السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Sabtu, 18 April 2020

Aku Mencintaimu Ya Rasul, Apakah Kau Menerima Cintaku?

Beberapa hari yang lalu seorang Arab mengirimkan vedio madah yang berjudul "Uhibbuka Ya Rasulallah, Fahal Taqbal?"  dan sebelumnya saya menulis kisah Sayyidah Aisyah sampai tiga judul tulisan. Puisi ini menghentikan saya untuk melanjutkan judul ke empat tentang "Sayyidah Aisyah dan Candradimuka". 

Saya dengarkan puisi ini beberapa kali, serasa saya terbawa pula untuk mengatakan yang sama "Fahal Taqbal, apakah kau menerima cintaku". Dan serasa tak elok, bila menulis kisah Ummul Mu'minin bila belum bershalawat pada Sang Baginda Nabi. 

Puisi ini dirajut oleh Abd al-Aziz Jaudah, tentang rasa cinta yang menggebu kepada sang Baginda Rasul, tapi kemudian ia mempertanyaan cintanya sendiri, apakah cintanya diterima oleh Sang Baginda?. Puisi sangat panjang sekali, namun hanya beberapa ungkapan yang saya terjemah.  
*********
Aku Mencintaimu Ya Rasulallah
Apakah Kau Menerima Cintaku?

Karya: Abd al-Aziz Jaudah

Benar 
Aku tak pernah melihat binar cahaya di wajahmu 

Dan tak sekali pun mendengar lembut indah suaramu

Dan aku tak pernah pula membawakan pedang dalam rombongan perangmu

Aku tak pernah sehari pun menghancur leburkan diriku dengan bara merah laksana kobaran api, dan tak pula ikut kecamuk perang Uhud

Aku tak pernah ikut perang Badar melawan gerombolan kafir

Aku tak pernah ikut hijrah, Aku juga bukan dari golongan Anshar

Aku juga tak pernah sehari pun membawa bekal menuju bibir goa 

Tapi, wahai Nabiyallah...
Demi Allah, Aku benar-benar mencintaimu dari lubuk hatiku laksana deru angin yang menusuk relung

Apakah Engkau menerima cintaku, wahai...Rasulallah?
Apakah Engkau menerimanya?

Sungguh. 
Aku benar-benar datang terlambat ke sini, tempatmu. Tapi Aku bukan bermaksud hilah
 
Andai seseorang dapat menghantarkan dirinya kapan pun, Aku kan berharap untuk datang lebih awal

Aku sendiri masih bingung
Siapalah Aku di antara Sahabat dan orang-orang pilihan itu
Aku bukan "Anas" yang melayanimu
Aku bukan "Umar" yang mendukungmu sepenuh hati
Aku bukan "Abu Bakar" yang selalu membenarkan sabdamu
Aku juga bukan "Ali" yang menjagamu
Aku bukan "Usman" yang mendukungmu
Aku bukan "Hamzah" bukan pula "Amr", juga bukan "Khalid".

Islamku, sungguh aku dapatkan dari orang tuaku, ia sebuah kehormatan bagiku

Aku belum pernah  mendengar gema takbir "Bilal", tubuhku tak pernah dipanggang hidup-hidup di padang sahara penuh gersang

Aku tak pernah ikut menghancurkan berhala, 
Aku juga belum pernah berperang melawan orang-orang kafir 
Tanganku tak pernah dikerat dalam kecamuk perang

Tak ada tombak yang menghujam tubuhku, kemudian merobek-robek jantungku

Aku tak pernah membawa bendera perang
Aku tak pernah menghadapi musuh dengan pongah gagah berani
Dan Aku tak pernah memegang erat bendera Islam
Aku hanyalah seorang anak yang merindumu, ya merindumu

Tapi...Ya Rasulallah
Diriku sungguh mencintamu ya Rasul, cinta Allah sungguh erat

Aku mencintaimu... Ya Rasul
Cinta yang bukan hanya ungkapan taqwa dan iman

Bukan pula karena Aku seorang muslim, bukan juga karena Aku mabuk kepayang
 
Aku cinta, bukan karena Aku seorang hamba dan diperintah oleh Sang Ar-Rahman
Aku mencintaimu dari relung hatiku, ia pelebur hausku

Aku adalah tetes air di tepi bibirku dan dalam  cinta selalu ada rindu yang dahaga

Aku mencintamu ya Rasulallah

Aku mencintai Muhammad sebagai manusia 
Aku rindu Muhammad yang selalu berlaku adil,  wajahnya yang berseri-seri bila bila memberi maaf
Aku mencintamu Muhammad, jujur  bila bersabda
Aku mencintaimu  Muhammad yang menebar kebaikan pada seluruh manusia, suka memberi tanpa minta belas kasih

Aku mencintai Muhammad yang berkahlak mulia

Aku mencintai Muhammad yang penuh belas kasih
Aku mencintai Muhamamd yang memuliakan tetangga 
Aku merindu Muhammad sebagai ayah yang penuh cinta
Aku merindu Muhammad   yang teguh dalam berjanji
Aku merindu Muhammad, seorang suami yang adil laksana timbangan manakala berbagi

Aku merindu Muhammad  yang jujur manakala berkata dan bersumpah 

Aku mencintai Muhammad 
Aku mencintai Muhammad yang penyabar
Aku mencintai Muhammad sang panglima
Aku mencintai Muhammad yang zuhud
Aku mencinta Muhammad yang harum ketika merekah

Aku mencintai Muhammad dalam Goa
..menaninya...
Jibril..di sini
Awal mula turun At-tanzil 

*********

Firman Allah
Mengguncang alam semesta yang di bawahnya

Dari atas, suara itu 

Ana al-Wahid
Ana al-Wajid
Ana al-Majid

 Maha suci Allah 
 dari berbagai agama kami bertandang di hari itu
tanpa alas kaki, kita semua telanjang
laksana anak ayam tanpa bulu-bulu
bagai anak hilang 
Kami semua panik, mencari Engkau Ya Rasul
Kami memohon sambil merengek: Ya Rasulallah

Ajirna ajirna Ya Rasul...
tolonglah kami dari siksaan hari ini
kasihanilah kami ..
dari bencana dahsyat menakutkan yang menimpa kami

Engkau berdiri di depan kami semua
Ya Rasul
Mohonlah pada Allah, agar
Dia mengampuni kami
Janji ini dari Tuhan kami

Wahai kasih yang penuh kasih
buatlah kami tenang
ketakutan ini akan membunuh kami

Kami di sini Ya Rasul
Buatlah tangisan dan rengekan kami berhenti

Di hadapan Allah
Aku bukanlah siapa-siapa, dan tak punya apa-apa

Tak ada yang mengenalku, dan aku tak mengenal siapa

Kecuali harapanku
Barangkali ampunan dapat menyelimuti 
Dengan mencintaimu, Ya Rasulallah

Penerjemah Halimi Zuhdy
Malang, Jum'at 17 April 2020

Ket Gambar: Google. Pinteres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar