whTThwsqU8uPb4cQnEVuGVzyBaFboXHoQNU1RqdNhy75Koyqfl&id=1508880804&mibextid=Nif5oz

Nahwu di sini tidak hanya menjadi sebuah grammer (tata bahasa) tetapi menjadi sebuah wacana yang dikaitkan dengan berbagai ilmu. Dalam kitab ini, dua hal yang sangat terkait, Al-Janib al-bunyawi dan al-Janib al-Dalali, mungkin dapat diistilahkan dengan semantik grammar 

Selengkapnya silakan baca buku ini.he. Ingin  saya ulas lebih panjang, nantinya takut melelahkan, kalau kelelahan gambang stresss menyerang.he. Guyon. Oh, ia. Pernah saya menulis buku Nahwu Taysir an-nahwi ada peta konsepnya juga...silahkan diborising. Wkwkw. 

Ayo Belajar Nahwu Bahagia!!!!

_Kajian-kajian Al-Qur'an, Mukjizat Al-Quran, Balaghah, Sastra Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan,  Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya._

🌎 www.halimizuhdy.com
🎞️ YouTube *Lil Jamik*
📲  Facebook *Halimi Zuhdy*
📷 IG *Halimizuhdy3011*
🐦 Twitter *Halimi Zuhdy*



-💳 *Pondok Darun Nun Membangun*

Pesantren Darun Nun lagi membangun tempat tinggal dan Aula Mengaji santri. Bagi yang ingin berpartisipasi dalam investasi dunia akhirat atau infaq dapat disalurkan di *BSI* 
a.n *YAYASAN DARUN NUN KOTA MALANG (7243351698)* 

dan atau 
Bank *BTN a.n Pondok Pesantren Darun Nun *(00114 -01-50-004106-2)* 💰 _Bersedekah dan berinfak tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah ada habis-habisnya..._..._

Sabtu, 18 November 2023

Cara Menulis Qoshidah (Puisi) Bahasa Arab

Halimi Zuhdy

Menulis sama dengan kemahiran lainnya (mendengar, berbicara dan membaca) yang membutuhkan latihan yang terus menerus. Tidak cukup belajar teori, apalagi hanya ikut workshop, seminar atau pelatihan satu tahun sekali. Bagi penulis qashidah (syi'ir, puisi) Arab, butuh pemahaman dalam tata bahasa Arab, ini merupakan hal yang penting untuk dikuasai oleh penulis. Dengan menguasai tata bahasa Arab, penulis akan dapat menyusun qosidah secara baik dan benar. 
Tata bahasa Arab tidak cukup, maka ditambah dengan kemampuan ilmu Arudh dan Qawafi, dan agar tambah keren, ditambah lagi dengan ilmu balaghah. Memahami Ilmu Arudh dan Qawafi sebuah kewajiban bagi penulis qoshidah Arudhiyah, puisi yang terikat. Dan bagi penulis puisi hurr (bebas, tidak terjkat) juga penting, untuk memahami tafi'latnya. 
Selanjutnya, berlatih secara terus menerus. Latihan menulis kalimat berbahasa Arab, latihan ini akan membantu penulis untuk meningkatkan kemampuannya dalam menulis qoshidah. Penulis dapat berlatih dengan menulis puisi, prosa, atau bahkan sekadar menulis kalimat-kalimat bahasa Arab. Atau sering-sering menulis quotes (iqtibasat) berbahasa Arab, dan juga sering membacanya. 

Selain sering-sering membaca dan menulis quotes, juga sering membaca qosidah-qosidah Arab, maka akan membantu penulis untuk memahami struktur dan gaya penulisan qosidah. Penulis dapat membaca qhosidah-qosidah Arab klasik, modern, atau bahkan qosidah-qosidah yang ditulis oleh penulis sendiri. Maka, ATM itu sangat membantu; amati (A), tiru (T) dan modifikasi (M). Ini kok hurufnya di dalam kurung?, agar tidak lari.wkwkwk

Toyyib, intinya; gunakan bahasa Arab yang baik dan benar. Buatlah qoshidah yang memiliki tema yang jelas dan menarik. Gunakan kata-kata yang indah dan bermakna. Susunlah qoshidah secara sistematis dan logis. Periksa kembali qoshidah untuk memastikan bahwa qoshidah tersebut sudah benar dari segi tata bahasa, kaidah penulisan, dan maknanya.
Teruslah berlatih!!!!. Selengkapnya dapat dibaca di buku ini (cara dan praktiknya).

Kamis, 16 November 2023

Kepalsuan, yang Balut Keindahan

Halimi Zuhdy

Ketika saya duduk di ruang tamu kantor, saya perhatikan bunga kuning yang begitu elok, terus saya pandangi, lama-lama mata saya jenuh tak menemukan keindahan kecuali warna yang melekat di bahan plastik itu. Saya dekati, tak ada aroma apa pun, tak menemukan kesegaran apa pun. Saya baru tersadar, bahwa bungan itu hanyalah palsu. 🥰

Bunga-bunga asli memiliki keelokan yang tak tergantikan oleh bunga buatan. Begitu juga dengan manusia yang memiliki keaslian dalam sifatnya; keunikan tersebut membuat mereka begitu indah. Keaslian dalam perilaku dan karakter manusia cenderung memancarkan pesona yang tak tergantikan, jauh melampaui kesan yang dibuat-buat atau palsu. Meski diubah atau disempurnakan, keaslian tetaplah yang menonjolkan keindahan sejati.

Saya kemudian merenung, bagaimana dengan manusia palsu. Walau asli, tapi sifatnya adalah kepalsuan belaka. Apalagi manusia yang benar-benar palsu, tubuhnya tak punya ruh, dan sifatnya yang tak bersifat. 

Keaslian adalah inti dari keindahan sejati. Seperti bunga asli yang memiliki pesona yang tak tergantikan oleh bunga buatan, manusia dengan sifat yang otentik dan asli jauh lebih menarik daripada yang mencoba untuk 'dibuat-buat'. Sifat yang alami, jujur, dan autentik pada manusia mencerminkan keindahan yang tak terpengaruh oleh upaya untuk berpura-pura atau menyesuaikan diri dengan harapan orang lain. Keaslian adalah apa yang membentuk ikatan yang tulus dan mendalam dengan orang lain, menciptakan pesona yang abadi dan tak terlupakan.

****
Kepalsuan itu mungkin sama dengan kemunafikan ya😁

Selamat atas Kelahiran Buku Terbaru Santri PP. Darun Nun


Walau tidak selalu ada kesempatan untuk mendampingi santri merajut kata-kata menjadi kalimat dan kemudian hadir dalam karya (buku). Tapi, bahagianya tidak terkira, sangat senang sekali. Buku baru itu, mirip dengan kelahiran bayi yang baru lahir ke dunia. 

Buku yang baru terbit dan kelahiran bayi memiliki beberapa persamaan, kedua peristiwa ini merupakan awal dari kehidupan baru. Buku yang terbit lahir dari ide dan gagasan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk tulisan. Bayi baru lahir dari rahim ibu dan memulai kehidupannya di dunia. 
Kedua peristiwa ini membutuhkan proses yang panjang dan penuh perjuangan. Penulis buku harus melewati proses brainstorming, riset, penulisan, dan penyuntingan. Ibu hamil juga harus melewati proses kehamilan selama sembilan bulan, serta persalinan yang terkadang bisa berlangsung lama dan menyakitkan. Entah, sebelum hamil, tentunya perjuangan begitu asyik.wkwkwk. 

Dan pastinya, kedua peristiwa ini disambut dengan sukacita oleh orang-orang terdekat. Keluarga dan teman-teman penulis buku akan menyambut kelahiran karyanya dengan penuh rasa syukur dan bangga. Keluarga dan kerabat ibu hamil juga akan menyambut kelahiran bayinya dengan penuh kebahagiaan. Santri, para asatidz, pengasuh dan tentunya para penulis bersuka ria atas lahirnya buku barunya. 
Kelahiran buku baru karya santri PP. Darun Nun memiliki keindahan tersendiri. Buku-buku ini lahir dari tangan-tangan santri yang masih muda dan penuh semangat belajar. Ide-ide yang tertuang dalam buku-buku tersebut merupakan hasil dari proses pembelajaran yang panjang dan mendalam. Terima kasih banyak kepada yang mendampinginya, terutama ustadz Aziz dan Ustadz Ilyas, ini buku yang kesekian. 

Kelahiran buku baru karya santri PP. Darun Nun juga menjadi simbol harapan baru, khususnya bagi pesantren Darun Nun. Buku-buku tersebut menunjukkan bahwa santri memiliki potensi yang besar untuk berkarya dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Santri-santri yang menulis buku tersebut telah melewati proses kreatif yang panjang. Mereka harus menggali ide, melakukan riset, dan menulis dengan penuh kesungguhan. Buku-buku tersebut tidak hanya berisi pengetahuan, tetapi juga pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat. 

***
"Karyanya biasa-biasa saja kok" kata orang yang iri, "ah, kamu bisa tah menulis!?" Sambut mas Kacong di balik jendela. 🤩

Selamat Ya Darunnun Nun

Kamis, 09 November 2023

Zionis; dari Nama Bukit ke Sebuah Gerakan Ekstrem

Halimi Zuhdy

Kata ini membuat darah mendidih, entah kenapa. Setiap mendengar Zionis, ada amarah yang memuncak. Saya coba mencari tahu dari berbagai mu'jam (kamus) berbahasa Arab, apa sih makna Zionis?!. 
Dalam bahasa Arab, kata Zionis adalah Shihyauniyah. Ia berasal dari kata "Shion", yang  berasal dari bahasa Suryani ܨܶܗܝܽܘܢ صِهيَون sebuah nama yang merujuk pada suatu tempat di Yerussalem. Ada juga yang menyebutkan dari bahasa Ibrani. Shion atau Zion, adalah nama bukit yang berada di Yerusalem. 

Shion (Arab/Ibrani) atau Zion (laten), adalah nama dari bukit, ada juga yang menyebutnya gunung yang berada di Yarussalem. Mengapa nama bukit ini yang digunakan?. Banyak sekali pendapat dalam hal ini, ada yang berpendapat karena zion (bukit) itu tempat suci

Zionisme merupakan gerakan politik ekstrem yang bermaksud mendirikan negara Yahudi di Palestina, dan ini sudah terjadi. Dan Zionis ingin menguasai dunia secara keseluruhan. Salah satu tujuan utama gerakan ini adalah membangun Bait Suci Salomo di Yerusalem untuk mendirikan kerajaan Yahudi di sana, serta mendorong imigrasi Yahudi ke Palestina dan pembelian tanah untuk mendirikan pemukiman-pemukiman Yahudi, ini sudah terjadi. Bisa dilihat di peta, betapa gerakan esktrem ini terus menggerus Palestina. Apalagi hari ini, ada pembunuhan massal di Gaza. 

Sejarah gagasan ini sangat kuno dan muncul terutama di Babel, di mana ia diwujudkan dalam janji tuhan yang mereka yakini, dan untuk mempertahankan identitas Yahudi sebagai etnis yang terpisah. Gerakan ini diorganisir sebagai entitas semi-militer yang sulit diintegrasikan dengan budaya lain. Betapa, negara yang baru lahir sudah memiliki persenjataan lengkap, dan kemungkinan mereka juga mempunyai nuklir. Tapi, masih malu-malu mengakui. 

Dalam Al-Aukan, bahwa Alkitab dan Talmud adalah dua sumber utama yang membentuk gerakan ini sepanjang sejarah. Gerakan ini bergantung pada konsep-konsep agama dan ras yang tertutup serta berbagai periode sejarah untuk membentuk visinya. Gerakan ini tidak pernah enggan untuk mengungkapkan kebenciannya dan konspirasinya terhadap umat manusia secara terang-terangan. Dari ini, kita dapat memahami bahwa Zionisme adalah gerakan dengan akar yang dalam dan pengaruh sejarah yang rumit, dengan dampak besar pada sejarah dan situasi di Timur Tengah.

Istilah "Zionis" digunakan untuk merujuk kepada para pendukung gerakan ini, yang bertujuan untuk membangun dan mempertahankan negara Yahudi di tanah Israel. Nama "Zionis" digunakan untuk menggambarkan keyakinan dan tujuan gerakan politik-kebangsaan ini, yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan dan pemulihan nasional Yahudi.

Sampai kapan gerakan ini selesai? Sampai tidak terbatas. Dan sudah sangat jelas, bahwa mereka datang untuk sebuah penjajahan, membangun negara!. Kalau membangun negara, pastilah mereka merebut sebuah negara yang pernah hadir di muka bumi, yaitu Palestina. Dan hal ini sangat rumit sekali, rumit dengan berbagai pandang para pengamat. 

Cukup dulu, capek ngomong Zionis. Kalau sudah ngeyel, dan merasa tanah sendiri, maka mereka tidak akan pernah menyerah, walau sebenarnya mereka merampas dan menjajah.

Selasa, 07 November 2023

Menilik Makna Misykat

Halimi Zuhdy

Entah, tiba-tiba teringat kata Misykat dalam Al-Qur’an. Kemudian timbul pertanyaan, perbedaan misykat dan mishbah, dan apa arti kata Misykat?. 

Misykat dalam Alankaa berasal dari bahasa Habasyiah (Etiopia) yaitu maskōt: መሰኮት, artinya: jendel (nafidzah) dan lubang (kuwah). Ibnu Zaid bin Ali dan Az-Zarkasyih berpendapat bahwa Misykat (المشكاة) adalah lubang kecil di dinding yang tidak memiliki saluran keluar, dan juga ada yang berpendapat bahwa kata zujajah (زجاجة) dapat digunakan untuk merujuk pada Misykat. 

Sedangkan Al-Jawaliqi yang mengutip Ibnu Qutaibah, bahwa Misykat adalah istilah untuk lubang  dalam bahasa Habasyah (Etiopia), sedangkan Imam As-Suyuti, Ibnu Abi Hatim dari Mujahid yang mengatakan bahwa Misykat adalah kata yang digunakan untuk merujuk pada 'lubang' sedangkan dalam kamus bahasa Parsi, Misykat diartikan sebagai 'tempat di mana lampu diletakkan'.

Dalam Islam, Misykat memiliki beberapa hal penting dan simbolisme agama. Salah satu peran utamanya adalah sebagai sumber cahaya. Misykat digunakan di masjid dan bangunan keagamaan lainnya untuk memberikan cahaya pada tempat tersebut. Fungsi ini memberikan pemahaman tentang kepraktisan Misykat dalam pengaturan pencahayaan di tempat-tempat ibadah. 

Selain itu, sebagaimana sumber cahaya, juga memiliki peran dalam seni dan estetika. Dalam konteks ini, Misykat digunakan untuk tujuan dekoratif dan menambahkan elemen keindahan pada suatu tempat. Penggunaannya sebagai elemen dekoratif dapat memberikan sentuhan estetika yang memperkaya tampilan suatu ruangan.

Lebih dari sekadar penggunaan praktis dan dekoratif, Misykat juga memiliki makna mendalam dalam konteks agama Islam. Dalam agama Islam, Misykat melambangkan cahaya, yang mencerminkan petunjuk, hikmah, dan ilmu. Al-Quran menggambarkan Allah sebagai "نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ" (Cahaya langit dan bumi) dalam Surah An-Nur (Ayat 35). Dalam ayat ini, Allah membandingkan cahaya-Nya dengan Misykat yang berisi lampu yang diberi minyak dari pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur atau barat.

Penggambaran ini menggambarkan bahwa cahaya Allah adalah sumber dari segala cahaya di alam semesta ini, dan hanya Dia yang memberikan petunjuk kepada manusia. Oleh karena itu, Misykat menjadi simbol penting dalam Islam, mengingatkan umat Islam akan peran cahaya sebagai metafora untuk petunjuk dan hikmah yang datang dari Allah.

Jumat, 03 November 2023

Asal Kata Umat

Halimi Zuhdy

Anak-anak dan perempuan yang dibunuh baik dalam suatu peperangan atau lannya, akan dapat memutus generasi suatu bangsa. Seorang ibu yang dibantai, dibunuh dan dihanguskan di muka bumi, seperti menghancurkan suatu umat. Mengapa? Kalau kita tilik dari asal katanya, kata "umat" dari um (ibu). 

Kata "umat" dalam bahasa Arab disebut sebagai "أمة" (umma). Kata ini memiliki asal dan akar katanya yang terkait dengan konsep komunitas atau kelompok orang yang memiliki kesamaan dalam agama, budaya, atau tujuan tertentu. Akar kata "أمة" (umma) adalah "أم" (umm), yang berarti "ibu" dalam bahasa Arab.

Konsep umat dalam konteks agama, khususnya dalam Islam, merujuk pada kelompok umat Muslim yang memiliki kesamaan keyakinan dan mengikuti ajaran Islam. Kata ini muncul dalam Al-Quran untuk merujuk pada komunitas Muslim yang satu. Konsep ini penting dalam konteks agama karena menggambarkan persatuan dan solidaritas di antara umat Islam.

Kata "umat" juga digunakan dalam konteks sosial dan politik, mengacu pada kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan tujuan atau pandangan tertentu. Kata "أمة" (umma) mencerminkan ide kesatuan, persatuan, dan identitas bersama dalam kelompok yang lebih besar.

Kata "الأمة" (umma) adalah salah satu istilah yang muncul bersamaan dengan kelahiran Islam, mirip dengan istilah-istilah seperti "الكفر" (kufur) dan "النفاق" (nifaq). Secara linguistik, "الأمة" (umma) berarti kelompok orang yang berkumpul dalam satu arah atau tujuan tertentu. Namun, dalam konteks istilah dan hukum Islam, Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad menyiratkan berbagai makna yang penting.

Makna istilah "الأمة" (umma) dalam Islam mengacu pada kelompok orang yang memiliki pesan atau ajaran yang sama. Ada dua elemen utama yang membentuk umat, yaitu manusia dan pesan. Pesan ini disebut sebagai "الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر والإيمان بالله" (amar ma'ruf nahi munkar dan iman kepada Allah). Manusianya bisa berupa individu tunggal, seperti contoh Nabi Ibrahim, atau sekelompok orang, seperti dalam hadis tentang Zaid bin Amr bin Nufail. Selain itu, umat juga dapat dijelaskan sebagai kelompok yang mengetahui dan mempraktikkan kebaikan, tunduk kepada Allah, dan mengikuti ajaran agama dengan patuh.

Dengan demikian, istilah "الأمة" (umma) dalam konteks Islam merujuk pada kelompok orang yang memiliki keyakinan dan tujuan bersama, serta mengikuti ajaran agama Islam. Ini adalah konsep penting dalam pemahaman agama Islam dan persatuan umat Muslim.

Marja' dalam tulisan di atas diambil dari beberapa sumber; mu'jam musthalahat, mafhum al-ummat wa khashaisuha li syekh ridha

***
Kata "umat" dalam Al-Qur'an sangat variatif dan sangat banyak sekali pendapat. Dan Insyallah, akan diulas pada kesempatan yang lain.

Senin, 30 Oktober 2023

Gerbong Berbeda, Tujuan Sama, Tak Usah Gengsi

Gerbong Berbeda, Tujuannya Sama, Tak Perlu Gengsi!

Halimi Zuhdy

Seringkali ketika saya naik kereta api kelas ekonomi atau kendaraan lainnya yang dianggap biasa-biasa saja, selalu ada saja yang komentar. "Kok naik kelas ekonomi, capek lo", "Tidak bisa tidur, tempatnya duduknya berdiri lo", "Sudah dibayarin, kok naik kelas ekonomi!". "Kok gak gengsi sih, naik kelas ekonomi, eman ya uangnya?!". "Pejabat kok naik ekonomi" Dan masih banyak sekali narasi-narasi yang muncul dari kawan-kawan atau kolega, ketika menaiki kendaraan dengan kelas tertentu. 

Agak risih sih, ketika ditanya persoalan kelas. Apa bedanya kelas ekonomi, bisnis, eksekutif dan luxury?. Bukankah goyangannya sama?, keretanya sama? Sampainya sama? Hanya yang membedakan fasilitasnya, itu pun sama-sama ada tempat duduknya. Bedanya pasti ada, mungkin ada hiburan, internet, meja, dan fasilitas lainnya. Tetapi, tetap saja kan sampainya sama.
Terkadang, bagi beberapa orang, bukan pada letak fasilitasnya, tetapi pada gengsinya. Terkadang lo!. Kalau naik kelas ekonomi, takut dikira kelas kere, tidak mewah, irit, dan berbagai persangkaan lainnya. Atau sebaliknya, bila naik kelas mewah, agar dikira berkelas, menghilangkan gengsi dan tidak ketika bertemu dengan temannya agar tidak malu bila ditanya.

Kalau hanya "Gengsi", rugi banget. Tidak hanya naik kereta api, apa pun. Karena orang yang suka gengsi akan tersiksa. Pakai baju tersiksa, pakai tas tersiksa, pakai kendaraan tersiksa, dan selalu tersiksa. Enak hidup apa adanya, tidak butuh gengsi-gengsian. Bukankah, hidup apa adanya dan sesukanya, tanpa tergantung pada orang "gengsi" adalah sesuatu yang paling indah. 

Banyak orang yang tersiksa, karena harus "dibuat-dibuat, dan membuat-buat". Satu sisi dan suatu saat, mungkin butuh dan harus, tetapi tidak selalu. "Gak punya uang kok makan daging sapi, cukup makan tempe, tidak usah dipaksa makan daging sapi, bukannya yang penting kenyang".  

Ketika kita memasuki kabin kereta api, kelas apapun yang kita pilih seharusnya tidak menjadi batasan untuk menikmati keajaiban perjalanan. Apakah itu kelas ekonomi, bisnis, eksekutif, atau luxury, kita semua memiliki tiket untuk mengalami keindahan perjalanan di dalam kereta. Kursi yang kita tempati, seakan menjadi tempat penitipan harapan, mimpi, dan cerita hidup yang beragam. Ah, masih mikir tiket!!

Kelas apa pun yang kita pilih, tinggal kita menikmatinya, maka kita akan menemukan bunyi roda kereta yang berdenting di rel, dan matahari yang memancarkan cahayanya melalui jendela. Tidak perlu gengsi atau malu karena, pada akhirnya, tujuan kita semua adalah sampai ke destinasi yang sama. Ekonomi yes! Tidak perlu gengsi. Apa pun, yang penting halal. 

Setiap perjalanan kereta api adalah petualangan, dan pesona sejati terletak dalam perjalanan itu sendiri, bukan hanya dalam tipe kursi yang kita pilih. Sehingga, biarkan kereta api membawa kita bersama-sama dalam pengalaman yang tak ternilai harganya, sambil merayakan keanekaragaman yang membuat setiap perjalanan begitu istimewa.

Oye, selamat menikmati hidup, tidak usah menikmati kelas. Wong, sampainya sama. Hanya beda gerbong saja. 🤩

Rabu, 18 Oktober 2023

Mengapa Gaza di Palestina disebut Gaza?

Halimi Zuhdy

Gaza bukan bukan sebuah kota yang baru dibangun. Ia adalah kota tua dengan nama yang juga sudah sangat dikenal sejak dulu. Gaza ditinggali mulai 15 SM. Gaza sebagaimana  Palestina juga memiliki sejarah nama, kalau kata Palestina dalam Al-Maudhu berasal dari kata “Philistia” (dalam bahasa Inggris: Philistia), yaitu kata yang diberikan oleh para penulis Yunani kepada bangsa Palestina yang menguasai tanah ini pada abad ke-12 SM, yang terletak di pantai selatan antara Jaffa dan Gaza. Pada abad kelima SM ketika sejarawan Herodotus menggunakan kata "Palaistina" untuk merujuk pada jalur pantai yang dihuni oleh orang Filistin

Bagaimana dengan Kata Gaza?

Gaza atau Gazza dinamakan Gaza berdasarkan beberapa teori dan interpretasi. Salah satu teori menyebutkan bahwa Gaza  berasal kata gazzah  (منعة والقوة) yang berarti "kekuatan dan keberanian," mengisyaratkan bahwa penduduk Gaza kuat dan berani. Ada juga yang mengatakan bahwa kata Gaza  memiliki arti "الثروة" yang berarti "kekayaan." Beberapa sejarawan mengartikan Gaza sebagai "المميزة" atau "المختصة" untuk menunjukkan kedudukannya yang istimewa di antara tempat-tempat lain.

Nama Gaza telah berubah seiring berjalannya waktu dan berbagai peradaban yang pernah mendiami atau berinteraksi dengan wilayah tersebut. Misalnya, orang Ibrani menyebutnya "عزة" (Azza), orang Kanaan menyebutnya "هزاتي" (Hazati), dan orang Mesir menyebutnya "غزاتو" (Gazato). Selama masa kekuasaan Asyur dan Yunani, mereka menyebutnya "عزاتي" (Azati). Selama masa Perang Salib, namanya berubah menjadi "غادرز" (Gadara). Namun, nama Arab "غزة" (Gaza) tetap digunakan oleh orang Turki. (dalam Al-Wathan)
Selain itu, Gaza juga dikenal sebagai tempat yang makmur, terutama dalam perdagangan wewangian, karavan, dan rempah-rempah. Karena perdagangan ini, Gaza dikenal sebagai "سيدة البخور" atau "Nyonya Wewangian." Selain itu, wilayah ini dinamakan Gaza Hashem (Gaza al-Hashem) untuk menghormati Hasyim bin Abd Manaf, kakek Nabi Muhammad SAW. Hasyim adalah tokoh penting dalam sejarah Mekah dan merupakan nenek moyang Nabi Muhammad.

Dan perlu diingat bahwa nama Gaza telah berubah sepanjang sejarahnya dan mungkin tidak ada penjelasan tunggal yang sepenuhnya memahami asal-usul nama ini.

****
Sejarah panjang, tentang Gaza terlalu panjang diurai, sedikit yang penulis ambil dari Al-Wathan dalam Nubdzah-nya. Gaza, sebuah kota yang bersejarah, telah memainkan peran penting dalam berbagai periode sejarah, termasuk selama pemerintahan Kesultanan Ustmaniyah (Ottoman). Gaza adalah wilayah administratif yang dikenal sebagai "sancak" atau "liwa" di wilayah Syam, dan pada waktu tertentu, ia tergabung dalam wilayah pemerintahan Sidon dan kemudian Yerusalem.

Pada akhir abad ke-18, setelah kampanye Prancis yang sukses di Mesir pada tahun 1798, perhatian Napoleon Bonaparte beralih ke Palestina. Pada tahun 1799, Napoleon melakukan ekspedisi menuju Gaza, yang pada saat itu merupakan pusat penting dalam aspek militer dan ekonomi. Napoleon menggambarkan Gaza sebagai "pos perbatasan utama ke Afrika dan pintu ke Asia." Pada tanggal 24 Februari 1799, pasukan Prancis berhasil merebut Gaza, namun karena berbagai kesulitan, resistensi, dan wabah penyakit, Napoleon terpaksa mundur dari seluruh kota di wilayah Syam.

Pada tahun 1831, Muhammad Ali Pasha, penguasa Mesir, mengirim ekspedisi militer ke Palestina yang dipimpin oleh putranya, Ibrahim Pasha. Gaza jatuh tanpa perlawanan yang berarti, tetapi akibat masalah internal, pasukan Mesir terpaksa mundur pada tanggal 19 Februari 1841.

Ketika Perang Dunia I pecah, Gaza, seperti sebagian besar Palestina, menjadi medan pertempuran. Pasukan Inggris mencoba untuk merebut kota ini, tetapi mereka gagal dalam dua pertempuran awal pada tahun 1917. Akhirnya, dalam pertempuran ketiga yang berlangsung selama enam hari, pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Allenby berhasil merebut Gaza pada tanggal 7 Oktober 1917. Pada saat itu, Gaza telah menjadi tujuan penting dalam sejarah militer.

Setelah Perang Dunia I, Gaza tetap di bawah kendali Kesultanan Ottoman hingga berakhirnya perang. Namun, peranannya sebagai pusat ketegangan dan perubahan kepemilikan terus berlanjut. Kemudian, di tahun 1948, ketika Palestina mengalami tragedi Nakba, Gaza jatuh di bawah pemerintahan Mesir. Status ini berlangsung hingga tahun 1967, ketika Israel merebut Gaza dan sebagian besar wilayah Palestina selama Perang Enam Hari.

Sejak itu, Gaza telah menjadi saksi perubahan politik dan perjalanan sejarah yang sulit. Pada tahun 1993, berdasarkan Kesepakatan Oslo, Palestina mendirikan Otoritas Palestina, yang memulihkan beberapa bentuk kedaulatan di wilayah tersebut.

Sejarah Gaza adalah kisah perubahan yang terus berlanjut, perjuangan, dan perebutan kekuasaan selama berabad-abad, mencerminkan kompleksitas sejarah Timur Tengah yang begitu kaya dan beragam.

Duh! Kini, Gaza mengalirkan darah hitam dan coklat! Mari kita doakan

Malang-Jakarta, 18 Okt 2023

Mengapa Gaza di Palestina disebut Gaza?

Mengapa Gaza di Palestina disebut Gaza?

Halimi Zuhdy

Gaza bukan bukan sebuah kota yang baru dibangun. Ia adalah kota tua dengan nama yang juga sudah sangat dikenal sejak dulu. Gaza ditinggali mulai 15 SM. Gaza sebagaimana  Palestina juga memiliki sejarah nama, kalau kata Palestina dalam Al-Maudhu berasal dari kata “Philistia” (dalam bahasa Inggris: Philistia), yaitu kata yang diberikan oleh para penulis Yunani kepada bangsa Palestina yang menguasai tanah ini pada abad ke-12 SM, yang terletak di pantai selatan antara Jaffa dan Gaza. Pada abad kelima SM ketika sejarawan Herodotus menggunakan kata "Palaistina" untuk merujuk pada jalur pantai yang dihuni oleh orang Filistin

Bagaimana dengan Kata Gaza?

Gaza atau Gazza dinamakan Gaza berdasarkan beberapa teori dan interpretasi. Salah satu teori menyebutkan bahwa Gaza  berasal kata gazzah  (منعة والقوة) yang berarti "kekuatan dan keberanian," mengisyaratkan bahwa penduduk Gaza kuat dan berani. Ada juga yang mengatakan bahwa kata Gaza  memiliki arti "الثروة" yang berarti "kekayaan." Beberapa sejarawan mengartikan Gaza sebagai "المميزة" atau "المختصة" untuk menunjukkan kedudukannya yang istimewa di antara tempat-tempat lain.

Nama Gaza telah berubah seiring berjalannya waktu dan berbagai peradaban yang pernah mendiami atau berinteraksi dengan wilayah tersebut. Misalnya, orang Ibrani menyebutnya "عزة" (Azza), orang Kanaan menyebutnya "هزاتي" (Hazati), dan orang Mesir menyebutnya "غزاتو" (Gazato). Selama masa kekuasaan Asyur dan Yunani, mereka menyebutnya "عزاتي" (Azati). Selama masa Perang Salib, namanya berubah menjadi "غادرز" (Gadara). Namun, nama Arab "غزة" (Gaza) tetap digunakan oleh orang Turki. (dalam Al-Wathan)
Selain itu, Gaza juga dikenal sebagai tempat yang makmur, terutama dalam perdagangan wewangian, karavan, dan rempah-rempah. Karena perdagangan ini, Gaza dikenal sebagai "سيدة البخور" atau "Nyonya Wewangian." Selain itu, wilayah ini dinamakan Gaza Hashem (Gaza al-Hashem) untuk menghormati Hasyim bin Abd Manaf, kakek Nabi Muhammad SAW. Hasyim adalah tokoh penting dalam sejarah Mekah dan merupakan nenek moyang Nabi Muhammad.

Dan perlu diingat bahwa nama Gaza telah berubah sepanjang sejarahnya dan mungkin tidak ada penjelasan tunggal yang sepenuhnya memahami asal-usul nama ini.

****
Sejarah panjang, tentang Gaza terlalu panjang diurai, sedikit yang penulis ambil dari Al-Wathan dalam Nubdzah-nya. Gaza, sebuah kota yang bersejarah, telah memainkan peran penting dalam berbagai periode sejarah, termasuk selama pemerintahan Kesultanan Ustmaniyah (Ottoman). Gaza adalah wilayah administratif yang dikenal sebagai "sancak" atau "liwa" di wilayah Syam, dan pada waktu tertentu, ia tergabung dalam wilayah pemerintahan Sidon dan kemudian Yerusalem.

Pada akhir abad ke-18, setelah kampanye Prancis yang sukses di Mesir pada tahun 1798, perhatian Napoleon Bonaparte beralih ke Palestina. Pada tahun 1799, Napoleon melakukan ekspedisi menuju Gaza, yang pada saat itu merupakan pusat penting dalam aspek militer dan ekonomi. Napoleon menggambarkan Gaza sebagai "pos perbatasan utama ke Afrika dan pintu ke Asia." Pada tanggal 24 Februari 1799, pasukan Prancis berhasil merebut Gaza, namun karena berbagai kesulitan, resistensi, dan wabah penyakit, Napoleon terpaksa mundur dari seluruh kota di wilayah Syam.

Pada tahun 1831, Muhammad Ali Pasha, penguasa Mesir, mengirim ekspedisi militer ke Palestina yang dipimpin oleh putranya, Ibrahim Pasha. Gaza jatuh tanpa perlawanan yang berarti, tetapi akibat masalah internal, pasukan Mesir terpaksa mundur pada tanggal 19 Februari 1841.

Ketika Perang Dunia I pecah, Gaza, seperti sebagian besar Palestina, menjadi medan pertempuran. Pasukan Inggris mencoba untuk merebut kota ini, tetapi mereka gagal dalam dua pertempuran awal pada tahun 1917. Akhirnya, dalam pertempuran ketiga yang berlangsung selama enam hari, pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Allenby berhasil merebut Gaza pada tanggal 7 Oktober 1917. Pada saat itu, Gaza telah menjadi tujuan penting dalam sejarah militer.

Setelah Perang Dunia I, Gaza tetap di bawah kendali Kesultanan Ottoman hingga berakhirnya perang. Namun, peranannya sebagai pusat ketegangan dan perubahan kepemilikan terus berlanjut. Kemudian, di tahun 1948, ketika Palestina mengalami tragedi Nakba, Gaza jatuh di bawah pemerintahan Mesir. Status ini berlangsung hingga tahun 1967, ketika Israel merebut Gaza dan sebagian besar wilayah Palestina selama Perang Enam Hari.

Sejak itu, Gaza telah menjadi saksi perubahan politik dan perjalanan sejarah yang sulit. Pada tahun 1993, berdasarkan Kesepakatan Oslo, Palestina mendirikan Otoritas Palestina, yang memulihkan beberapa bentuk kedaulatan di wilayah tersebut.

Sejarah Gaza adalah kisah perubahan yang terus berlanjut, perjuangan, dan perebutan kekuasaan selama berabad-abad, mencerminkan kompleksitas sejarah Timur Tengah yang begitu kaya dan beragam.

Duh! Kini, Gaza mengalirkan darah hitam dan coklat! Mari kita doakan

Malang-Jakarta, 18 Okt 2023

Rabu, 11 Oktober 2023

Mengapa Hamas Menggunakan " Thufan al-Aqsa" (Badai) dalam Serangannya ke Israel?

Halimi Zuhdy

"Badai Al-Aqsa" ini terjemahan dari Thaufanul Aqsa. Kata yang fantastis, bergelora, bergemuruh dan dahsyat. Apa itu thaufan (طوفان)? Thaufan dalam bahasa Arab adalah banjir bah yang menenggelamkan (faidhan), peristiwa besar, gelombang dahsyat yang seringkali terjadi dan berurutan, serta membawa kematian yang banyak (Mausu'ah Al-Musthalahat al-Islamiyah).
Kata Thaufan itu juga sebuah pesan keimanan. Bukan hanya sebuah badai yang menghantam, mematikan dan menenggelamkan, tetapi bagaimana menjadi beriman dan akibat ketidak percayaan sama Allah. Ia peristiwa badai yang merujuk pada utusan Allah, Nuh Alaihissalam, yang direkam dalam Al-Qur'an. Thaufan tersebut menyebabkan banjir besar yang merendam seluruh bumi dan hanya Nabi Nuh beserta pengikutnya yang selamat dalam bahtera yang telah dibangun atas perintah Allah.

يطلق مصطلح (الطوفان) أيضا في باب الإيمان بالرسل ويراد به طوفان نوح عليه السلام وهو:( فيضان عظيم حصل بسبب طغيان قومه وفسادهم في الأرض)

Kata "Thaufan" berasal dari thauf (tawaf), yaitu mengelilingi. Perputaran suatu benda yang mengelilingi benda lainnya. Seperti seorang yang tawaf yang mengelilingi Ka'bah. Taufah (Topan), adalah angin kencang mengelilingi sesuatu. Dalam  "detik" angin topan adalah pusaran angin yang sangat kencang hingga mencapai kecepatan 120 km per jamnya hingga pada level tertinggi bisa mencapai 250 km per jam (detik). 

Penggunaan kata Thufan dalam serangan ke Israel, memberikan pesan yang kuat, bukan hanya untuk orang-orang Yahudi di dekat jalur Gaza dan yang berada di Israel, tetapi untuk dunia. Pesan penting, suara bom bukan hanya untuk didengar di sekitar bom meledak, tetapi bagaimana suara ini bergelegar melebihi Nagasaki dan Hiroshima. Bukan seberapa besar serangannya, tetapi seberapa kuat pesan untuk dunia. Dan Hamas sudah membuktikan pesan itu pada tanggal 7 Oktober 2023. Banyak orang menyalahkan serangan itu, ketika itu, tapi banyak juga yang lupa, betapa badai serangan Israel itu tidak terhitung. Bertubi-tubi, bukan hanya sehari dua hari tapi sepanjang tahun. Tapi, apakah ada yang membela? Allahu'alam.

Selanjutnya, mengapa menggunakan kata "Al-Aqsha", tidak menggunakan Badai Palestina, Badai Gaza, Badai Hamas, dan Badai lainnya?. Al-Aqsa adalah nama Masjid yang sangat masyhur dari zaman ke zaman. Dan sebuah simbol agung. 

Al-Aqsa adalah salah satu situs suci dalam agama Islam, yang membuatnya menjadi simbol penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Menggunakan istilah "Badai Al-Aqsa" dapat memanfaatkan simbolisme ini untuk memotivasi dan mempersatukan pendukung atau orang-orang palestina atau umat yang peduli terhadap Al-Aqsa. Dengan mengaitkan serangan Hamas dengan Al-Aqsa, Hamas dapat menciptakan agitasi emosional di kalangan pendukung mereka, mendorong lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam perlawanan.

Dan juga, penggunaan Al-Aqsa dapat digunakan sebagai alat propaganda untuk menggambarkan konflik mereka sebagai upaya untuk melindungi situs suci Islam, meskipun konflik tersebut mungkin memiliki dimensi politik dan militer yang lebih luas. Dengan merujuk pada Al-Aqsa, Hamas dapat mencoba memobilisasi lebih banyak massa dan dukungan di seluruh dunia Arab dan Muslim.

Entah. Ini hanya menilik kata-kata yang digunakan Hamas dalam serangannya. Dan semua berita, terutama di Timur Tengah, menulis طوفان الاقصى, tulisan besar dan menjadi berta hangat. 

Semoga pesan mereka sampai!. Pada hati yang merindu. 


Kamis, 05 Oktober 2023

Buku Minah Al-Madhi, Para Sahabat Nabi yang Penyair

Halimi Zuhdy

Dalam pengantar Buku "Minah Al-Madhi", dijelaskan kedudukan Puisi Arab di kalangan orang Arab sangat penting. Puisi dianggap sebagai alat komunikasi yang kuat, media budaya, seni, dan bahkan alat pendidikan dalam masyarakat Arab pada masa itu. Puisi bukan hanya sebagai kumpulan kata-kata indah, melainkan juga berfungsi sebagai alat pers, radio, dan bahkan budaya secara keseluruhan.
Selain itu, tulisan tersebut juga menggarisbawahi fakta bahwa banyak dari sahabat Nabi Muhammad SAW ternyata adalah penyair atau memiliki pemahaman yang mendalam tentang puisi Arab. Mereka menghasilkan puisi untuk memuji dan mendukung perjuangan umat Islam pada saat itu. Puisi dijadikan sarana untuk mendukung agama Islam dan memperkuat dakwah.

Dalam buku ini juga menyoroti bahwa dalam budaya Arab, puisi memiliki kekuatan besar. Satu bait puisi bisa mengangkat suku bangsa atau meruntuhkannya. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Arab pada masa itu untuk memahami dan menghargai keindahan puisi dan kekuatannya.

Terakhir, tulisan tersebut mencerminkan betapa pentingnya puisi dalam pemahaman mereka terhadap Al-Quran. Para penyair dan sastrawan saat itu sangat terlibat dalam memahami dan mengapresiasi keindahan ayat-ayat Al-Quran, sehingga bisa menjelaskan mengapa begitu banyak penyair dan intelektual terlibat dalam menjelaskan pesan Al-Quran dan keajaibannya.

****
Kitab yang sangat menarik ini bisa didownload di internet, membaca setiap rajutan para sahabat yang penyair seperti melihat mutiara-mutiara indah, dan agak malas beranjak dari kursi untuk meninggalkan bait-bait pujian pada Nabi Muhammad ini.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0cFD3xS3kpeHLwwUiBKdi2zGEVXUbVkxE9KFhD8QcJiNwbJ4Ahsj7D88gvJMcK8JVl&id=1508880804&mibextid=Nif5oz

Mengapa Orang Arab Perlu Menuliskan Syi'ir?



"Al-Hasan bin Rashiq al-Qairawani," seorang sastrawan terkemuka dari masa Arab awal, membahas aspek menarik dalam sejarah puisi Arab kuno. Dia menyatakan bahwa pada awalnya, kata-kata Arab tersebar tanpa urutan (nasrt), tetapi kemudian orang Arab merasa perlu untuk menyanyikan/menuliskan keutamaan moral mereka, kekhasan budaya mereka, mengingat hari-hari baik mereka, dan tanah air mereka yang penuh kenangan.
Dia mengatakan, "Semua kata-kata tersebar begitu saja, maka orang Arab perlu untuk menyanyikan kebaikan akhlak mereka, kemuliaan akar leluhur mereka, mengingat hari-hari baik mereka dan tanah air mereka yang indah. Ini akan menginspirasi jiwa mereka untuk kebaikan dan mendidik anak-anak mereka tentang perilaku yang baik."

Dia melanjutkan, "Mereka [orang Arab] kemudian berpikir bahwa mereka menemukan cara untuk menyusun kata-kata ini dan membuatnya berimbang dalam puisi. Ketika mereka berhasil melakukannya, mereka menyebutnya sebagai 'syair' karena mereka merasakannya dengan mendalam (syu'ur)."

Dengan kata-kata ini, kita bisa merasakan kekayaan budaya Arab kuno dan bagaimana puisi menjadi bagian integral dari identitas mereka, menjadi sarana untuk mengekspresikan nilai-nilai dan etika mereka yang mendalam.

Sumber : “Kitab Sejarah Adab Arab”: Al-Rafi’i, vol.3, hal.17 (sumber dari IG Hadharatul Arab wal Muslimin)

Minggu, 24 September 2023

Membaca Ayat Kehidupan

Halimi Zuhdy

Membaca Ayat ini, seperti belajar kehidupan ratusan tahun. Mengapa?. Karena banyak orang yang sudah belajar tetapi belum memahami bahwa kehidupan ini penuh dengan sinergitas. Tidak semua orang harus dituntut menjadi kaya, bagaimana andai semua orang kaya? Terus siapa yang akan bekerja untuk memenuhi orang yang kaya tersebut?!. Dan tidak juga semuanya harus hidup miskin, terus siapa yang memberikan lapangan pekerjaan pada mereka miskin?!. 
Semuanya seperti paku dan kayu, tidak semuanya harus menjadi kayu, atau semuanya menjadi paku. Demikian juga, tidak semua harus menjadi jarum yang keras, tetapi ada menjadi kain yang lembut. Bisa dibayangkan andai jarum lembut seperti benang, dan bisa dibayangkan andai kain keras seperti jarum, maka tidak akan bisa menjadi pakaian sehari!. Beda lagi dengan baju perang lo....🤩. 

Apakah semua orang dituntut sehat?!. Ia dong, tapi pada kenyataannya tidak semua orang sehat kan?! Ada yang sakit dan sakit-sakitan. Kalau semuanya orang sehat, siapa yang mau menjadi dokter, pasti tidak laku.wkwkw. (maaf guyon nich). Maka, orang yang lahir ke muka bumi bermacam-macam, di situlah rahmat yang sangat luar biasa. Sehingga terjadi sinergisitas antar masnusia. Dan dilarang iri dan dengki, karena sudah dibagi-bagi, karena dengan kedengkian dan iri hati akan merusak sinergisitas. Benar tidak ya?! 🥰

Artinya, hidup itu sudah diatur oleh Allah, sudah dibagi-bagi dengan perannya,  dan tugas manusia adalah taat atas perintahnya dan bersyukur atas segala pemberiannya. 

Mana Ayatnya?!!!! Ini nich. Keren lo. 

﴿أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ﴾
[ الزخرف: 32]

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

Terbayang tidak, orang kaya berhenti mencari kekayaan? Setelah menjadi kaya, apakah mereka selalu merasakan bahagia? Belum tentu kan!?. 

Kebahagiaan bukan karena menjadi kaya. Kebahagiaan apabila bersyukur atas apa yang telah didapatkan, diperoleh, dan dihasilkan. Maka, tidak menunggu bahagian kemudian bersyukur, tetapi bersyukurlah maka akan menemukan kebahagiaan. 

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0fXSoqiZYcG5cjZneyKa6Tu7KXZeeRqcJkAqZktwsZLbLT3ytQD2SpQsLaLit8xPtl&id=1508880804&mibextid=ZbWKwL

Demikian pula dengan jabatan, kemasyhuran, dan lainnya. Ia tidak akan pernah selesai, tidak akan pernah puas, bahkan akan terus dicari, diburu, dikejar walau sampai ke lubang semut. Yang mampu meredam dari sekian ketidakpuasan adalah syukur. Syukur karena qanaah (merasa cukup) terhadap pemberiaan-pemberian Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah;

كُنْ وَرعًا تَكنْ أعبدَ الناسِ، وكنْ قنعًا تكنْ أشكرَ الناسِ

“Jadilah seorang yang wara’, niscaya engkau menjadi manusia yang paling baik dalam beribadah. Dan jadilah seorang yang qana’ah, niscaya engkau menjadi manusia yang paling bersyukur”.

Dalam al-Qur'an ada beberapa kepastian apabila seseorang melakukan sesuatu,  di antaranya adalah bersyukur

(وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَىِٕن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِیدَنَّكُمۡۖ وَلَىِٕن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِی لَشَدِیدࣱ)

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” [Surat Ibrahim 7]

Apa yang ditambah? Dalam Tafsir Al-Alusi, seseorang akan bertambah nikmatnya, ketaatannya kepada Allah, dan selalu ridha akan pemberianNya. Dalam Tafsir Al-Razi, akan bertambah nikmat ruhaniah dan nikmat jasadiyah. Ruhaniah, ia akan semakin taat kepada Allah, selalu sibuk bersyukur atas apa yang diberikanNya, selalu berbuat baik kepada orang lain, dan selalu mencari bagaimana ia dicintai Allah. Sedangkan jasadiyah, ia diberikan nikmat yang lebih, sedangkan kadarnya Allah yang Maha Tahu, karena setiap orang diberikan kadar yang berbeda.

Sebanyak apapun materi, semasyhur apapun sebuah nama, setinggi apapun pangkat, tidak akan pernah merasakan kebahagiaan, apabila tidak ada syukur di dalamnya. Tetapi sebaliknya, di gubuk yang reot, mengais-ngais sampah, tidak pernah terbaca khalayak, tetapi syukur selalu mengembang dalam dirinya, maka kebahagiaan akan selalu dirasakannya.

Imam Hasan al-Bashri berkata, “Sesungguhnya Allah memberi nikmat kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Jika seseorang tidak mensyukurinya, maka nikmat tersebut berbalik jadi siksa.”

***
Berdonasi Yuk..! untuk Pembangunan *Pesantren Darun Nun,* Pesantren Berkarya untuk Agama dan Bangsa. 
👇
🔘BSI : *7243351698* (Yayasan Darun Nun Kota Malang)
🔘BTN: *0911401500041062* (Pondok Pesantren Darun Nun)

Minggu, 17 September 2023

Anak-Anak Ramai di Masjid, Dilarang atau Dibiarkan!


Halimi Zuhdy

Masjid yang terletak di tengah perkampungan atau perumahan, dengan riuh ramai anak-anak menjadi permasalahan tersendiri. Keluhan dari jamaah semakin sering terdengar tentang keramaian anak-anak selama shalat jamaah. Tidak sedikit jamaah yang merasa terganggu oleh tingkah laku anak-anak yang kadang kala tidak sesuai dengan keinginan jamaah, mereka ke masjid ingin shalat dengan damai, tenang dan tentram. Namun, mereka menemukan anak-anak yang riuh, ramai, bising, lari-lari, berteriak bahkan terkadang gelut-gelutan ketika shalat jamaah. 
"Sudahlah, anak-anak itu tidak usah disuruh atau diajak ke masjid, buat ramai saja!, saya tidak bisa khusyuk shalat." Teriak salah satu jamaah yang merasa terganggu. 

"Gimana orang tuanya, kok membiarkan anak-anaknya main, tidak dijaga!" Tegur Agus, karena ada orang tua yang cuek, meskipun anaknya lari-lari dan menggangu jamaah. 

"Tidak apa-apa bawa anak, asalkan dijaga dan diperhatikan, tidak dibiarkan begitu saja, ini masjid bukan kebun binatang!". Jawab Sistomo.

Belum lagi jamaah yang terus mengeluh di grup WA Jamaah, "Wes angil dikandani (sulit diberitahu) bolak-balik sudah saya lapor,.tapi tetap saja, anak-anak ramai, jadi males ke masjid!".

Toyyib. Sebenarnya hal ini sangatlah alami di berbagai tempat, dan di setiap masa hal di atas menjadi perhatian dan perbincangan di berbagai masjid, tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Selama, masih ada masjid dan anak-anak yang lahir di muka bumi, selama itu pula perbincangan ini ada. Tapi, masalahnya, apakah anak-anak dibiarkan ramai di masjid?, atau dibiarkan masjid sepi dari anak-anak?, atau anak-anak dibawa ke masjid tapi tidak membuat gaduh? Atau bagaimana?!. Pasti semua orang ingin yang nomor tiga, membawa ke masjid dan tidak gaduh, lah ini masalahnya, namanya anak-anak pasti gaduh dan suka bermain, walau ada yang diam dan pendiam, tapi kalau sudah berkumpul pasti mereka ramai. 

Pertama, hukum asalnya anak-anak dibawa ke masjid itu diperbolehkan, karena Nabi Muhammad saw pernah membawa Hasan, Husen dan juga Umamah. "Aku melihat Rasulullah SAW menggendong Umamah bintu al Ash, putrinya Zainab bintu Rasulullah, di pundak beliau. Apabila beliau shalat maka ketika rukuk, Rasulullah meletakkan Umamah di lantai, dan apabila bangun dari sujud maka beliau kembali menggendong Umamah” (HR. Bukhari no. 516). Hadis sangat jelas memperlihatkan kepada kita, betapa Nabi mencintai anak-anak, dan beliau tidak melarang anak-anak, termasuk cucu beliau untuk datang ke masjid, dan berikutnya, beliau bertanggung jawab terhadap apa yang beliau bawa (didampingi, digendong, dijaga). 

Nah, sudah jelas kan. Tidak ada larangan membawa anak ke masjid, tapi masalahnya, anak-anak ini ramai?!. Sekarang mencari solusi, bukan memperdebatkan boleh dan tidaknya membawa anak. Nah, bagaimana solusinya, ayo kita diskusikan. 

Anak-anak adalah harta berharga bagi umat Islam dan generasi berikutnya, mereka investasi yang paling luar biasa dibandingkan lainnya. Mereka adalah generasi penerus agama, penerus sujud kita. Bahkan, kehadiran mereka di masjid adalah anugerah yang tak ternilai. Namun, masalah timbul ketika harapan akan suasana khusyuk dan hening di masjid tidak selalu terwujud.

Kita semua, di masjid mana pun adalah sebagai jamaah dalam masjid kita masing-masing, dan kita memiliki tanggung jawab bersama untuk menciptakan solusi yang bijaksana. Semua jamaah, bukan hanya orang tua, harus terlibat dalam mendidik anak-anak dan mengawasi mereka selama sholat jamaah. Pendekatan ini harus dilakukan dengan penuh kasih sayang dan pengertian. 

Bila setiap jamaah, ketika di masjid merasa semua anak-anak yang ada di dalam masjid sebegai anak generasi sujudnya, maka selesai persoalan ramainya masjid, mengapa?. Karena perhatiannya sama. Menegur dengan baik, menjaga dengan penuh kasih sayang, dan mengajak mereka untuk berada di sebelahnya. Shalat bersama. Setelah shalat dikasih tahu, bukan dimarahi, apalagi dipukul. Selain anak betah di masjid, mereka akan merasa masjid adalah rumah kedua.

Pendidikan tentang tata tertib di masjid harus menjadi prioritas. Anak-anak perlu diajarkan arti pentingnya mengisi shaf dengan baik, serta bagaimana berperilaku dengan baik di dalam masjid. Bahkan, membuat perjanjian bersama anak-anak sebelum berangkat ke masjid dapat membantu mereka memahami betapa pentingnya berperilaku yang baik di tempat suci ini.

Selain itu, menjaga masjid adalah tanggung jawab bersama. Ini bukan hanya urusan takmir masjid. Kebersihan, ketertiban, dan keamanan harus menjadi perhatian setiap individu/jamaah. Ini akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak dan jamaah lainnya.

Jadi, kita perlu memahami bahwa masjid adalah tempat ibadah, tetapi juga adalah rumah bagi kita semua. Anak-anak yang hadir di masjid adalah anak-anak kita bersama, masa depan kita. Menghargai kehadiran mereka dengan cara yang positif, memberikan contoh yang baik, dan mendidik mereka tentang nilai-nilai agama adalah langkah-langkah penting menuju masjid yang lebih khusyuk dan ramah terhadap anak-anak. Ini adalah perjalanan bersama kita, menjaga tempat suci ini sebagai tempat yang sakral dan penuh cinta.

Dan bagi orang tua yang mempunyai anak kecil, dapat mengkondisikan, tidak membiarkan mereka mengganggu jamaah, tetapi dinasehati, diperingati, dan ajak dialog. Kalau hukum asalnya boleh, tapi akan menjadi haram membawa anak-anak (terutama yang belum tamyiz), apabila  membawa najis, dan hanya menjadikan masjid sebagai tempat bermain, yang menimbulkan kegaduhan, keramaian, riuh, dan menjadi tidak wajar. Maka, di antara solusi, agar kehadiran mereka tidak menjadikan berbalik dari hukum asal, hendaknya setiap jamaah mempunyai kepedulian terhadap anak-anak, dengan menjaga mereka, memperhatikan, dan mendampingi, terutama orang tuanya yang punya tanggung jawab lebih. 

Mudah-mudahan, anak-anak kita, menjadi generasi sujud kita. Tidak semua anak-anak senang ke masjid, dan apabila mereka sudah senang ke masjid, kita tidak menjadikan mereka benci masjid gegara amarah kita pada mereka, bangkan menganggap mereka sebagai pengganggu kekhusyuan.

Malang, 17 September 2023

Jumat, 15 September 2023

Mengunjungi Valaya Alongkron Rajabhat (VAR) University Thailand

Menelisik Universitas Thailand #1

Halimi Zuhdy

Asyik. Beberapa tahun yang lalu saya diundang di Ma'had Al-Bi'stat Al-Diniyah Yala Thailand untuk mengisi Workshop Pembelajaran Bahasa Arab. Saya kaget, ternyata yang saya hadapi bukan guru-guru yang tidak bisa bahasa Arab, tetapi mereka sudah pada level mutqin (tinggi, excellent), rerata mereka lulusan universitas luar negeri, ada yang dari Qatar, Saudi, Irak, Mesir, Marokko, Suria, dan lainnya. Wah, ini hebat banget!. Saya agak syok sih.wkwkw. 
Kali ini, tidak ke pesantren tapi ke beberapa universitas, bukan mengisi workshop, tapi menilik dan melirik. Dan tentunya, menjajaki peluang kerjasama dan penguatan internasionalisasi UIN Malang, ini yang utama. Dan terlepas dari acara resmi itu, saya melirik dan membaca Valaya University. Universitas ini dikenal dengan nama  Valaya Alongkron Rajabhat (VAR) University Thailand. 

Saya melirik sejarah pendirian universitas ini di beberapa buku dan di beberapa website tentang awal mula universitas ini berdiri, konon Universitas Valaya Alongkorn Rajabhat awalnya didirikan sebagai Sekolah Latihan Guru Petchburiwittayalongkorn pada tanggal 4 Juni 1932. Pendirian sekolah ini didukung penuh oleh Somdetch Phra Raja Pitchha Chao Fa Valaya Seiringkorn, Krom Luang, Putri Phetchaburi. Beliau memiliki perhatian khusus terhadap pendidikan wanita muda di Thailand. 
Dan di ruang utama pertemuan, rektorat. Saya melihat gambar putri Valaya Alongkron di dinding. Presiden Universitas menceritakan tentang siapa putri Valaya Alongkron. Putri Valaya Alongkorn lahir pada tanggal 16 April 1884 di Istana Agung. Ia adalah putri ke-43 dari Raja Chulalongkorn, dan anak ke-5 dari Savang Vadhana, permaisuri dan saudara tiri Raja Chulalongkorn, (kemudian Ratu Sri Savarindira). Nama lengkapnya adalah Valaya Alongkorn Narindorn Debyakumari (Thai: วไลยอลงกรณ์ นรินทรเทพยกุมารี), yang diberikan oleh ayahnya. Ia memiliki 6 saudara, 3 kakak laki-laki, 1 kakak perempuan, 1 adik perempuan, dan 1 adik laki-laki.
Selanjutnya, nama universitas ini disematkan pada putri Valaya, karena ia menyumbangkan sebidang tanah seluas empat rai (0,64 hektar) kepada Departemen Pendidikan Thailand untuk membangun sekolah tersebut. Donasi ini berlokasi di Nomor 153, Jalan Petchburi, Subdistrik Thung Phayathai, Distrik Rajathevi, Bangkok. 

Sekolah ini awalnya fokus pada pelatihan guru, siswa pasca sekolah menengah, dan siswa sekolah menengah tingkat atas (Matthayom 7 dan 8). Seiring berjalannya waktu, sekolah ini berkembang menjadi institusi pendidikan yang lebih besar dan beragam dalam hal program dan penawaran pendidikan. Sampai kita saksikan sekarang, menjadi universitas yang megah dan berprestasi.

Saya perhatikan lambang universitas ini agak unik, mengapa menggunakan huruf "p"?. Ternyata 
Universitas ini memiliki lambang dengan huruf "P" dan warna hijau, yang dipilih sebagai representasi hari kelahiran HRH Putri Valaya Seiringkorn, yaitu hari Rabu. Keterangan ini, bisa dibaca di makan lambang univeritas Valaya. Oh ia, saya dan beberapa teman dari UIN Malang diajak keliling Univeritas yang mewah dan luas ini dengan mobil golf. 

Petualangan saya di Valaya University dimulai dengan mengunjungi Fakultas Saint, lalu Fakultas Pendidikan, dan akhirnya Fakultas Humaniora. Mengunjungi setiap fakultas tidak lama sih, tapi sudah melihat beberapa sudutnya. 

Ketika saya memasuki Fakultas Saint di Valaya University, saya merasakan atmosfer ilmiah yang menggetarkan. Laboratorium modern dengan peralatan canggih menghiasi ruangannya. Saya bisa melihat mikroskop yang digunakan untuk memahami kehidupan mikroskopis atau merasakan aroma bahan kimia yang memikat. Suasana ini memancarkan semangat penemuan dan eksplorasi. 

Setelah menjelajahi Fakultas Saint, saya melanjutkan ke Fakultas Pendidikan. Di sini, suasana lebih ramah dan penuh semangat. Ruang kelas dipenuhi suara tawa dan diskusi antara mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi guru masa depan. Saya melihat papan tulis yang dipenuhi dengan ide-ide inovatif untuk meningkatkan pembelajaran. Saya mampir ke studio tempat diskusi dosen da mahasiswa, ruang mikro teaching, dan ruang-ruang lainnya. 

Petualangan berakhir di Fakultas Humaniora, di mana seni, bahasa, dan kemanusiaan berpadu dalam keindahan. Saya menemukan perpustakaan yang luas, penuh dengan buku-buku klasik dan modern, serta aula seni yang penuh dengan karya seni yang menginspirasi. Mahasiswa di sini mempelajari bahasa, sastra, sejarah, dan budaya. Saya mmenemukan mereka sedang berdiskusi tentang karya-karya sastrawan terkenal atau mempersiapkan pertunjukan seni yang memukau. Asyik banget. 

Nama univeritas ini diambil dari nama seoramg putri Valaya Alongkron, tapi ada nama tambahan Rajabhat dibelakangnya, sedikit pertanya sih. Apa artinya, ternyata kalau di Indonesia, mirip dengan IKIP atau Universitas Pendidikan. Maka, kata "Rajabhat" adalah istilah dalam bahasa Thailand yang memiliki arti dan maksud khusus dalam konteks pendidikan tinggi di Thailand. Istilah ini berasal dari kata-kata "Raja" yang berarti "raja" dan "Bhat" yang mengacu pada "ilmu pengetahuan" atau "pengetahuan." Jadi, "Rajabhat" secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "Pengetahuan Raja" atau "Pengetahuan yang diakui oleh Raja."

Rajabhat adalah jenis institusi pendidikan tinggi di Thailand yang awalnya didirikan untuk melatih guru-guru sekolah dasar dan menengah. Namun, seiring waktu, Rajabhat telah berkembang menjadi universitas yang menawarkan beragam program pendidikan tinggi di berbagai bidang studi. Istilah "Rajabhat" menunjukkan bahwa institusi-institusi ini mendapatkan pengakuan dan dukungan dari pemerintah Thailand, yang mencerminkan pentingnya pendidikan tinggi dalam pembangunan negara.
Jadi, secara keseluruhan, "Rajabhat" adalah jenis perguruan tinggi yang berfokus pada pendidikan tinggi dan memiliki peran penting dalam melatih guru-guru dan menyumbangkan pengetahuan yang diakui oleh Raja dalam konteks pendidikan di Thailand. Gitu dulu Ya!!!!!! Besok kita lanjut ke perguruan lainnya.

Kamis, 24 Agustus 2023

Diwan Al-Qahwah (Antologi Puisi Kopi)



Buku Keren, tapi belum di tangan. Hanya sempat membaca pengantar di balik cover karya hangat ini. Puisi-puisi tentang kopi yang ditulis mulai abad kesembilan hijriyah. 
Dalam pengantarnya, Majid Al-Ahdal menulis

"Buku ini adalah sebuah kumpulan puisi (Diwan Syi'ri) yang saya himpun dengan sistematis. Beberapa puisi dalam buku ini saya temukan dari naskah-naskah kuno, dan juga beberapa catatan karya sastra dan sejarahnya. Niat saya hanya untuk merangkum lebih banyak materi yang terkait dengan Adab Al-Qahwah (karya sastra tentang kopi) dalam format yang terstruktur, saya menyadari, bahwa buku ini tidak mungkin memuat semua hal tentang kopi. Ada beberapa puisi yang sulit saya tulis dalam buku ini karena butuh rujukan yang jelas, kalau tidak jelas, saya tidak memasukkan dalam buku ini.

Selain itu, dalam buku ini, saya berusaha untuk memadukan pandangan sejarah kopi dengan emosi, dan juga mengklarifikasi beberapa bagian yang belum terungkap dalam sejarah kopi di dunia Arab, saya ungkap dalam buku ini. 

(Dalam pengantar panjangnya), Saya meyakini bahwa dalam pengantar ini, saya telah memberikan wawasan, manfaat, dan temuan yang tidak dapat ditemukan dalam sumber lainnya. Dalam hal ini, saya berkeyakinan bahwa saya telah memberikan sesuatu yang berbeda dan bernilai" 

Kurang lebihnya seperti itu, bagi yang sudah dapat bukunya, mohon berbagi🥰

Ini daftar isinya, Keren Banget 
Dan ini
Pasti Asyik Poool

Jumat, 11 Agustus 2023

Ukuran Tongkat Nabi Musa

Halimi Zuhdy

Saya kaget. Ketika menemukan bentuk dan ukuran tongkat Nabi Musa di Topkapi. Entah, apakah tongkat yang ada di etalase Topkapi ini benar tongkat yang digunakan Nabi Musa, atau hanya gambarannya?. AllahuA'lam. Kagetnya, karena bentuk dan ukurannya berbeda dengan apa yang selama ini saya lihat di gambar-gambar kisah Nabi Musa, panjang dan besar, setinggi dada beliau. Sedangkan di Museum Topkapi, tongkat yang berwarna abu-abu, panjangnya juga tidak seberapa demikian juga besarnya. 
Dalam Al-Qur'an, tongkat Nabi Musa tidak diceritakan besar kecilnya, panjang pendeknya. Karena hal ini, bukan subtansi dari penggunaan tongkat tersebut. Dalam Ayat Al-Qur'an diceritakan; 

  وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى  قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى  قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى  فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى  قَالَ خُذْهَا وَلَا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الْأُولَى 

“Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain.” 

Tongkat Nabi Musa, di antaranya digunakan untuk merontokkan dedaunan untuk makan kambingnya, dan dalam Ayat yang lain, dilemparkan ke tanah kemudian menjadi ular, untuk membelah lautan, dan masih banyak kegunaan tongkat tersebut. Tapi, seberapa ukirannya? Ini tidak banyak refrensi yang menceritakan hal tersebut. Ada penjelasan, dalam mauqi' Ahl Sunnah wal Jamaah,  Tongkat Nabi Musa memiliki panjang sepuluh hasta (sekitar 18 meter). Ia memiliki dua cabang di bagian atasnya yang digunakan untuk menggantungkan barang-barang Nabi Musa, seperti busur dan panah. Di malam hari, kedua ujung tongkat ini bercahaya seperti lilin. 
Seperti apa sih bentuk sebenarnya? Dalam sebuah dokumen di Hagia Sophia di Istanbul mengklaim bahwa tongkat Musa sama dengan yang dipajang hari ini di Istana Topkapi , dan Istana Topkapi memelihara peninggalan terkenal lainnya, terutama yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad seperti busur, pedang, sidik jari, dan bahkan giginya. Istana Topkapi resmi menjadi museum pada tahun 1924, dan barang antik ini dipajang untuk umum pada tanggal 31 Agustus 1962. Konon Sultan Selim I (1512-1520) memindahkannya ke Istana Topkapi setelah penaklukan Mesir pada tahun 1517 (A'sha Musa).

Tongkat Nabi Musa di Museum Istana Topkapi dianggap sebagai salah satu dari beberapa benda keramat yang disimpan di museum tersebut. Itu dianggap sebagai warisan berharga dan memiliki nilai simbolis bagi banyak orang yang mengunjungi museum tersebut. Meskipun demikian, keotentikannya tidak bisa dipastikan dan masih menjadi subjek kebanyakan di kalangan sejarawan dan ahli agama. Penting untuk diingat bahwa sejarah dan klaim mengenai artefak religius seperti ini bisa sangat bervariasi dan sering kali bergantung pada keyakinan dan tradisi budaya yang berbeda.

Terkait dengan Tongkat ini, banyak memiliki versi, apalagi dalam agama Nasrani dan Yahudi. Baik warna, bentuk, dan ukurannya. Tetapi, dalam kepercayaan semua agama, bahwa tongkat Nabi Musa itu ada, dan adalah mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa. 

Allahu'alam.

*Gambar-gambar di video bisa dilihat di* 👇
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02cTjbJnkTpk6QCJwKKYeSSmA5kyM9vCS8TawTZ4bFk8ciZPeU7e81MAa1bPQC4zKtl&id=1508880804&mibextid=Nif5oz

#Ngaji Turki 16

Rabu, 09 Agustus 2023

Arkhabil, Nusantara dan Indonesia

Halimi Zuhdy

Bagi pecinta bahasa Arab, kata Arkhabil sangat dekat dengan Indonesia. Bahkan, kata ini seakan-akan bukan lagi bahasa Arab, tapi bahasa Indonesia. 

Kalau ditelisik lebih jauh, kata "Arkhabil" bukan berasal dari Bahasa Arab asli, tetapi dari bahasa Lati yang diserap kedalam bahasa Arab yaitu Archipilacos yang artinya laut utama. 

والكلمة مشتقة من اللاتينية (أرخيپيلاكوس) وتعني (البحر الرئيسي)، وهو اسم تاريخي لبحر (إيجه باليونان).

Dan dalam bahasa ilmiah, kata Arkhabil adalah  untuk menyatakan suatu gugusan pulau (berdekatan satu sama lain), baik jumlah maupun ukurannya, baik berpenghuni maupun tidak. Dan nama ini merupakan nama sejarah untuk Laut Aegea yang berada di Yunani.

Oh ia, mengapa sangat dekat dengan Indonesia, karena Indonesia adalah kepulauan terbesar di dunia. Dan kata Arkhabil kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah kepulauan. Orang Indonesia patut berbangga, karena banyaknya pulau tidak banyak perpecahan, berbeda-beda tetap satu jiwa dalam ruh Bhinneka Tungkal Ika. MasyaAllah.

Dan, jumlah pulau di Indonesia ada 14.572 pulau. Pulau-pulau tersebut tersebar di setiap provinsi yang ada di tanah Indonesia. Pulau terbanyak berada di Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan paling sedikit, adalah Jambi. Riau selain terbanyak, juga memiliki pulau terkecil dan terluar. Asyik ya, kalau bisa menjelajah kepulauan ini. Pulau terpadat adalah Jawa dengan populasi yang signifikan.

Kata "pulau" berasal dari bahasa Melayu, yang pada gilirannya berasal dari bahasa Sanskerta "dwipa" yang berarti "daratan". Sedangkan "kepulauan" berasal dari kata dasar "pulau" yang diberi awalan "ke-" dan akhiran "-an", yang mengindikasikan kumpulan atau sekumpulan pulau-pulau. Bagaimana dengan kata Nusantara?. 

Kata "Nusantara" berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang terdiri dari kata "nusa" yang berarti "pulau" dan "antara" yang berarti "antara" atau "di antara". Jadi, secara harfiah, "Nusantara" dapat diartikan sebagai "pulau-pulau di antara" atau "pulau-pulau yang terletak di antara". Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada wilayah kepulauan di Indonesia secara keseluruhan. Cek Yuk!!! Di buku IPS 🥰. Kangen sekolah MI lagi. 

Oh ia, kata Dwipantara sama persis dengan kata Nusantara, demikian juga Indonesia "Negeri Arkhabil". 

Akhabil, Dwipantara, Nusantara...Indonesia Jaya.

***
Gambar dari Bobo.grid.Id

Sabtu, 05 Agustus 2023

Masjid Sultan Bayazed II, Jejak Keindahan Sejarah Ottoman di Amasya

#Ngaji Turki 11

Halimi Zuhdy

Masjid di Turki memang keren-keren. Tidak hanya bangunannya yang kokoh dan indah, tapi dinding-dindingnya dapat berbicara dan penuh wasiat-wasiat bermakna. Walau umurnya cukup sepuh, tapi gayanya selalu tampak muda. 

Setelah beberapa masjid saya temukan di Cappadocia, rute selanjutnya menuju Kota Amasya. Amasya sangat unik dan mempunyai sejarah indah dengan Ottoman. Awalnya saya tidak mengira ada masjid yang cantik dan menawan, tahunya sebelum ke Turki, hanya mendengar Hagia Sofhia, Suleymaniye, dan Grand Mosque,  ternyata di Amasya ada masjid ciamik dan bersejarah, Masjid Sultan Bayazid II (Sultan Beyazid II Cami), masjid ini yang akan saya ceritakan. 
Akan tambah menarik mengenal masjid Sultan Bayazed II kalau mengenal Kota Amasya. Amasya dan Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman). Amasya memiliki hubungan yang erat dengan Ottoman karena merupakan salah satu kota penting dalam sejarah kesultanan Ottoman. Pada masa lalu, Amasya berperan sebagai salah satu pusat pemerintahan dan wilayah strategis bagi kesultanan Ottoman. 

Kota ini memiliki nilai strategis karena posisinya yang strategis di sepanjang jalur perdagangan dan militer di wilayah Anatolia. Saya perhatikan, walau jalannya tidak terlalu luas, tapi kanan kirinya cukup asyik sekali. Banyak saya temukan bunga-bunga matahari yang terhampar.  Amasya juga menjadi tempat kelahiran beberapa sultan dan tokoh penting dalam sejarah Ottoman. Salah satu sultan terkenal yang lahir di Amasya adalah Sultan Bayezid I, yang dikenal dengan julukan "Bayezid the Thunderbolt" atau dalam bahasa Arab "بايازيد الصاعقة" karena keberaniannya di medan perang. Sang Petir. 
Lah, Masjid Sultan Bayazed II inilah yang sedikit akan saya tilik. Masjid Sultan Bayezid II di Amasya memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Dibangun pada awal abad ke-16, masjid ini hasil dari perintah Sultan Bayezid II dari kekhilafahan Ottoman. Sultan Bayezid II, yang merupakan anak dari Sultan Mehmed II, memerintah dari tahun 1481 hingga 1512.

Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 1485-1486 dan selesai beberapa tahun kemudian. Masjid ini menampilkan arsitektur klasik Ottoman  (ustmaniyah) yang indah dengan penggunaan batu dan bata sebagai material utama. Dengan menonjolkan kubah yang mengagumkan dan menara setinggi, masjid ini mencerminkan kebesaran dan keagungan masa kekhilafahan Ottoman pada masa itu. (Keterangan di dinding masjid).

Dan tempat cukup luas, selain sebagai tempat ibadah, Masjid Sultan Bayezid II juga berfungsi sebagai kompleks keagamaan Islam yang mencakup madrasah, rumah sakit, dan pemandian umum untuk masyarakat. Tempat ini menjadi pusat kegiatan sosial, budaya, dan agama di Amasya pada masa Utsmaniyah. (Penjelasan penulis ambil dari papan info depan masjid Bayazed II). 

Saya menunggu shalat Maghrib sampai shalat Isya' di Masjid bersejarah ini, saya lihat anak-anak riang bermain, dan para pengunjung dari beberapa negara cukup antusias melihat pintu dengan ukiran seperti burung, ada huruf-huruf Arab yang sangat mencolok dari beberapa tempat, sepertinya huruf Waw dan Qaf. 

Dengan kombinasi seni dan arsitektur yang megah, Masjid Sultan Bayezid II menjadi warisan bersejarah yang berarti bagi kota Amasya dan masyarakatnya. Masjid ini terus dipelihara dan dijaga dengan baik sebagai salah satu situs bersejarah yang penting di wilayah Anatolia, memungkinkan kita untuk menghargai dan menghormati keindahan dan keagungan masa lalu Ottoman.

Amasya juga menjadi tempat penting dalam sejarah politik Ottoman. Dalam surat Amasya yang terkenal, tiga pangeran Ottoman bersaing untuk tahta setelah kematian Sultan Mehmed II, dan surat ini memainkan peran penting dalam pembentukan kesultanan Ottoman.

Sebelum saya meninggalkan Amasya dan Masjid Sultan Bayazed II, saya menyaksikan di seberang masjid ada jembatan dan sungai yang mengalir mesra, seakan-akan mengabarkan pada dunia ada tempat indah di Amasya.
Hingga saat ini, Amasya masih menyimpan banyak peninggalan bersejarah dari masa Ottoman, termasuk bangunan-bangunan bersejarah, makam-makam sultan, dan situs-situs penting lainnya yang menjadi saksi bisu dari hubungan erat kota ini dengan Kekaisaran Ottoman.

Allahu'alam Bishawab.

Kemegahan Istana Topkapi Turki, dan Napak Tilas Peninggalan Nabi

#Ngaji Turki 15

Halimi Zuhdy

Saya tidak menyangka ada istana yang sangat luas seperti Topkapi ini. Awalnya, saya kira, Topkapi hanyalah museum kecil yang berisi barang-barang peninggalan kesultanan Utsmaniyah (Ottoman). Ternyata, Topkapi adalah Istana Ottoman dan termasuk salah satu istana paling bersejarah di dunia. Dibangun pada tahun 1459 oleh Sultan Mehmed II, istana ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan kediaman resmi para sultan (khalifah) Utsmaniyah hingga abad ke-19. Selama lebih dari 600 tahun, istana ini menjadi saksi peristiwa penting dalam sejarah Turki dan peradaban Islam.


Dan menariknya, Istana Topkapi (Topkapi Place, Topkapi Sarayi)  merupakan istana terluas kedua setelah Versailles di Prancis. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II. Beberapa bangunan mengelilingi lapangan istana dan kebun, seperti gudang senjata, ruang harta, ruang makan, kamar Sultan dan menara penjaga.

Berlokasi di atas bukit di semenanjung historis Istanbul, Topkapi Palace menawarkan pemandangan spektakuler dari Selat Bosporus, Laut Marmara, dan wilayah sekitarnya. Pemandangan ini menjadikannya tempat yang ideal untuk menikmati keindahan kota Istanbul yang unik. Saya bertemu dengan banyak pengunjung dari berbagai negara, dan bahkan harus rela mengantri puluhan kilometer.

Kaki tidak terasa capek mengelilingi komplek ini, karena setiap tempat yang saya masuki, banyak koleksi harta karun, kumpulan kekayaan yang luar biasa. Pedang-pedang bersejarah dan senjata-senjata kuno berdiri gagah, saksi bisu dari masa-masa ketangguhan kerajaan yang kuat.

Istana Topkapi bukan sekadar museum. Ini adalah pintu gerbang menuju keajaiban masa lalu, sebuah perjalanan melalui zaman yang membius semua indera. 


Topkapi membawa saya kembali ke zaman ketika kekuasaan dan pesona berpadu dalam harmoni sempurna. Saya tak henti terpesona, tersihir oleh keindahan dan keunikan yang tak tertandingi dari Topkapi Palace, sebuah tempat ajaib yang layak diabadikan dalam hati dan ingatan selamanya. Sesekali saya keluar, melihat selat Bosporus, yang asyik banget. Crik, saya ambil gambar, saya buat status di WhatsApp, inilah kejayaan masa lalu. 

Istana Topkapi yang sekarang menjadi Museum adalah salah satu situs bersejarah paling ikonik di Istanbul, Turki. Istana ini memiliki banyak keunikan yang membuatnya menonjol dan menarik bagi para pengunjung. Saya membaca di dinding-dinding informasi yang seakan ia memberi kabar pada saya, bahwa sebelum istana Topkapi dibangun oleh Sultan Mehmed II pada pertengahan abad ke-15, istana ini memiliki beberapa nama lain yang digunakan oleh penguasa sebelumnya. Saat kota ini masih menjadi ibu kota Kekaisaran Romawi Timur (Byzantium), kompleks istana ini dikenal sebagai "Acropolis" atau "Akropolis" dan merupakan tempat kediaman kaisar Romawi Timur.


Setelah penaklukan kota oleh pasukan Ottoman pada tahun 1453, Sultan Mehmed II membangun kembali istana ini dan menamainya "Yeni Saray" atau "Saray-i Cedid", yang berarti "Istana Baru" dalam bahasa Turki. Nama ini digunakan untuk beberapa waktu sebelum akhirnya berganti menjadi Istana Topkapi (Topkapi Sarayi).  Pada tahun 1478, Sultan Mehmed II memerintahkan pembangunan bagian harem di kompleks istana. Setelah itu, kompleks ini mulai dikenal dengan nama "Topkapi Sarayı", yang berarti "Saray Pintu Meriam" atau "Topkapi Palace".


Sejak saat itu, istana tersebut terus dikenal dengan nama Topkapi Palace dan menjadi kediaman resmi dan pusat pemerintahan kekhalifahan Utsmaniyah hingga abad ke-19. Nama istana Topkapi terus digunakan setelahnya sebagai istana dan kemudian sebagai museum setelah Kesultanan Utsmaniyah berakhir pada tahun 1922.


Istana Topkapi, bukan hanya dinding-dinding yang menyapa sepi, istana yang berubah menjadi museum mulai pada tahun1924, berisi beberapa peninggalan penting, termasuk termasuk Nabi Muhammad, Nabi Musa, serta para khalifah Utsmaniyah dan keluarga Nabi Muhammad seperti Umar, Usman, Ali, dan Fatimah. Istana yang telah menjadi museum ini, membuka pintunya bagi pengunjung dari seluruh dunia. Museum ini menyimpan koleksi berharga dari sejarah Utsmaniyah, termasuk senjata, pakaian, perhiasan, dan berbagai artefak lainnya yang memberikan wawasan mendalam tentang masa kejayaan kerajaan.


Bersambung...Ngaji Turki 15 (Peninggalan Para Nabi)


#TopKapi #Turki