السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 11 April 2024

Menjadi seperti Termos, di antara Ciri Keberhasilan Puasa

Halimi Zuhdy

Ramadan telah usai. Umat Islam juga telah menggemmakan takbir, bukti telah berhari raya. Berikutnya adalah evaluasi. Apakah training Ramadan berhasil atau tidak?, keberhasilan  ramadan, bila sesuai dengan tujuan awalnya, menjadi orang yang bertakwa. 
Dan untuk mengetahuinya, maka dapat dilihat dari ciri-cirinya, di antaranya adalah dapat menahan marah. Sebuah ciri dari orang yang bertakwa. Maka, salah satu ciri terpenting keberhasilan puasa adalah kemampuan untuk menahan marah, atau dalam bahasa Arab disebut كاظم الغيظ (Kazhim Al-Ghaizh).

Di era yang menguras emosi ini, maka penting sekali "menahan marah", baik menahan tangan untuk tidak menulis sesuatu yang membuat seseorang sakit hati, atau berucap (vois) yang tidak menyakitkan. Atau membuat gambar atau vedio yang membuat orang lain sakit. 

Al-Qur'an dalam Surah Ali Imran ayat 134, menjelaskan tentang sifat orang bertakwa (tujuan  puasa) وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ "Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik".

Dalam ayat ini, kata "الكاظمين" merujuk pada mereka yang menahan amarah dan tidak melampiaskannya. Dan kata الكظيمة adalah bermakna termos (ترمس).

Imam Ali bin Abi Thalib, رضي الله عنه, pernah menganalogikan orang yang menahan marah dengan qirbah (termos). Termos adalah wadah yang dapat menjaga minuman tetap panas atau dingin dalam waktu yang lama. Beliau berkata: "Sebaik-baik manusia adalah yang menahan marahnya, padahal ia mampu melampiaskannya." (Qirbah, pernah al-faqir kaji, bisa dibaca asal kata qirbah)

Menahan marah, sama seperti termos yang menjaga suhu minuman, orang yang menahan marah juga mengendalikan emosinya agar tidak terpancing melakukan perbuatan yang tidak terpuji. Tapi, air dalam termos yang panas tidak kemudian diingin begitu saja, ia bisa dituangkan kapan pun, sesuai dengan situasi dan kondisi. Dan juga disesuaikan dengan keperluan, kapan ia harus marah (yang diperbolehkan). 

Selama berpuasa, wajar saja kita menghadapi situasi yang memancing emosi. Namun, penting untuk mengingat keutamaan puasa dan kemuliaannya, serta bersabar. Menahan amarah saat marah  dianggap sebagai jihad di jalan Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: "Siapa yang menahan amarahnya, padahal ia mampu melampiaskannya, maka baginya surga."

Bulan Ramadan yang telah usai, sebagai momentum untuk menjadi "orang yang pandai menahan marah". Dengan demikian, kita bisa mengendalikan emosi dan menjadikannya sebagai  tanda keberhasilan puasa dan mendapat ridha Allah SWT. 

***
Semoga bermanfaat. 
Dan Al-Faqir memohon maaf kalau pernah marah, dan mohon doanya agar tidak suka marah-marah😁

_Kajian-kajian Al-Qur'an, Mukjizat Al-Quran, Balaghah, Sastra Arab, Turast Islamiyah, Keagamaan,  Kajian Bahasa dan asal Muasal Bahasa, dan lainnya._

🌎 www.halimizuhdy.com
🎞️ YouTube *Lil Jamik*
📲  Facebook *Halimi Zuhdy*
📷 IG *Halimizuhdy3011*
🐦 Twitter *Halimi Zuhdy*
☕ TikTok *Ibnuzuhdy*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar