السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Selasa, 14 April 2020

Sayyidah Aisyah dan Keluasan Ilmunya #3

Halimi Zuhdy

Perempuan-perempuan mutiara itu sangat banyak bahkan tak terhitung jumlahnya. Bila bersamudera dalam buku  A'lam an-Nisa' serasa kealiman mereka sulit tertandingi. Tidak sedikit para kibar ulama, guru mereka adalah perempuan, Imam as-Syafi'i, Imam Bukhari, Imam as-Suyuthi, as-Syakawi, Imam al-Hafidz al-Mundziri, dan  ulama-ulama hebat lainnya. 


Asy-Syaukani dalam Nailul Authar memuji banyak perempuan yang alim dan periwayat hadis, "Tidak seorang pun mengatakan bahwa ada sebuah riwayat ditolak dari seorang perempuan, karena dirinya perempuan. Dan sangat banyak sunah yang diambil oleh umat yang perawinya adalah seorang perempuan (sahabiyah), dan tidak ada yang mengingkarinya, walau mereka hanya memiliki ilmu hadis yang sedikit".

Hani' Dhawuh dalam Faqihat 'al-Lamna Fuqahah, Nisa'un Tulaqqa al-ilma 'Ala Ayadihihinna Kibar 'Ulama, menjelaskan tentang perempuan-perempuan yang menjadi guru dari ulama-ulama besar. Yaitu, Sayyidah Aisyah, beliau perempuan pertama yang sangat memahami ilmu agama (Faqihah) dan menjadi guru dari para sahabat sebagai tempat bertanya dari berbagai persoalan agama setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Kemudian Syifa' binti Abdullah yang dikenal sosok intelektual perempuan, dan termasuk penulis langka pada masanya. Ada pula, Khadijah Qairuniyah, Karimah binti Ahmad, Ummu Zainab al-Baghdadiyah, Umm Abdullah Zainab binti al-Kamal, Sakinah binti al-Husain, Karimah al-Maruziyah, Umm Hasan binti al-Qhadi dan masih banyak perempuan-perempuan hebat lainnya dalam berbagai disiplin ilmu.

Nabi dan Syariat Islam tidak pernah membeda-bedakan laki-laki atau perempuan dalam mendapatkan ilmu. 

نِعمَ النساءُ نساءُ الأنصار لم يمنعهن الحياء أن يتفقهن في الدين".
Sebaik-baik perempuan, adalah perempuan Anshar, mereka tidak malu untuk mengkaji dan mendalami Agama. 

Tugas perempuan bukan hanya masak (memasak), macak (berdandan), manak (melahirkan), melainkan juga mencari ilmu, atau berhak menyerap ilmu.  Bagaimana peran perempuan pada masa Nabi sungguh luar biasa. Kitab al-Qur'an pertama disimpan dan dijaga oleh  seorang perempuan, Sayyidah Hafsah binti Umar bin Khattab, dan Nabi meminta asy-Syifa' mengajari Hafsah menulis.

Kembali kepada ke-aliman Sayyidah Aisyah, menurut Abu Ubaidah dalam Inayah an-Nisa bi al-hadis, Aisyah telah meriwayatkan banyak hadis dari Nabi Muhammad saw yang tak lain juga sebagai suaminya, juga dari Ayahnya, Abu Bakar ra, dari Umar bin Khattab ra, Fatimah az-Zahra ra, Sa'ad bin Abi Waqash ra, Hamzah bib Amr al-Aslami ra, dan Jadzamah binti Wahab ra, sebayak 2210 hadis. 

Dalam kitab Zaujatun Nabi fi Waqi'ina, yang mengutip perkataan Imam az-Zarkasih. Bahwa dalam kitab al-Ijabah Aisyah direkam khusus dalam satu bab yang menjelaskan tentang keistimewaannya bersama tujuh sahabat yang meriwayatkan hadis. Dan Jamaluddin bin Dhahirah merangkumnya dalam puisi berikut:

سَبْعٌ مِن الصَّحبِ فَوقَ الأَلفِ قد نَقَلُوا * مِن الحَدِيثِ عن المُختَارِ خَير مُضَر

أَبُو هُرَيرَةَ سَعْدٌ جَابِرٌ أَنَسٌ * صِدِّيقَةٌ وابْنُ عَبَّاسٍ كَذَا ابنُ عُمَر

Tujuh sahabat meriwayatkan hadis lebih dari seribu, dari seorang Nabi terbaik dan terpilih. Yaitu, Abu Hurairah, Sa'ad, Jabir, Anas, Aisyah (Shiddiqah, julukan dari S. Aisyah), Ibnu Abbas dan Ibnu Umar.

Urwah bin Zubair juga menuturkan tentang Sayyidah Aisyah, "Saya tidak mengetahui seseorang yang lebih memahami al-Qur'an, ilmu Faraid, tentang halal dan haram, juga puisi, Amsal Arab dibandingkan Aisyah ra."

Sedangkan Ibnu Abdul Barri mengatakan bahwa “Sesungguhnya Aisyah adalah satu-satunya wanita di masanya yang menguasi tiga ilmu sekaligus, ilmu fiqih, Kedokteran dan syair”.

Sayyidah Aisyah ra dalam  kealimannya dan keluasan ilmunya tentunya tidak diragukan lagi, ia laksana samudera yang setiap sahabat bertanya as-Siddiqah mampu menjawabnya, "Tidaklah para sahabat mendapatkan masalah-masalah yang sulit dan kemudian bertanya kepada Aisyah ia mengetahui jawabannya." demikian penuturan Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy'ary. 

Terus pertanyaannya, dari manakah keluasan ilmu yang beliau dapatkan?.  Sedangkan beliau tidak pernah ke luar ke mana-mana. Silahkan baca seri selanjutnya... #4 Cara Belajar Sayyidah Aisyah, Lingkungan Belajar dan Keluarga.

Ket Gambar
Google Saaid.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar