السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Selasa, 18 September 2012

CARA MEMBUAT DIKSI PUISI YANG BAIK

Halimi Zuhdy

1.      Memilih bentuk tulisan
Penulis memilih bentuk tulisan yang akan ditulis, akan menulis puisi atau cerita, jika ingin menulis puisi maka memilih uslub/diksi lebih selektif, karena ada keterkaitan antara kata, makna, bunyi (musikalitas) dan lainnya. Sedangkan kalau cerita lebih sederhana dan tidak memerlukan keserasian dalam kata.

2.       Memilih kata yang tepat
Dalam pemilihan kata, penulis dituntut untuk memiliki kemampuan kreatifitas, intuisi dan imajinasi serta pengalaman dan pengetahuan. Misalkan ingin mengatakan “aku mencintaimu” dirubah dengan “aku ingin mencium bunga yang ada di telapak kakimu”. Dari yang sederhana berubah menjadi bahasa yang penuh imajinatif dan tidak biasa. Ini diperlukan keselektifan dalam memlih kata disesuaikan dengan keinginan penulis. Atau kata cinta disandingkan dengan ombak, padamu orang keduan disandingkan dengan pantai, pasir, karang, dan lainnya.

3.      Perenungan
Setelah mendapatkan beberapa kata yang akan disandingkan dengan kata yang asli, atau pengganti kata atau kalimat yang lebih cocok dengan imajinasi, rima, dan makna yang dimaksud,. Maka direnungkan kembali, apakah ia memiliki sugesti yang kuat yang mampu memberikan pengaruh pada pembaca, dan menjadi bahasa yang tidak biasa, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Dalam memilih kata-kata yang akan ditulis hendaknya disesuaikan dengan Nada dan perasaan.

4.      Merasakan
Pada setiap kata, frasa, bahkan larik diusahana penyair benar-benar hadir dan merasakan setiap ungkapan yang akan ditorehkan, tidak hanya sekedar lipstick dan pemanis saja. Ia mampu dirasakan sendiri, dan bahkan mampu membangkitkan rasa pembaca, kata-kata yang dipilih bernas, telak, sekaligus enak didengar dan membekas dalam benak pembaca. Merasakan berbeda dengan merenungan, merasakan berarti bagaimana setiap kata mampu menembus hati dan membangkitkan emosi pembaca, dan sangat dekat dengan pembaca, baik dari pemilihan tema, gaya bahasa, bunyi, dan lainnya. Hal itu bisa dirasakan apabila penulis sendiri merasakan, baik lewat pengalaman, pergolakan pemikiran, atau hasil internalisasi idiom orang lain dan sesuai dengan tema penulis.  Dan merasakan ini terkait sekali dengan imajinasim Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.

5.      Menyusun
Setelah memilih kata atau kalimat dengan sebaik mungkin yang sudah terkait dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Maka kemudian penulis mencoba untuk menyusun setiap kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi lirik, dan dari lirik satu dengan lirik yang lain ada kepaduan dengan tema, walau mengandung imajinasi yang berbeda, tapi tidak jauh dari tema dan amanah dalam puisi tersebut. Perhatikan kembali puisi-puisi di atas, bagaimana seorang penyair memilih kata yang tepat. 

http://sastrahalimi.blogspot.com/2012/09/blog-post.html

5 komentar: