السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Tampilkan postingan dengan label Halimi Zuhdy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Halimi Zuhdy. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 Mei 2012

Halimi Zuhdy: Si Inisiator


Menyimpan tulisan guru, sahabat, dan handai tolan (Halimi), ini tulisan dari pak Ersis

Melakukan sharing di suatu tempat, apalagi di banyak tempat, tentu tidak lepas dari jasa teman-teman. Itu suatu kepastian. Untuk itu berterima kasih kepada teman-teman yang menyupor penyebaran virus menulis ala Ersis Writing Theory (EWT) yang tidak mungkin ditulis orang per orang. Pertanyaannya, dari mana mulainya?

Alkisah, seperti ditulis pada bagian terdahulu, sampailah saya pada kesimpulan, EWT sudah saatnya menasional, kalau perlu mendunia. Seorang ‘sahabat’ dunia maya saya adalah Halimi Zuhdy. Saya heran juga, orang ini pikirannya ‘pikiran kiyai’ namun melakoni menulis lebih bebas. Kalau saya tulis bagaimana senang dan bangganya dengan ‘Kiyai Muda’ ini nanti dia kegeeran. Sudahlah,  disimpan di lubuk jiwa saja. Saya kagum sepak terjangnya di dunia tulis menulis.

Selasa, 31 Mei 2011

Halimi Zuhdy

heee..ini puisi dari http://www.khafid.com/halimi-zuhdy.html
agak narsis juga saya letakkan di sini, tapi tak apalah....untuk menghargai puisi sang Muhammad Khafid...


Wahai dosenku yang piawai

Ilmu mu mengalir seperti air sungai

Melindungi kami dari terik bak bungai teratai

Kelakuanmu indah, intelagensimu pandai sempawai

Sabtu, 21 Mei 2011

HALIMI ZUHDY, SOSOK INSPIRATIF SASTRAWAN INDONESIA

oleh Selamet Hariadi


Sosok pria yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang, terutama Mahasantri di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang  beberapa tahun sebelum ini. Beliau adalah Halimi Zuhdy. Sosok yang satu ini dikenal sebagai sastrawan yang cukup mumpuni, ustadz di PKPBA juga di kajian-kajian keIslaman, serta banyak hal menjadi kelebihan beliau.
Pria kelahiran Madura ini asli godokan UIN Malang. Mulai dari S1 beliau ketika masih STAIN Malang lalu pindah Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS) hingga awal menjadi UIN Malang. Pergolakan kampus pun telah beliau lalui sehingga mengantarkan beliau masuk program Pascasarjana itupun di UIN pula. Tak hanya di Kampus, beliau lebih dikenal di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly. Lebih karena beliau dulunya adalah salah seorang Murabby/Murabbi di Mabna MSAA, juga karena pola pemikiran keislaman serta tentang Psikologi kehidupan beliau yang baik dan dapat mudah diterima orang.
Yang menjadi kekaguman tersendiri bagi kami ialah pembawaan beliau hingga cara berucap beliau yang enak, membuat orang merasa teduh mendapat nasihat darinya.

Senin, 09 Mei 2011

Dari seorang motivator menulis : Halimi Pendobrak Birokrasi Kampus

HALIMI Zuhdy, tenaga edukatif UIN Malang, puisi-puisinya sangat saya sukai. Terlepas banyak kenal dengan penyair dan punya nama saya suka membaca tulisannya. Tulisan apa saja, bermuatan edukatif dan penyadaran keislaman. Puisi-puisinya sangat khas (Islamis). Soal  terkadang ada kesan kecewa berat atas berbagai kemelencengan negeri ini, memahaminya sebagai pencinta yang tengah dirundung kecewa.

Ketika berulang tahun, meminta Halimi memberi hadiah puisi, dan dibukukan menjadi, Menjaring Cakrawala. Sejak itu, batin terasa dekat. Asyik punya berteman dengan Kiai Muda ini. Sampai-sampai bertaruh dalam hati, ni orang sangat santun. Kalau menulis agak marah itu karena kepeduliannya yang berlebihan. Berharap terlalu baik. Nah, ketika Abrar mengoke ke Malang, menghubungi Halimi. Hasilnya mengagetkan?

Pak Ersis diminta memberi pembekalan dalam pelepasan sarjana UIN, Fakultas Humaniora dan Budaya. Dan, seminar di Ma’had UIN. Bukan acara biasa-biasa saja. Yang lebih mencengangkan, bagaimana Halimi bisa merekomendasi dan meyakinkan petinggi kampus mendatangkan seorang yang belum dikenal. Mendobrak ‘benteng’ birokrasi kampus. Bagi saya juga mendatangkan masalah. Pembekalan calon sarjana pastilah acara resmi kampus. Saya tidak terlalu suka acara resmi.

Ketika berangkat sebagai backpaker isteri mengingatkan membawa celana, baju, dan kopiah, khas kampus Islamis. “Ding, nanti kita beli. Santai saja’.

Alhamdulillah, karena acara padat, jangankan membeli pakaian, mendatangi teman dan bapak angkat saja tidak sempat. Bertahun-tahun ‘dibimbing’ Brigjen Soenarso, mantan Wakil Gbernur Kalimantan Selatan sewaktu ‘setengah gila’. Menfasilitasi menerbitkan majalah GAGAH dan aneka kegiatan lainnya. Dana tersedia, berlimpah. Membuka peluang  berkenalan dengan banyak orang hebat negeri ini. Anak-anak menganggap Pak Narso kakeknya karena seringnya di rumah beliau.

Begitulah. Halimi yang menfasilitasi, Halimi yang mengecewakan. Padahal, maksud saya ke Malang, mengompori Abrar dan ‘memaksa’ Halimi membukukan puisi dan tulisannya. Wualah ... setelah kepastian ke Malang, Halimi berkhabar mohon maaf: “Pak Ersis, saya harus ke Bali ...”. Allah SWT mungkin mengatur bahwa belum saatnya saya ‘mengatur’ Halimi he he.

Gagal ‘ngerjain’ Halimi tidak harus mengagalkan acara di Malang. Akhirnya sharing di Pesantren, UIN, dan Malang Post. Sekalipun agak tertib, isteri mengingatkan agar agak rapi dan bicara yang lebih sopan. Permintaan yang jauh dari dipenuhi.

Entahlah membayangkan betapa ‘sadisnya’ sharing di Malang, sejujurnya tidak ada apa-apanya dibanding dengan ketika memberi kuliah atau mengompori penulis pemula. Yang di Malang lebih santun.

Saya suka mencontohnya Rahayu Suciati dan Syamsuwal Qomar, sebelum diterima sebagai pewarta Bandjarbaroe Post dan pegawai di Lembaga Pengkajian Kebudayaan dan Pembangunan Kalimantan (LPKPK) wajib menulis setiap hari selama sebulan. Berhenti satu hari saja pasti tidak diterima. Mereka berhasil menerbikan buku Geliat Kampus dan Aku Bangga Menjadi Urang Banjar (GAMA Media, Yogyakarta, 2008) sebelum diwisuda.

Ya, saya ingin bersua Halimi menantang menerbitkan buku-bukunya. Beruntung Halimi tidak kena ‘kutukan’ he he. Sebagai alihan, bersama ketua Panitia Seminar Ma’had UIN disepakati menulis buku seputar UIN. Semoga mahasiswa UIN tidak mengecewakan. Buku Lomba Menulis Buku Bersama ditunda penerbitannya agar bersamaan dengan buku seputar UIN dan yang dikelola Pak Husnun dari Malang Post. Tiga buku sekaligus. Kiranya pas dengan Wisata Menulis ke Malang.

Satu hal menggugah, mahasiwa UIN sangat potensial menulis. Di hotel atau di tempat nongkrong sembari menyeruput STMJ menagkap suasana kebatinannya. Lagi pula, sempat ke kantor Pak Rektor, wuaw ... Pak Imam S. penulis produktif pemegang rekor menulis MURI tiga tahun berturut-turut. Terlepas, kiranya saya lebih ganas he he. Terkadang bisa 10 tulisan sehari he he.

Yaps, tulisan ini khusus untuk Ustadz Halimi. Saya penasaran dan berdendam ingin mendengar tuturanya yang terkenal lembut dan santun tersebut. Amin.

Bagaimana menurut Sampeyan?