السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Rabu, 17 April 2024

Melirik Masjid Besar Pakisaji, Al-Ihsan. Indah dan Megah.


Halimi Zuhdy

Setelah Khutbah Idul Fitri, saya diarahkan oleh pengurus masjid ke ruang belakang Masjid Raya Al-Ihsan Pakisaji, saya melihat foto agak besar. Dalam foto tersebut tergambar bangunan tua berwarna putih, seperti bangunan masjid, dan ada 4 wanita tua yang membawa barang di atas kepalanya (nyonggi) berjalan di depan bangunan tersebut. "Foto ini, kita dapatkan di musium Nederlands (Belanda) ustadz", kata ketua takmir. "Masjid ini sudah sangat tua ustadz, dibangun pada tahun 1924, dan satu-satunya masjid besar waktu itu di Pakisaji". 
Ketua takmir juga bercerita, "Dulu, orang Pakisaji  shalat Jum'at dan juga shalat hari raya di Masjid Jamik Kota Malang (Masjid Jamik dibangun pada tahun 1890 dan selesai pada tahun 1903), dan mereka ada yang naik dokar, ada pula yang jalan kaki, tapi setelah masjid (Al-Ihsan) ini di bangun, orang-orang Pakisaji shalat di sini". 

Saya tertarik sekali dengan bangunan kunonya dan mungkin beberapa sisa-sisa yang ada dalam masjid masa lalu, seperti beduk, mimbar, tongkat,  atau genting dan temboknya dan mainnya. "Apakah masih ada beberapa sisa bangunannya Bapak?" Saya coba bertanya tentang hal tersebut. "Tidak ada ustadz". Jawabnya. Sebenarnya, hal tersebut menarik untuk disimpan di musium kecil atau salah satu bangunan yang ada, karena bangunan yang ada adalah bagian dari sejarah. 
Di belakang masjid, sebelah mimbar, ada jalan masuk ke atas, terdapat ruangan istirahat para kyai/asatidz, ruangnya mewah, ada kamar mandi dan ruang tamu. Seperti ruang kantor takmir. Pemandangan keluar dari dalam kamar cukup indah. 

Masjid yang direhap tahun 2014 ini sangat megah dan indah, "Habis 6 milyar lebih ustadz" kata salah satu pengurus masjid. Ketika saya berkeliling masjid, sambil memandang atap-atap indah dengan perpaduan warna yang asyik. "Yang ngecat saja langsung dari pabrik cat ustadz, dan pilihan warna-warnanya pakai konsultan khusus" sambungnya. 

Masjid yang berada di pinggir jalan raya ini, sangat menggoda pandangan. Dengan kubahnya yang menghijau, dan warna temboknya kebanyakan berwarna kuning agak sedikit kecoklatan. Masjid ini dinamakan Al-Ihsan. Nama masjid yang diambil dari pewaqafnya,  Bapak Moh. Ihsan. Masjid ini beralamat di Jalan Raya Pakisaji No. 118 RT 01 RW 03 Kabupaten Malang Jawa Timur, Indonesia. 
Oh ia, kalau diulas lebih panjang asyik lo, belum lagi mihrabnya cantik sekali (pernah saya ulas tentang asal kata mihrab, bisa dilihat di YT Lil Jamik), dan beberapa fasilitas lainnya. 

Pakisaji, 1 Syawal 1445 H. 

***
Masjid bukanlah hanya tempat mensujudkan diri dan ruh, tapi ia mengumpulkan harapan-harapan suci tuk melangitkan mimpi kehidupan yang lebih baik. 

"Dan bumi bagimu adalah Masjid, maka dimana Saja kamu mendapatkan (waktu) shalat, maka shalat-lah" Hadis Nabi (An-Nasai)

Bumi yang menghampar, langit yang menjulang, udara yang berhembus, api yang menderai, air yang gemercik, bersujud wujud pada Sang Maha Wujud.

Jika bumi adalah masjid, adakah tempat berlari tak bersujud. Sajadah bumi yang menghampar, tempat kaki menginjakkan segala hawa nafsu, yang melangitkan pikir kepada Sang Maha Tinggi. Bumi dan langit, bentuk ketundukan dan pengagungan. Masjid, bagaimana menghimpun rindu padaNya, walau rindu sesungguhnya tidaklah bertempat. Masjid, penyatuan dari seluruh tanah di muka bumi, hamparannya bersambung, ditempatkan tuk menjadi paku langit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar