السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Senin, 29 Desember 2025

Pernikahan Bukan Sekadar Berkumpul, Tapi Harmoni


Halimi Zuhdy

Ada sedikit kegadukan di PBNU. Ya namanya berkumpul, pasti ada gesekan. Yang saya heran, ada orang yang bercerita bahwa "ada orang yang tidak pernah jatuh di jalan raya dan tidak pernah kesentuh mobil atau motor", saya tanya "kok bisa?" Apa jawabannya, "bisa tadz, wong tidak pernah ke jalan raya"! Duaaaar. Oh, gitu.  

Maka, biasalah, dinikmati saja.😁 
Al-faqir, hanya akan menggambarkan tentang nikah atau juga mungkin tentang organisasi, atau perkumpulan apa pun, yang isinya adalah kumpul-kumpul. Bahwa dalam setiap perkumpulan, pasti ada gesekan. Tapi gesekan yang seperti apa? Dan dalam pernikahan, gesekan ini pasti terjadi, ada yang mengantarkan pada yang positif juga ke hal negatif. Tapi, bukan hanya soal berkumpul, tapi harus ada harmoni, atau dicipta harmonis. 

Menikah itu bukan hanya tentang dua orang yang tinggal di bawah satu atap, bukan sekadar berkumpul dalam satu rumah dan satu doa. Pernikahan adalah harmoni. Ia seperti alat-alat musik mahal yang tersusun lengkap, indah dipandang, bernilai tinggi, namun bila tak pernah dimainkan, ia tetap hanya benda mewah yang tak berguna. Dan bila dimainkan tanpa irama, tanpa rasa, tanpa menyamakan nada, ia hanya menghasilkan suara yang kacau, bising, dan menyakitkan telinga.

Demikian pula dua manusia. Mereka bisa saja berdekatan, tetapi belum tentu selaras. Bisa saja bersama, tetapi belum tentu berharmoni.

Maka doa pengantin, 

وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ 

bukanlah sekadar “semoga kalian dikumpulkan dalam kebaikan”. Lebih dalam dari itu, ia berarti, semoga kalian menemukan harmoni, keseimbangan, keindahan, dan kebaikan yang saling melengkapi. Karena berkumpul itu mudah, tetapi menemukan harmoni adalah seni.

Al-Qur'an pun mengajarkan, Allah tidak menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sekadar agar mereka berdekatan, tetapi lita'arafu (لِتَعَارَفُوا), untuk saling mengenal, saling memahami, menyatu dalam perbedaan, dan menciptakan keindahan dalam keberagaman. "Ta’aruf" bukan hanya mengetahui nama, tetapi menyelami jiwa. Bukan hanya menjadi dekat, tetapi menjadi selaras.

Dalam pernikahanlah cinta menemukan bentuknya yang paling jernih. Dua manusia yang tidak hanya bersama, tetapi saling menata nada. Tidak hanya bersanding, tetapi berharmoni, tidak hanya saling memandang, tetapi saling menenangkan.

Karena menikah bukan hanya berkumpul.
Menikah adalah menciptakan musik yang indah, dua jiwa, satu irama.

Baiturrahman, 22 NOV 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar