(Kajian Bahasa Al-Qur'an #202)
Halimi Zuhdy
Pernah saya menulis tentang perbedaan penulisan (rasm) kata رحمت dan رحمة, tidak hanya perbedaan tulisan yang dikaji di dalamnya, tetapi tentang makna, rahasia dan juga tujuan tulisan tersebut. (Bisa dicek di www. Halimi Zuhdy. com).
Salah satu keindahan dan keunikan Al-Qur’an tidak hanya terletak pada kandungan maknanya, tetapi juga dalam ragam gaya penulisan katanya, mungkin kita kenal dengan i'jaz rasmy Fil Qur'an (jangan bertanya ikhtilaf dalam i'jaz ini ya.he). Di antara contoh yang menarik untuk ditelaah dalam kajian kali ini adalah perbedaan penulisan antara "نعمة" (dengan tā’ marbūṭah) dan "نعمت" (dengan tā’ maftūḥah). Meski keduanya berasal dari akar kata yang sama, ternyata terdapat perbedaan makna dan penggunaan yang mendalam di dalamnya.
Secara umum, kata نِعْمَة berarti kondisi yang baik, kebahagiaan, atau kenikmatan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Kata ini dapat merujuk pada kenikmatan secara umum yang diberikan kepada seluruh umat manusia, seperti dalam Ayat:
"وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا" (An-Nahl: 18)
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
Kenikmatan tertentu yang Allah anugerahkan kepada suatu kaum atau individu, "اذكروا نعمتي التي أنعمت عليكم" (Al-Baqarah: 40). “Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu.” Namun yang menarik, kadang kata نِعْمَة ditulis dengan tā’ terbuka (نعمت) dalam beberapa Ayat. Misalnya dalam surah Ibrahim: "وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا" (Ibrahim: 34). Mengapa demikian?
Ibnu al-Bannā’ al-Marrākishī, seorang ahli qirā’āt dan ilmu rasm al-muṣḥaf (penulisan mushaf), menjelaskan bahwa perbedaan penulisan ini bukan tanpa alasan. Kata "نعمت" dengan tā’ terbuka menunjukkan bahwa nikmat tersebut telah terjadi dan berlalu, dan maknanya dekat dengan fi‘il māḍī (kata kerja lampau). Karena itu, bentuk penulisannya pun dibuka (نعمت) sebagaimana fi'il.
Sementara itu, "نعمة" dengan tā’ tertutup menunjukkan bahwa nikmat tersebut bersifat umum atau terus-menerus, sehingga lebih menyerupai ism (kata benda), dan karena itu ditulis dengan tā’ marbūṭah yang menunjukkan kestabilan atau keterikatan waktu. Sebagai contoh: "نعمت الله" (Ibrahim: 34) ditulis dengan tā’ terbuka karena konteks ayat membicarakan nikmat yang telah nyata diberikan dan tidak disyukuri, sebagaimana ditunjukkan oleh penutup ayat: "إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ"
Sedangkan dalam An-Nahl: 18, bentuknya "نِعْمَةَ اللَّهِ" dengan tā’ tertutup, karena konteksnya menggambarkan nikmat Allah yang terus mengalir dan tak terhingga, yang kemudian ditutup dengan sifat Allah
"إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Kata "نعمة" dengan tā’ tertutup muncul sebanyak 25 kali dalam Al-Qur’an. Sedangkan "نعمت" dengan tā’ terbuka muncul sebanyak 11 kali. Secara umum, penulisan "نعمة" digunakan untuk menggambarkan nikmat yang umum dan terbatas, sedangkan "نعمت" digunakan untuk nikmat yang bersifat khusus atau terbuka untuk direnungi lebih dalam oleh pembaca.
Menariknya, dalam ilmu rasm al-muṣḥaf, tidak hanya kata "نعمة" yang mengalami dua jenis penulisan. Kata-kata lain seperti:
رحمت، سنت، امرأت، لعنت، شجرت، ابنت، معصيت، فطرت
juga terkadang ditulis dengan tā’ terbuka dalam sebagian mushaf, mengikuti bahasa Quraisy dan Thayy yang membaca dan berhenti dengan suara tā’ bukan hā’. (Beberapa kata sudah pernah saya tulis, terkait dengan kata di atas).
Sebagian ulama qirā’at seperti Ibnu Katsīr, Abu ‘Amr, dan al-Kisā’ī mengikuti qirā’at dengan tā’ terbuka, sedangkan lainnya membacanya dengan hā’ di akhir. Perbedaan ini menjadi bukti bagaimana mushaf Al-Qur’an tidak hanya menjaga lafaz dan makna, tetapi juga memperhatikan keanekaragaman dialek dan qira’at yang sah. Perbedaan antara "نعمة" dan "نعمت" bukanlah sekadar teknis penulisan, tapi menyimpan kedalaman makna yang luar biasa. Ia menggambarkan waktu, konteks, dan bahkan peringatan tersirat bagi manusia agar merenungkan nikmat yang diberikan Allah—baik yang telah berlalu, yang sedang dirasakan, maupun yang akan datang. Inilah sebagian kecil dari keajaiban rasm al-muṣḥaf dan keindahan bahasa Al-Qur’an yang menantang akal dan menggetarkan hati.
Dan, insyallah berikutnya akan dikaji beberapa rasm (tulisan), dan perbedaan qira'at. Insyallah, semoga selalu diberikan keistiqamaah dan kesehatan.
Maraji'
Al-Qur'an Al-Karim, Tafsir Ibnu Katsir, Mu'jam Ma'ani, Maqalah furuq rasm al-Qur'an, Furuq baina na'mah wa ni'maah, fidiyuhat Duktur Harun Jad, lamsaat Bayaniyah wa ghariha.
***
Kajian-kajian Al-Qur'an, Mukjizat Al-Quran, Balaghah, Sastra Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan, Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya.
🧷 *Fatwa Cinta* _(Saluran WA)_
🌎 www.halimizuhdy.com
🎞️ YouTube *Lil Jamik*
📲 Facebook *Halimi Zuhdy*
📷 IG *Halimizuhdy3011*
🐦 Twitter *Halimi Zuhdy*
🎼 TikTok *HalimiZuhdy*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar