Facebook Halimi Zuhdy
Minggu, 06 Maret 2022
Doa Agar Segera Diberikan Jodoh
Rabu, 26 Mei 2021
Agar Selalu Hidup Bahagia
Jumat, 12 Oktober 2018
RINDU
Halimi Zuhdy
Kerinduan itu menyakitkan, melupakannya kadang obatnya. Namun, bila tak ada rindu, hati terasa kering kerontang, bagai mentari menjejal sahara, yang tak ada tetes embun menyapa.
Kerinduan itu menyakitkan, namun bila rasa rindu tak datang, sakit semakin mencekam. .
Rindu itu kan selalu datang bertandang, karena masih ada cinta mendekam. Ia tak kan pernah mengering dan tak kan pernah berhenti mengalir, selagi rasa bergerak tuk menemukan samudera kasih. Seperti air sungai yang terus bergerak, menghentak, menerobos tuk menemukan samuderanya. Rindu itu akan selalu ada, buat seseorang yang dicinta. .
Rindu, bagaimana Thalhah yang tidak mau melepas tubuh Nabi, dipeluknya erat, dan menciumi jenggot sang kekasihnya itu. Pertemuan dengannya, bagai tetes air di kerongkongan yang kering. .
Rindu bagai karang di lautan, lautpun tak mampu menghenpaskan. Bagai Shahabat Nabi yang bangga dengan giginya yang ompong, bahkan tidak ingin dipasang gigi lagi, karena gigi itulah yang menarik rantai yang membelit Nabi dalam perang Uhud, ia tak ingin giginya terpasang karena takut kerinduannya tercerai padanya. Sungguh, kerinduan itu mempesona. .
Belum lagi Ukasyah yang membuat tangis seisi masjid berderai. Meminta Rasul membuka bajunya, hanya agar dapat menyentuh tubuh surganya. Bahkan Umar bin Khattab pernah dengan lantang berkata, "Tiada seorangpun yang kudengar dan ia mengatakan Nabi wafat, melainkan akan kupancung dengan pedangku ini! " ini sunggu rindu di atas rindu, pedih kehilangan sang kekasih yang paling kasih. .
Bila ia lupa untuk rindu, sepertinya sudah mulai tergerus cinta itu, semakin rindu, cinta itu semakin mengakar kuat. Maka tidaklah pernah ada, cinta tanpa rindu, karena dimana ada asap, di situlah api menguap.
Allahummaj'alna musytaqina laka wa lihabibika Ya Rabb.
Jum'ah Mubarokah
Malang, 12/10/2018
#madzhabrindu #fatwacinta #fatwa_cinta
IG: @halimizuhdy3011
Sabtu, 12 Mei 2012
BERBICARA DENGAN HATI

Sabtu, 23 Juli 2011
KEJUTAN DI BULAN SYA’BAN (1)
Sabtu, 14 Mei 2011
MENCINTAI BAYANGAN
Aku tersentak melihat calon istriku bersama laki-laki lain, dengan mesranya ia menggandeng tangannya, berbicara dengan penuh mesra, saling bertatap dengan ungkapan-ungkapan yang lembut dan penuh makna. Keduanya semakin mesra, ketika ada hentakan-hentakan musik yang mengalun dari bilik kamar sebelah, Calon istriku sungguh menikmati perbincangan itu, sambil ketawa kecil, sesekali ia mencubit laki-laki itu. Serasa hati ini teriris pelan-pelan. Lelaki yang tak pernah kukenal, tiba-tiba menggulung hatiku, dan membuat diriku geram, membuat sejarah peperangan dalam tragedi cinta. Apakah laki-laki itu sengaja membuat keruh suasana, atau laki-laki itu yang pernah diceritakan calon istriku, bahwa ia pernah punya pacar, namun orang tuanya yang tidak mengizinkan, ia sepakat untuk tidak menjalin hubungan kembali. Ah…pikiran ini kacau, hati pun ikut bergumul dengan sebuah prasangka yang mendalam. Dalam pergumulan hati dan pikiran, tiba-tiba adik aku Fatimah memanggilku.
“kak, ayo kita pergi” dengan teriakan khasnya
“pergi ke mana dik” sautku(sahut)
“loh, lupa ya, kakak kan janji sama Faza, hari ini, Faza diajak kelilik(keliling) kota”
“oh ia, kakak sudah agak pikun, he..he..” aku mengiakan, sambil ketawa.
Sepeda Supra yang aku parkir dekat kos-kosan calon istriku langsung aku tancap, deru sepedaku yang keras, seperti hatiku yang lagi berkecamuk, apakah ini sebuah penghianatan cinta? Ah, aku terlalu jauh memikirkan sesuatu yang belum aku ketahui dengan sebenarnya. Sepeda yang aku kendarahi (kendarai) seperti terbang, dan entah mendarat di mana, aku tidak tahu, yang pasti, aku ingin menghilangkan kejenuhan pikiranku yang lagi galau.
Tiba-tiba di depan mataku terlihat sosok bayangan cantik, anggun, dan jilbab yang terurai rapi, menghalangi deru sepedaku, aku hampir menabrak truk yang berada di depanku, untung saja rem cakramku berfungsi dengan baik.
“kak, ada apa ka” kata adikku dengan tangan gemetar
“maaf Za, kakak lagi ngelamun” dengan sedikit tersenyum, walau hati dan pikiran masih menyimpan seribu amarah.
Aku mulai mengkosongkan pikiranku dan fokus pada jalan besar yang menjalur dua, aku pilih jalur kiri dan sedikit mengurangi kecepatanku. Sesampainya di Jl. Merpati aku dikejutkan dengan bayangan yang sama, hatiku pun berdegup kencang, dengan mata berbinang, wajah yang terbuai senyum,lidah kelu..kuberteriak dengan lantang “berhenti..!” bayangan itu lenyap seketika. Lagi-lagi adikku berteriak “ada apa kak, kalau ngantuk berhenti dulu” . Fatimah berkata
“tidak faza, saya hanya sedikit kurang konsentrasi, maaf ya..membuatmu terkejut”.
Setelah itu, Aku dan adikku beristirahat di bawah pohon yang berada di pinggir jalan, melepas hati yang galau, pikiran yang kacau, dan mengistirahatkan tubuh yang mulai terkulai.
Beberapa menit kemudian, ketika mataku terlempar ke arah jalan, bayangan itu tampak kembali, ia melambaikan tangannya, mengajakku pergi bersama, wajahnya yang tidak begitu jelas, tapi menampakkan keanggunannya, dan tubuhnya yang dibalut dengan jubah panjang membuat hatiku semakin ingin mendekatinya.
Hati yang masih mengingat kejadian tadi di kos-kosan calon istriku dengan bayangan yang menggelorakan tubuh, aku tersimpuh, tak mampu kuangkat kakiku, berkali-kali aku ingin menggapai tangannya, namun jauh, jauh sekali, semakin tubuh ini kuangkat, tubuhkusemakin lemah. Tubuhku tak kuasa untuk berbuat sesuatu, aku biarkan tangan ini menggapai-gapai walau tangannya tak menyentuh tanganku. Walau bayangan itu tidak jelas, tapi mampu mengobati keresahan hatiku. Setelah terasa enak badan ini, aku bangunkan adikku yang terlelap di bawah pohon tempat kita berteduh, untuk melajutkan perjalanan.
Setelah kami sampai di tempat tujuan, Faza menghilang dibalik kerumunan orang, ia mencari pakaian dan peralatan kecantikan, sedangkan saya masih asik termenung, membayangkan sosok yang selalu hadir dalam kesendirian.
*******
Satu minggu dari kejadian tersebut, calon istriku tak lagi menampakkan senyum seperti sebelum-sebelumnya, ia terkesan pendiam, dan selalu asik dengan hpnya dan terkadang membuka fb mengomentari seseorang yang mungkin teman kencannya itu, aku pun tidak terlalu peduli, biarlah ia asik masyuk dengan hpnya, kadang kita terdiam lama, tak ada yang memulai untuk berbicara. Seolah-olah ia menyendiri dariku, dan ingin menghindar dari kehidupanku.
Aku tidak pernah pusing dengan persoalan cinta, kalau itu memang bukan jodohku, mengapa aku harus mengeluh dan mengaduh, aku punya Tuhan, ia tempat untuk dicinta, Ia pun selalu mencintaiku. Aku tidak pernah takut dengan penghianatan, karena aku yakin orang yang menghianati, pasti suatu saat terhianati pula. Aku lebih senang bercinta dengan bayangan, yang selalu hadir dalam terang, walau ia tak bisa disentuh, tapi kehadirannya adalah ketenangan. Apalagi hidup hanyalah sebuah bayangan, bukan sebuah keabadian, ia muncul dan pergi. Aku semakin ingin, bayangan itu selalu muncul dalam sepiku, senyapku dan dalam kerinduanku, walau aku tak bisa memeluknya asalkan ia sudah menyentuh hatiku dengan bayangannya. Hidupku juga bayangan, maka mencintainya sama dengan mencintai diriku sendiri.
Semenjak pertemuanku dengan bayangan itu, aku tidak lagi kesepian, bahkan kerinduanku pada calon istriku hilang sedikit-demi sedikit, bayangan itu lebih memberikan seribu keindahan dari sosok jasad calon istriku yang hanya membuat hatiku porak-poranda, mudah-mudahan bayangan itu selalu menemaniku dalam tidur dan jagaku.
Menulis, ketika ujian lagi berlangsung, sambil menjadwab ujian kualifikasi sambil menulis, kalau tidak nyambung…ya maklumlah, hanya untuk menhadirkan(kurang g) bayangan kata untuk menjawab pertanyaan dari para Profesor.
Malang, 13 Mei 2011
http://halimizuhdy.blogspot.com/
http://sastrahalimi.blogspot.com/
Jumat, 11 Maret 2011
CINTA, DALAM REALITAS DAN KHAYALAN
Jumat, 04 Februari 2011
MENUJU REVOLUSI DIRI
Kehidupan selalu fluktuatif, tidak akan pernah tetap, selalu ada perubahan, perubahan yang mengarah pada perbaikan dan juga perubahan yang menuju keburukan. Kalau hari ini Mesir dalam gejolak yang luar biasa, karena ia bagian dari kehidupan, pembrontakan dari rakyat yang meminta sang presiden untuk turun dari jabatannya yang sudah bercokol sekian lama, di sana ada kejenuhan dalam kepemimpinan, keterpurukan, kelemahan, tak berkarakter, dan ketidak pedulian pada sebuah tugas yang diembannya.
Revolusi bukan hanya dilakukan di Mesir, tapi berbagai negera di Dunia sudah pernah melakukan revolusi misalnya Tunisia, Prancis dan lain-lain, di Indonesia pun tahun 1998 juga telah melakukan itu meskipun dengan bahasa yang berbeda “reformasi. Revolusi menghendaki sebuah perubahan dari kejumudan menuju pencerahan, revolusi ingin bangkit dari keterpurukan ekonomi, politik, keamanan, keadilan dan kesejahteraan. Revolusi sebenarya bukan hanya merubah, tapi membongkar keburukan untuk melenyapkannya sampai ke akar-akarnya. Baimana jika kejumudan, keterpurukan, kerusakan itu terjadi pada diri kita?
Dunia selalu berputar, setiap putaran memberikan arti sendiri, setiap detik dari putaran itu adalah makna, setiap menit dari perputaran adalah hikmah, setiap jam mengandung nikmah atau niqmah tergantung cari menyajikannya, dan setiap minggu adalah bukti dari proses detik, menit, dan jam. Kalau dunia selalu berputar, Negara selalu terjadi sebuah reformasi atau revolusi, bagaimana dengan diri kita? Maka jawabannya adalah merevormasi diri menuju kesejahteraan dunia dan akhirat. Kenapa dini harus direvormasi? Lah ini yang menjadi pertanyaan mendasar tulisan ini.
Diri lebih penting dari pada Negara, karena Negara adalah kumpulan dari diri-diri itu sendiri, tanpa diri Negara tidak akan pernah ada, untuk merevormasi Negara, maka diri harus direvormasilebih dahulu. Rusaknya Negara karena rusaknya diri, apakah rusaknya diri karena hancurnya tubuh, tentu jawabannya, bukan! Karena tubuh kadang tidak bergerak, namun kerusakan terjadi dimana-mana. Berarti diri (jiwa) inilah yang harus dibenahi. Kalau pertanyaan tadi mengapa diri harus direvolusi? Karena adanya stagnasi dalam diri, kejenuhan, kejumudan, kema’siatan, kedhaliman, kegilaan, kehampaan, kemelaratan, kedustaan, penghianatan, kegelapan, kesombongan, keiria-an,kedengkiaan, dan sifat-sifat lainnya yang tidak mampu mengantarkan diri menuju sebuah kemenangan (muflih) kemenangan melawan nafsu amarah yang selalu ingin mengobarkan kerusakan dimuka bumi, bahkan mengorbankan diri sendiri terperosok menuju sebuah kehancuran.
Revormasi diri dapat dilakukan dengan mendemonstrasi diri setiap menit, bahkan setiap detik, mendemo diri dengan selalu menuntut diri untuk belajar mencari hikmah, menuntut ilmu, bertadabbur, merenung atas kesalahan diri, menyesali kesalahan. Meruntuhkan diri dari egoisme tinggi yang dapat merusak diri. Demo dilakukan dengan sesering munggin untuk meruntuhkan keotoriteran diri yang sangat sulit untuk diturunkan. Demo diri (bertaubat) dan demo kepada Tuhan (berdoa) agar keberhasilan merevormasi diri menjadi seimbang, tidak hanya memperbaiki diri menuju sebuah kepentingan diri yang bersifat sementara,namun juga merevormasi diri menuju sebuah keindahan di akhirat. Ada beberapa tahapan yang memungkinkan diri untuk merevormasinya :
Ihsan, ikhlas dan Mahabbah. Dari ketiga hal ini, mungkin saya hanya akan menyinggung masalah ikhlas, insyaAllah kalau tuhan masih memberikan saya kesempatan akan aku tulis mahabbah dan ikhsan, mengutip bahasanya Ari Ginanjar “nilai-nilai ihsan berfokus pada dorongan (drive). Berbicara masalah ihsan berarti ia membicarakan masalah menghadirkan niat seseorang menjadi selaras serta harmonis dengan tindakannta. (Ari ginanjar,xlix:2004). Sederhananya adalah menyelaraskan serta mengkomonikasikan rasionalitas, mentalitas dan spritualitas. “Bagaimana cara menghadirkan motivasi abadi (the ulyimate intetion) seseorang menjadi selaras dengan perbuatan dan pemahaman seseorang?’. Pembahasan ihsan ini sangat panjang maka dilain kesempatan insaallah saya mencoba untuk memunculkannya. (maaf)
Untuk membantu merevormasi diri, ada 22 Kebiasaan Produktif yang saya kumpulkan dari beberapa nasehat orang-orang besar dan berhasil yaitu :
1. Sediakanlah lebih banyak waktu untuk membaca dan sediakanlah waktu 15 m untuk mengendapkannya.
2. Khususkan waktu untuk menyendiri dan merenung 20 m dalam sehari.
3. Pertahankan stamina spritual Anda melalui ibadah Wajib, sunnah, Dzikir dan membaca Al-Qur’an.
4. Jagalah kondisi fisik Anda dengan :
- Olah raga rutin
- Istirahat cukup
- Makanan yang bergizi
5. Tingkatkan emosional melalui seni dan alam.
6. Buatlah rencana perjalanan wisata untuk mendapatkan pengetahuan baru kemudian perhatikanlah keadaan dan kondisi daerah tersebut.
7. Luaskanlah wilayah perjalanan atau pergaulan Anda dengan :
- Bisa bergaul dengan semua orang
- Bergaul dengan orang yang lebih pinter, cerdas dan alim.
8. Tingkatkan kontrol terhadap pikiran-pikiran yang membebani benak anda. (marah dll)
9. Biasakan mencatat secara teratur, mencatat apa yang dilalukan dan melakukan apa yang dicatat.
10. Biasakan lebih banyak diam dan mendengar dari pada bicara.
(kekuatan diam sangat luar biasa) , kurangi perkataan refleks, berbicara jika butuh saja, menyembbunyikan kebaikan Anda.
11. Kontrol emosi agar tetap tenang (tidak mudah terpengaruh kritikan atau sanjungan).
12. Lakukan latihan pernafasan secara teratur.
13. Kemauan yang tidak di tunda-tunda.
14. Duduk, Merenung dan tulislah (biasakanlah …manfaat apa yang anda peroleh)
15. Tidak mudah marah maka sering-seringlah tersenyum, kalau marah tarik nafas panjang-panjang.
Tidak banyak bicara (ketika diam kita berfikir, ketika berbicara kita mengajak).
Tidak mencari penghargaan orang lain (saya dihargai atau tidak saya tetap hamba Allah), (meninggalkan hal-hal sepele karena masih ada yang lebih penting) , (kemauan untuk berkonsentrasi) , orang yang sering lupa karena tidak punya dorongan untuk mengingat.
16. Biasakan memberikan apa yang diminta atau dipinjamin dengan hati lapang, “ingat semuanya milik Allah dari dan akan kembali padan-Nya, dan Allah akan mengganti yang lebih besar.
17. Membiasakan untuk tidak puas terhadap, 1.Apa yang sudah dilakukan, 2.Apa yang sudah diketahui, 3.Apa yang sudah dibanggakan. (kepuasan akan mengakibatkan kebodohan)
18. Beranilah berbuat, memulai dan melaksanakan, dan orang yang takut resiko berarti takut maju.
19. Membiasakan untuk tidak menyia-nyiakan waktu, (isilah dengan kesibukan yang menantang, isilah dengan membaca fokus dengan kemamfaatan yang jelas, isilah dengan muhasabah.
20. Biasakan berniat atau meniatkan apa yang anda akan lakukan. dan biasakanlah untuk berfikir sebelum melaksankan karena pekerjaanmu tergantung pada niat dan hasil pikiranmu.
21. Meditasi dengan system Takhalli (mengkosongkan), Tahallli (mengisi/mengganti) Tajalli (maka akan tampak apa yang kau inginkan).
22. Biasakan minum air, berpuasa senin kamis dan sholat malam, dan dawamul wudu’.
Malang, 3 Pebruari 2011
http://halimizuhdy.blogspot.com