السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Selasa, 28 September 2010

MEREBUT CINTA DARI PARA TERORIS


Sejak tahun 2000 Indonesia tidak pernah sepi dari terorisme, bahkan bayang-banyang teroris ini selalu menghantui orang-orang diberbagai belahan dunia, karena ia bukan agi bayang-bayang tetapi sebuah realitas (nyata keberadaannya), semua orang bukan lagi menghayal keberadaannya tetapi, mereka sudah melihat dengan mata kepala terorisme di belahan dunia, dan yang ada dalam semua pikiran orang menyatakan bahwa terorisme adalah kejahatan luar biasa dan harus dienyahkan dari muka bumi.

Terorisme dari berbagai bentuk sudah tidak ada benarnya, tercerabut dari akar kebaikan, bahkan selalu termusuhi, dan dimusuhi, haram keberadaannya di dunia. Seakan-akan satu tetes cinta pun tidak pernah bersemayam dalam diri mereka, yang hanya adalah amarah, bara, pedang, bom, dan ediologi syaitony.

Saya bukan ahli terorisme, juga bukan analisnya, tapi saya melihat dalam diri mereka tertancap sebuah kekuatan besar, melebihi diri mereka sendiri, seakan-akan mereka kecil dibandingkan kekuatan yang ada dalam diri mereka sendiri, sehingga mereka rela mengorbankan diri mereka untuk lebur dan hancur  berkeping-keping, kalau tidak kekuatan besar yang bersemayam, kekuatan apa?. Sungguh luar biasa, tidak ada sehebat mereka dalam mengorbankan diri hanya demi kekuatan itu, mereka rela berdiam disebuah sumur kecil, meninggalkan sanak keluarga, membara dalam panas, bersalju dalam dingin, berpesta dalam kegersangan. Kekuatan itulah yang membawa mereka menjadi hidup merdeka, yaitu KEKUATAN CINTA.

Kekuatan cinta mereka sudah terbukti, tidak hanya sebatas angan-angan tapi sudah teraplikasikan dengan nyata, bukti kecintaan mereka tersebur dipelosok dunia, semua orang dibiarkan merena, bingung, ketakutan, dan keterkejutan sewaktu-waktu, kalau-kalau kekuatan itu meledak di sebalah, samping, bahkan dalam diri kita. Kekuatan cinta mereka, membawa dunia pada kengerian hidup, membawa dunia tergiring pada keterpurukan rasa “rasa takut”.

Saya sendiri tidak menyalahkan kekuatan cinta itu, tapi cara mengeskpresikan cinta itu yang mungkin tidak benar, kekuatan cinta mereka pada sebuah ediologi terlalu berlebihan, mereka tidak memahami bahwa cinta itu tidaklah cukup, cinta harus selalu bersama kasih dan kearifan, mereka seharusnya melihat bahwa cinta itu adalah sebuah keagungan yang dapat memberikan keindahan bukansebuah neraka dalam kehidupan.

Teroris dengan kekuatan cinta yang luar biasa, seharusnya kita rebut keluarbiasaan cinta itu, menjadi kekuatan dalam diri kita, dengan disertahi kasih dan kearifan, jika mereka berperang dan mengorbankan diri dengan berbagai jenis dan bentuk, demi sebuah cinta, maka kita juga tidak kalah untuk membentuk cinta itu dalam diri kita, dengan bentuk yang lain, sehingga kita menjadi sebuah kekuatan yang tidak tertandingi, bahkan mereka “para teroris” takut pada kekuatan cinta kita, ketika dua kekuatan cinta yang berbeda dan berirama akan memberikan music-musik kehidupan yang indah.

Kalau di atas ada kekuatan cinta teroris dengan berbagai bentuknya, maka di sisi lain ada kekuatan cinta dari mereka yang selalu mengumbar ma’siat, mereka telanjang tubuh, berpesta sek,perpacaran atas nama cinta, ekspresi ini pula yang munurut penulis juga tidak benar, karena mereka tidak mengendalikannya dengan kasih “menjaga” dan kearifan “memelihara”.

Sungguh kekuatan besar cinta itu, akan benar-benar indah, jika ekspresinya sesuai dengan   tuntunan Agama. Karena agama tidak pernah mengekang cinta, tapi memberi jalan menuju sebuah keagungan cinta, agama juga tidak pernah mengbiri sang pecinta, tapi memberikan energy yang lebih luar biasa, agar pecinta dalam merasakan cinta yang sebenarnya, seperti air terjun yang mengalir dengan berbagai hadangan batu, curamnya sungai, namun air itu tidak egois, ia masih mampir untuk menyiram sawah-sawa yang ada disekitarnya dan kemudian tidak lupa bergerak untuk menemukan samudera. Ketika cinta itu menemukan performanya ia akan berombak di samudera keagungan. Allah ‘alam bishawab

mALANG, 28 September 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar