Halimi Zuhdy
Nama Nabi kita Muhammad bukan sekadar rangkaian huruf atau lafaz biasa. Nama ini tersusun dari huruf-huruf indah yang menyimpan makna agung. Kata "Muhammad" (محمد) merupakan bentuk "mubālaghah" (penegasan yang berlebihan dalam pujian) dari kata "mahmūd" (محمود). Jika "mahmūd" berarti "terpuji", maka "muhammad" bermakna "sangat terpuji".
Dalam ilmu bahasa Arab, nama Muhammad dibentuk dari pola "ism maf‘ūl", yaitu kata benda yang menunjukkan objek atau sesuatu yang dikenai perbuatan. Nama ini bukan hanya bermakna pujian, tetapi juga menunjuk pada banyaknya pujian yang ditujukan kepada beliau.
إن محمداً هو المحمود حمداً بعد حمد، فهو دال على كثرة حمد الحامدين له، وذلك يستلزم كثرة موجبات الحمد فيه
Artinya: Sesungguhnya Muhammad adalah yang dipuji terus-menerus, satu pujian setelah pujian lainnya. Ini menunjukkan banyaknya orang yang memuji beliau, dan itu menandakan banyaknya alasan untuk memuji beliau.
Makna Kualitas dan Kuantitas dalam Nama Muhammad
Nama Muhammad mengandung makna "katsrah" (banyak); banyak disebut, banyak dipuji, diagungkan, dan dilantunkan oleh lidah umat manusia. Bahkan Allah-lah yang pertama kali memuji Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an dengan firmannya:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Selain menunjukkan banyaknya pujian, kata Muhammad juga mengandung makna "tatabbu’" (berkesinambungan). Artinya, beliau terus-menerus dipuji dari masa ke masa, dari waktu ke waktu. Namanya senantiasa disebut, tidak hanya dalam majelis-majelis shalawat, tetapi juga dalam shalat lima waktu, berdampingan dengan nama Allah SWT.
Menyebut nama Muhammad bukanlah perbuatan biasa, sebab ada pahala dalam menyebutnya, bahkan pahala yang berlipat. Karena beliau adalah manusia yang sangat pantas untuk dipuji.
Pujiannya Tak Terbatas pada Muslim Saja
Yang menarik, pujian terhadap Nabi Muhammad tidak hanya datang dari kalangan umat Islam. Banyak tokoh dan penulis non-Muslim pun menyebut namanya dengan kekaguman luar biasa.
ومن العجيب أن مدح الرسول عليه السلام وحمده لم يقتصر على المسلمين والمؤمنين به، بل تجد بعض المنصفين من الكفار يثنون على النبي صلى الله عليه وسلم ثناء عجيباً
Artinya: Sungguh menakjubkan bahwa pujian terhadap Rasulullah SAW tidak terbatas hanya pada kaum Muslimin, tetapi beberapa orang non-Muslim yang adil pun turut memuji beliau dengan pujian yang luar biasa.
Perbedaan Makna antara Muhammad dan Ahmad
Kata "Muhammad" berasal dari "ḥammada" (حمّد) sebagaimana "nazzala" (نزّل) dan "qaddara" (قدّر), yang semuanya menunjukkan makna yang banyak (katsrah).
Sementara itu, nama "Ahmad" (أحمد) memiliki dua kemungkinan makna berdasarkan bentuk katanya: 1) Fi'il mudhāri’ (kata kerja bentuk sedang atau akan): bermakna "aku sedang memuji", seperti dalam kalimat:
أحمد الله رب العالمين
Aku memuji Allah, Tuhan semesta alam.
Dalam konteks ini, "Ahmad" berarti pujian yang berlangsung terus-menerus (istimrār tajaddud).
Berikutnya 2.) Ism tafdhīl (kata banding): bermakna "yang lebih terpuji". Maka, Ahmad berarti manusia yang paling terpuji. Ia berasal dari akar kata "ḥamd" (pujian) dan menunjukkan bahwa pujian terhadap Nabi Muhammad lebih tinggi mutunya dibanding siapa pun.
أما أحمد فهو أفعل تفضيل من الحمد، فيدل على أن الحمد الذي يستحقه أفضل مما يستحقه غيره، فمحمد فيه زيادة حمد في الكمية، وأحمد فيه زيادة حمد في الكيفية، فيُحمد أكثر حمد، وأفضل حمد حمده البشر
Artinya: Kata Ahmad adalah bentuk tafdhil dari pujian, menunjukkan bahwa pujian yang layak diterima oleh beliau lebih baik daripada siapa pun. Maka "Muhammad" menunjukkan kuantitas pujian yang lebih banyak, sedangkan "Ahmad" menunjukkan kualitas pujian yang lebih tinggi.
"Muhammad" adalah nama yang menunjukkan betapa banyaknya beliau dipuji (kuantitas). Sementara "Ahmad" adalah nama yang menunjukkan betapa tinggi dan indahnya kualitas pujian itu sendiri.
Maka, beliau adalah manusia yang sangat layak untuk disebut, dikenang, dicintai, dan didoakan oleh siapa pun yang mengenal kebenaran ajarannya.
Allahumma shalli ‘alā Sayyidinā Muhammad
***
Keterangan gambar: Diambil dari web coptichistory. org tentang bahwa sebagian Muslim meyakini bahwa kata "Fāriqlīṭ" dalam Injil adalah nubuat tentang Nabi Muhammad SAW, namun ditukar oleh umat Kristen. Gambar ini menunjukkan manuskrip Codex Sinaiticus (abad ke-4 M), jauh sebelum masa Nabi, yang menulis kata tersebut sebagai παρακλητος (Parakletos)—berarti penolong atau penghibur, bukan Periklutos (yang terpuji). Ini menunjukkan bahwa tidak ada perubahan naskah setelah masa Nabi.
Codex Sinaiticus (abad ke-4 M): tertulis “Parakletos”, bukan “Periklutos”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar