Jumat, 15 Februari 2019
Pelajaran Bahasa Arab di Era Revolusi Industri 4.0
Tentang Hujan dan Malaikat Mikail
Halimi Zuhdy
Sepertinya tidak ada yang aneh tentang hujan, bermula awan, rintik, kadang angin menyapa lembut, hujan datang berdendang. Bahkan, ada yang tidak peduli dengan kedatangannya, bila ia bertandang, payung siap menghadang.
Kehadirannya, dari rintiknya, menyapa siapa, menghanyutkan apa, berada di mana, kapan, dan berbetuk apa, semuanya telah dicatat di Lauh Mahfud oleh Allah 50.000 tahun sebelum kelahiran bumi dan langit, sebagaimana yang lainnya.
Turunnya dikawal langsung oleh Malikat Mikail, sebagaimana dalam Ibnu Kastir. Dengan dibantu oleh Malaikat-malaikat lainnya. Ia, tidak serta merta turun, ia berproses cukup panjang dan rumit; pembentukan angin, pembentukan awan, kemudian turun hujan ((Q.S. Ar Rum:48 dan Q.S. al Nur:43)
Anehnya, ia jatuh dengan buliran-buliran indah, seperti mutiara yang menyapa bumi. Walau kadang seperti buliran besar, namun tetap saja buliran, indah. Bagaimana kita bisa membayangkan, dari ketinggian luar biasa (langit) ia tetap jatuh serupa (berbentuk bulirdan lembut), sedangkan bila kita menuangkan air dari ketinggian, maka akhirnya menyatu padu. Maka, tidak satu bulir pun air yang jatuh di suatu tempat, tanpa pengawasan dan kerja Malaikat Mikail dan yang membantunya. Atas Izin dan Perintah Allah.
“Tiada seorang pun mengetahui kapan diturunkannya hujan, di malam hari ataukah siangnya”. Kata Imam Qataadah. Ia termasuk rahasia, dari lima yang dirahasiakan Allah; isinya rahim seorang Ibu, esok apa yang akan terjadi, esok apa yang akan diperbuat dirinya, di mana nyawa berhenti berdetak, dan kapan derai hujan menyapa bumi. Hujan, rahasia paling rahasia, ia yang disebut dengan “Mafatihul Ghaib” (Kunci Ilmu Ghaib).
Sedangkan; guntur, petir, dan kilat, yang kadang menghantar hujan, juga kadang dianggap biasa. Sebenarnya sudah dibahas oleh Imam Bukhari dalam Kitab Adab al-Mufrad Lil Bukhari (H 262), pada bab “Idza Sami’a al-ra’du”. Sesungguhnya guntur adalah suara (gelegar) Malaikat ketika Hujan, laksana pengembala yang menghalau (dengan suara) kambingnya.
Dalam al-Qur’an, ia tertera dua kata, “Mathar” dan ‘Ghaits”, Mufassir ada yang menggap satu arti, namun ada pula yang memaknai berbeda dalam aspek dampaknya, “Mathar” hujan yang mendatangkan kerusakan, sedangkan “Ghaist” adalah hujan rahmat.
Mudah-mudahan hujan yang selalu menyapa kita setiap hari, menjadi rahmat, dan keberkahan bagi bumi dan isinya. “Allahumma Shayyiban Nafi’a”.
Malang, 15 Pebruari 2019
Khadim PP. Darun Nun Malang
IG: halimizuhdy3011
Senin, 14 Januari 2019
Sejarah Penamaan Hari Jumat, Muasal Terkikisnya Keangkuhan Manusia
Keparat, Cover dan Kafir
Halimi Zuhdy
Dalam Kajian bahasa yang pernah penulis bahas, bahwa bahasa Arab termasuk Aslu al-lughah (asal bahasa), dan beberapa contoh telah dipaparkan.
Edisi ke-10 ini, penulis tertarik mengkaji kata, "Keparat, Cover dan Kafir", apakah ketiga kata tersebut ada hubungannya?
Kalau dalam bahasa Arab ada istilah Isytiqaq Asghar dan Isytiqaq Akbar, apabila dari beberapa hurufnya ada kemiripan dan kesamaan, biasanya memiliki arti yang mirip atau sama, seperti kata, "Qawala, waqala, laqawa, walaqa, qalawa, lawaqa" yang pada awal maknanya adalah bergerak (yataharrak), yang kemudian, "Qala, qawala" diartikan berkata, berkata itu bergerak, kalau tidak bergerak namanya "diam-mingkem".
Sedangkan untuk mengetahui hubungan antar bahasa, maka dapat dilihat kemiripannya, seperti kata dalam bahasa Indonesia "Logat dan Lughah, alkohol dan alkukhul, marbot dan marbuth dan lainnya" itu ada kemiripan dengan bahasa Arab dan Inggris/Indonesia, dan ternyata kata tersebut berasal dari bahasa Arab (akan dikaji selanjutnya oleh penulis).
Kamis, 03 Januari 2019
Dunia Panggung Sandiwara
Kamis, 27 Desember 2018
Dipertemukan Puisi (5)
Wafatnya Karya Sastra (4)
Sastra, Selalu Hadir (3)
Sastra Pesantren (2)
Rabu, 19 Desember 2018
Ulama dan Sastra (1)
Selasa, 18 Desember 2018
Pintar Wisata, Pintar Berbahasa Arab
# Percakapan Di tempat wisata
# Tourism information .
Kamis, 29 November 2018
Asal Muasal Kamera, Menjelajah Akar Bahasa Arab, Qumroh.
Senin, 19 November 2018
Perbedaan "Tilmidz" Dan "Thalib"
Minggu, 18 November 2018
"Jancok" Benarkah dari Bahasa Arab?
IG: @halimizuhdy3011
Rabu, 07 November 2018
Luar Biasa! Gadis Kecil Maroko, Pemenang "The Arab Reading Challenge 2018"
Halimi Zuhdy
Dua hari ini dunia Arab dihebohkan dengan kecerdasan gadis kecil, dan vedionya viral diberbagai media, Maryam Amjun, ia punya nama.
Gadis kecil ini mampu membuat para hadirin dan juri bedecak kagum, bahkan tepuk tangan riuh tak berhenti, ketika gadis kecil ini menjawab pertanyaan Dr. Muna dengan meyakinkan dan kefasihan kalamnya dalam bahasa Arab.
Gadis berusia sembilan tahun itu tidak dapat membendung gelombang air matanya, membuncah, sambil tersenyum gembira dan binar matanya menyapa seluruh hadirin, ditangannya memegang erat piala yang diberikan oleh Wakil Presiden UEA, Muhammad bin Rasyid Ali Maktum. Karena hari itu, ia telah meraih bintang "The Arab Reading Challenge" tahun 2018. Maryam adalah peserta termuda dalam acara ilmiah dan budaya tersebut.
Pertanyaan yang diajukan kepada Maryam "lebih sulit dari umurnya", dia pun kata ibunya, tidak memiliki akun apapun pada situs jejaring sosial, dan tidak memiliki HP Tetapi jawaban "pintarnya", seperti yang dikatakan ibunya, membuatnya mengungguli lawan-lawannya dan menemukan jalan keluar untuk mendapatkan suara terbanyak.
"Saya sangat bahagia dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Sheikh Muhammed bin Rasyid atas prakarsa luar biasa ini yang telah membangkitkan rasa ingin tahu dan pengetahuan kami tentang membaca buku," kata Maryam sambil sesenggukan bahagia.
Gadis kecil itu telah melampaui lebih dari 300 ribu siswa dan murid di tingkat nasional, mewakili 3.842 lembaga pendidikan, untuk dapat mewakili Maroko di babak ketiga kompetisi " Tahaddi Al-Qira'ah al-Arabiyah,".
Berikutnya ia bersaing dengan peserta dari negara-negara Arab, serta dari masyarakat Arab dan Muslim yang berada di negara-negara Barat, Kualifikasi awal kompetisi dihadiri oleh 10 setengah siswa dari 44 negara, dengan seleksi akhir 87.000 peserta dari 52.000 sekolah. Dan pada tahap akhir, dialah sebagai pemenangnya.
Usia mudanya tidak menghalangi dia untuk mewujudkan impian besarnya. Maryam Amjon digambarkan oleh ibunya sebagai seorang gadis yang mencintai banyak buku sebelum ia dapat membacanya. "Masa kecilnya hidup di tengah-tengah buku." "Pekerjaan kami sebagai guru membuat kami selalu sibuk dengan buku-buku, dan anak itu tergoda oleh hal-hal di sekitarnya yang menyibukkan orang tuanya."
Maryam, si gadis kecil , membaca lebih dari 200 buku dalam kompetisi, di tingkat nasional dan internasional.
Dan penulis memimpikan ada lomba membaca buku di Indonesia, dengan hadiah besar, seperti di UEA, 150 US Dolar, belum lagi berbagai hadiah lain yang diterimanya. Agar masyarakat Indonesia juga berlomba-lomba membaca buku, dan buku sebagai tombak dalam hidupnya, karena Indonesia termasuk negara yang paling rendah daya membacanya.
Allah 'lam bishowab.
IG : @halimizuhdy
#membaca #maryam_amjon #maryamAmjon #membacaGadisMaroko
Minggu, 28 Oktober 2018
Hari Sabtu (Asal Penamaan dan Rahasianya)
Hari Ahad, Mengapa Diganti Hari Minggu?
Rabu, 24 Oktober 2018
KECEWA
Halimi Zuhdy
"Ia selalu saya dukung untuk maju, bahkan jam berapa pun ia butuh saya, saya selalu ada untuknya, tapi sekarang seperti kacang lupa kulitnya".
"Yang menjadikan ia seperti itu, saya, mengapa dia sekarang melupakan semuanya".
"Dulu, itu saya yang bangun, sampai megah, sekarang semuanya pada ngaku-ngaku, dan telunjuknya panjang-panjang".
"Aku ini kurang apa, semuanya sudah saya lakukan untuknya, tapi mengapa dia sekarang tega berbuat itu padaku".
"Aku sudah berkorban harta, fisik, dan psikis untuknya, dia sekarang sok, bahkan seperti melukis di atas air".
"Dia dulu saya anggap anak sendiri, bahkan melebihi siapapun, tapi setelah sukses, tak pernah lagi dia mengingatku".
"Dulu saya yang mengusahakan dia untuk dapat beasiswa dan sampai selesai studinya, tapi acara wisuda saya tidak diundang".
"Dulu yang mengangkat dia juga saya, tapi dasar anak tidak tahu diuntung, dia sudah berani mengecewakan saya".
"Dulu organisasi itu kecil, ketika saya pimpin, semuanya berubah luar biasa, dan kamu bisa lihat sendiri, tapi setelah itu, mereka tidak pernah ingat, siapa yang membesarkan".
Jumat, 12 Oktober 2018
RINDU
Halimi Zuhdy
Kerinduan itu menyakitkan, melupakannya kadang obatnya. Namun, bila tak ada rindu, hati terasa kering kerontang, bagai mentari menjejal sahara, yang tak ada tetes embun menyapa.
Kerinduan itu menyakitkan, namun bila rasa rindu tak datang, sakit semakin mencekam. .
Rindu itu kan selalu datang bertandang, karena masih ada cinta mendekam. Ia tak kan pernah mengering dan tak kan pernah berhenti mengalir, selagi rasa bergerak tuk menemukan samudera kasih. Seperti air sungai yang terus bergerak, menghentak, menerobos tuk menemukan samuderanya. Rindu itu akan selalu ada, buat seseorang yang dicinta. .
Rindu, bagaimana Thalhah yang tidak mau melepas tubuh Nabi, dipeluknya erat, dan menciumi jenggot sang kekasihnya itu. Pertemuan dengannya, bagai tetes air di kerongkongan yang kering. .
Rindu bagai karang di lautan, lautpun tak mampu menghenpaskan. Bagai Shahabat Nabi yang bangga dengan giginya yang ompong, bahkan tidak ingin dipasang gigi lagi, karena gigi itulah yang menarik rantai yang membelit Nabi dalam perang Uhud, ia tak ingin giginya terpasang karena takut kerinduannya tercerai padanya. Sungguh, kerinduan itu mempesona. .
Belum lagi Ukasyah yang membuat tangis seisi masjid berderai. Meminta Rasul membuka bajunya, hanya agar dapat menyentuh tubuh surganya. Bahkan Umar bin Khattab pernah dengan lantang berkata, "Tiada seorangpun yang kudengar dan ia mengatakan Nabi wafat, melainkan akan kupancung dengan pedangku ini! " ini sunggu rindu di atas rindu, pedih kehilangan sang kekasih yang paling kasih. .
Bila ia lupa untuk rindu, sepertinya sudah mulai tergerus cinta itu, semakin rindu, cinta itu semakin mengakar kuat. Maka tidaklah pernah ada, cinta tanpa rindu, karena dimana ada asap, di situlah api menguap.
Allahummaj'alna musytaqina laka wa lihabibika Ya Rabb.
Jum'ah Mubarokah
Malang, 12/10/2018
#madzhabrindu #fatwacinta #fatwa_cinta
IG: @halimizuhdy3011
Minggu, 16 September 2018
BAHASA ARAB; SILAM DAN KINI
Selasa, 11 September 2018
PERBEDAAN KATA TAHUN DALAM BAHASA ARAB, "SANAH" & " 'AAM"
Selasa, 21 Agustus 2018
PSK, ATLET NEGARA & PAHLAWAN
![]() |
Gambar diambil dari Tribunnews.com |
Minggu, 22 Juli 2018
IMLA DALAM SIMPOSIUM INTERNASIONAL DI LOMBOK
Peserta dari IMLA yang menghadiri Seminar Internasional, adalah Al Ustadz Ahmad Fuad Effendy (pendiri IMLA dan Anggota Majlis Umana Markaz Malik Abdullah bin Abdul Aziz likhidmatil Lughah Arabiyah Riyadh), Dr Imam Asrori (Rois Amm), Dr. Tulus Mustafa (Naib Rois Amm), Dr. Wildana Wargadinata (Katib Amm), Dr Mohammad Ahsanuddin (Katib Tanfidi), Dr Nasruddin Idris Jauhari (Pengembangan SDM), Dr. Uril Bahruddin (Departemen hubungan Kerja Sama) dan Dr. Halimi Zuhdy (Qism Nasyr Majallah).
Sabtu, 21 Juli 2018
IMLA, KIAN MELAMBUNG
(Menguatkan dan Menyebarkan Bahasa Arab di Indonesia)
Halimi Zuhdy
“Saya keliling ke berbagai belahan dunia dan banyak berintraksi dengan organisasi-organisasi atau persatuan Bahasa Arab Dunia (Rabithah, Ittihat, Muntada), tetapi saya baru menemukan organisasi besar dan solid (qowiyyu) ini di Indonesia, yaitu Ittihat (Baca;IMLA) ini” tutur Doktor Abdullah Saleh Alwashmi, di kediaman Al-Ustadz Ahmad Fuad Effendy.
“Ini bukan hanya lipstick belaka, atau hanya sebagai pujian, sungguh baru saya menemuka organisasi besar yang benar-benar serius memajukan Bahasa Arab, dengan anggota yang cukup besar dari berbagai Universitas dan sekolah, hanya ada di Ittihat ini”, lanjut beliau dengan menahan nafas dan senyum khasnya.
Selanjutnya, Amin Al-Amm Markaz Al-Malik Abdullah bin Abdul Aziz ad-Dauli li Khidmati al-Lughah al-Arabiyyah Riyadh, “Organisasi itu akan semakin kokoh dan berkembang, bila merangkul banyak perbedaan, dan mengakomodir seluruh kepentingan anggotanya, walau dalam berorganiasi tidak akan pernah lepas dari perbedaan, tetapi bila dikelola dengan baik dan serius, ia tidak akan mati dan berhenti, tetapi akan selalu bertahan dan berkembang”.
Satu persatu tamu dari Markaz Malik bin Abdul Aziz dan WAMI dipersilahkan oleh Dr. Wildana Wargaditana sebagai Mudir jalsah untuk memberikan; masukan, pandangan, dan arahan kepada IMLA atau kesan-pesan selama berada di Indonesia. Dan dari sekian pandangan itu semua bernada optimis dan pujian, bahwa Ittihat Mudarrisi Lughah Al-Arabiyah (IMLA) itu akan berkembang dengan pesat dan akan menjadi mesin penggerak Bahasa Arab di Indonesia.
“Kekeluargaan ( _Ukhawiyah_) dalam tubuh Ittihat ini sangat saya rasakan, dan sangat terlihat dari bagaimana “melakukan” dan “mengkoordinir” berbagai daurah tadribiyah di berbagai tempat, bukan hanya “menteorikan” dan al-hamdullah semua Daurah Tadribiyah berjalan dnegan baik, maka saya cukup mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Ittihat” kata Dr. Said Luwaimi, dengan senyum yang selalu menggantung di bibirnya.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10212163674676287&id=1508880804
Ada lima asatidz dari Markaz Malik Abdullah bin Abdul Aziz Riyad KSA yang hadir dalam agenda “Liqa’ ukhawiu” di kediaman pendiri IMLA, Ustadz Ahmad Fuad Effendy, beliau adalah; Dr. Abdullah Saleh Alwashmi (Sekjen Markaz), Dr. Prof. Dr. Abdul Karim (WAMI), Dr. Muhammad Alluwaimy, Dr. Khalid, Dr. Badr Nashir. Sedangkan yang dari Al-Markaz al-Idariyah IMLA; Prof. Dr. Imam Asrori (Ketua), Ustadz Ahmad Fuad Effendy (Mustasyar, Wa Muassis), Prof. Muhaiban (Musytasar), Prof. Dr. Nurul Murtadha , Dr. Wildana Wargadinata (Sekjen), Dr. Hanik Mahliatussikah dan Dr. Mamluatul Hasanah (Amin Sunduq), Ustadz Mohammad Ahsanuddin dan Ustdz Ahmad Makki Hasan (Sekretaris), Dr. Uril Bahruddin (Bid.Ta’aun), Dr. Halimi Zuhdy (Koord. Nasyr Majallah) dan usatdz Moch Wahib Dariyadi
“Kita banyak masyru’at, seperti Daurah Tadribiyah yang baru saja kita lakukan di Malang dan berapa tempat di Indonesia. Dan beberapa tahun lalu, juga bekerjasama dengan IMLA dengan melaksanakan; Syahrul Arabiy, musabaqat, Seminar, Penulisan Dalil Ulama’ Bahasa Arab, dan lainnya, dan saat ini kami lagi merancang untuk Penulisan karya Tulis Ilmiah (al-bahst al-ilmi) atau membukukan beberapa karya berbahasa Arab, terutama Indoensia. Agar kami mengetahui perkembangan dan keberadaan Bahasa Arab di Indonesia, maka kita harus tahu karya-karya orang-orang Indonesia, maka kita butuh buku-buku, majalah, dan lainnya yang berbahasa Arab, seperti yang ditulis ustadz Fuad Afandi dan lainnya”, kata Seketaris Jendral Markaz Malik Abdullah, Dr. Abdullah Washmi, yang baru saja menerima anugerah Gelar Doktor Honoris Causa bidang Pengajaran Bahasa Arab dan Perencanaan Bahasa dari Universitas Negeri Malang (UM).
Sedangkan Prof. Dr. Imam Asrori dalam sambutannya menyampaikan banyak terima kasih kepada Markaz Al-Malik Abdullah bin Abdul Aziz ad-Dauli li Khidmati al-Lughah al-Arabiyyah Riyadh atas kepercayaannya melakukan kerjasama dengan IMLA, dan mudah-mudahan kerjasama tersebut tidak hanya berhenti di sini, namun dapat dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain nantinya. Demikian pula harapan Sang Muassis dan Dewan Pertimbangan IMLA, Al-Ustadz Ahmad Fuad Effendy, yang diakhir sambutannya sebagai tuan rumah, beliau menyampaikan harapan besar “Entah, ini hayalan atau harapan, saya berharap Bahasa Arab menjadi bahasa Pertama dan Utama (al-lughah al-ula) di Indonesia untuk yang berbahasa Asing (Ajnabyah)” tutur beliau dengan penuh harapan.
Allah ‘alam bishawab
Tayha al-Lughah al-Arabiyah
Halimi Zuhdy
(Koordinator Isdar Majallah Muhakkamah IMLA)
#IMLA_Indonesia
#ImlaForIndonesia
#IMLA_BahasaArab
#BahasaArab_IMLA
TAMPAK LUAR, GELOMBANG DALAM
(Dahir Seseorang, Gambaran Batinnya)
Halimi Zuhdy
Sejatinya, orang tidak bisa berbohong dengan keadaan dirinya; hatinya, pikirannya, perilakunya, dan apa yang dikenali dalam dirinya.
Ada ungkapan Arab yang menarik "Adhahiru ya dullu ala bathin", tampak luarnya itu, menunjukkan kondisi dalam dirinya (batinnya).
Setiap orang mampu dikenali akhlaqnya (pula, hatinya dan pikirannya), dari bagaimana ia; bersikap, berucap, melihat (lirikan dan tatapan), bergerak, dan bagaimana pula mempola dirinya.
Seperti orang yang berbohong, ia akan tampak kaku, tampak salah tingkah, pandangan matanya kosong, dan ucapannya sering terkilir. Demikian pula orang jujur, walau ia mencoba membohongi sikap dirinya, ia kelihatan rinai wajahnya, senyum mulutnya, tatapan tajam wajahnya.
Tampak luar, sesugguhnya adalah cerminan batinnya. Bila suka marah-marah, maka mungkin ada keras batu dalam hatinya. Bila suka membincang orang (ghibah), mungkin ada iri dalam dirinya.
Cara mendeteksinya, "Bagaimana melihat seseorang, lihatlah bagaimana ia membicarakan orang lain, maka tidak akan jauh dari apa yang dibicarakan tentang orang lain, jika membicarakan kejelekan seseorang, maka dirinya tidak jauh dari yang dibicarakan, karena tidak mungkin air mengeluarkan bara, dan panas memuntahkan air. Pula, seperti orang menunjuk pada orang lain, maka jari jempolnya adalah dirinya".
Sepintar apapun orang menyembunyikan dengki, senyum apapun yang dicipta akan terlihat menakutkan di sore hari, walau di paginya ia seperti mentari. Se-marah apapun ia, kalau untuk kebaikan, marahnya adalah mutiara yang membuat tambah senang, kan tahu marahnya adalah untuk kebaikan, tapi kalau amarahnya adalah bara diri, maka bagai neraka di pagi hari.
Kata peribahasa "Angkuh terbawa, tampan tinggal" Orang yang suka bersolek dan berlaga seperti orang cantik atau tampan padahal tidak sesuai dengan dirinya, maka ia akan terlihat bagaimana ia selalu menampakkan ke-indahan, walau buruk selalu meliputi; prasangka buruk, tingkah buruk, dan kejahilan yang selalu membuat terpuruk.
Seperti baliho di Bandara sebuah negara atau kota, gambarnya adalah yang terbaik, yang paling sesuai dengan keberadaan dirinya, atau yang paling dibanggakan. Bali dan lombok dengan pantainya, Jawa Tumur dengan Suramadunya, Yordania dengan Petranya. Demikian pula seseorang.
Walau ada Peribahasa "Busuk-busuk embacang" artinya orang yang tampak dari luar (lahiriah) seperti orang jahat/orang bodoh, namun ternyata hatinya baik/ilmu pengetahuannya tinggi. Demikian pula, tidak semua tampak luar itu adalah seperti yang berada di dalam (batin). Ini istitsnaiyyat (pengecualiaan), namun "kebanyakan" dahirnya adalah batinnya.
Allah 'alam bisshawab.
Senggigi Lombok, 21 Juli 2018