السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Minggu, 02 November 2025

Kejayaan Islam dalam Kenangan Sejarah


(Menjaga Pesantren di Indonesia)

Halimi Zuhdy

"Watilkal Ayyamu Nudawiluha Bainannas", Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran). QS. Ali Imran, 140.
Entah, Apakah Ayat ini termasuk sebuah kejayaan suatu negara yang pernah berjaya syiar Islamnya dan akan bangkit lagi, atau akan terpuruk selamanya. Tapi yang jelas, kehidupan akan terus berputar. Di Eropa ada Andalusia, kini tinggal cerita Islam pernah berjaya. Dan kini, Spanyol seperti tak memberi bekas bunga, tapi goresan luka. Di Asia Tenggara, Islam pernah berjaya di enam negara, bahkan menjadi penduduk mayoritas muslim terbesar. Kini, di tiga negara menjadi segelintir, bahkan hanya menjadi kerikil-kerikil yang tak pernah terlihat lagi.

Manila ibu kota Filipina, nama ibu kota ini berasal dari bahasa Arab "Fi AManillah" Dalam lindungan Allah. Di negeri ini, dulu syariat Islam ditegakkan, mayoritas penduduknya muslim, azan yang bersaut-sautan di seluruh penjuru negeri ini. Tapi kini, di negeri Filipina, kita sering mendengar Islam hanyalah sebuah gerombolan pemberontak terhadap pemerintah, dan mereka menjadi minoritas.

Berikutnya negeri Gajah Putih, Thailand. Di negeri ini menyimpan mutiara yang luar biasa, kejayaan Daulah Islamiyah di selatan negeri ini. Kerajaan Islam Pattani. Penduduk muslim di tanah mereka sendiri dijuluki khaek (pendatang, orang luar).

Pernah dengar kaum Cham dan Negeri Champa?. Di tempat ini, dulu muslim menjadi mayoritas, ratusan masjid pernah berdiri, tetapi Khmer Merah merubah sejarah berikutnya, muslim tak lagi terdengar mekar di negeri Kamboja dan juga Vietnam. Ia hanya menjadi kenangan sejarah. Kerajaan Champa memiliki sejarah erat dengan hadirnya wali Songo di Indonesia, Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati.

Di Myanmar, Islam pernah tumbuh lebat, di negeri ini banyak sejarah diukir bagaimana orang muslim bertahan. Ada Muslim Burma dan Rohingya (Rakhine). Tahun 1050 silam, Islam sudah berbunga di tempat ini, tapi setiap kekuasaan berganti, berganti pula peran-peran kehidupan mereka. Beberapa tahun terakhir, Rohingya seperti berteriak mencari saudara-saudara yang melupakannya.

Memang sejarah akan selalu berubah. Tiada yang abadi dan kekal, kecuali yang Maha Kekal. Tetapi, berusaha mengabadikan kebaikan adalah sebuah anjuran. Bukan kemudian harus terulang, tetapi usaha dari sebuah kebaikan adalah kebaikan, urusan hasil hanyalah Allah yang menentukan.

"Belajar pada sejarah", karena sejarah akan selalu silih berganti. Seperti sejarah Qabil dan Habil akan terus terulang setiap masa, tetapi berusaha untuk tidak menjadi Qabil adalah bagian dari ikhtiyar terbaik.

Islam di Indonesia dan di beberapa tempat di dunia, mempertahankannya adalah bagian dari sebuah ikhtiyar agar Islam berada di negeri ini. Dengan mensyiarkannya, sesuai dengan kemampuan setiap muslim. Menjaganya, seperti tetap memperkuat jalinan silaturahim antar umat Islam. Memenuhi masjid-masjid dengan berjamaah dan kajian-kajian keislaman. Madrasah dan pesantren yang dimakmurkan dengan berbagai keilmuan serta sebagai laboratorium kehidupan. NKRI yang terus dipertahankan dengan berbagai kebhinikaannya. Perekonomian dan keamanan yang dirawat dengan baik, bahkan ditingkatkan. Serta berbagai usaha lainnya.

Menjaga pesantren di Indonesia adalah bagian dari upaya menjaga Islam di Indonesia. Pesantren memiliki peran yang sangat penting sebagai benteng akhlak dan pusat kajian keilmuan Islam yang mendalam. Di tengah berbagai tantangan dan konspirasi yang ada, keberadaan pesantren harus dipertahankan dan dilestarikan. 

Sebab, pesantren bukan hanya tempat untuk mengajarkan ilmu agama, tetapi juga sebagai tempat membangun karakter dan akhlak mulia bagi generasi penerus. Jangan biarkan pesantren yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Islam di Indonesia hilang begitu saja. Pesantren adalah fondasi kuat yang membantu menjaga warisan intelektual dan spiritual Islam di tanah air, dan keberadaannya sangat vital dalam menjaga kesatuan serta keharmonisan umat Islam Indonesia.

Sebagai benteng akhlak dan kajian Islam, pesantren memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan misi dakwah, menegakkan moralitas, dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sejalan dengan nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, setiap upaya untuk melemahkan eksistensi pesantren, baik melalui faktor eksternal maupun internal, haruslah ditanggapi dengan penuh kewaspadaan. Kita harus menyadari bahwa dengan menjaga pesantren, kita juga menjaga keberlangsungan syiar Islam di Indonesia, serta memperkuat akar agama yang telah tumbuh dengan kokoh di negeri ini.

Menjaga pesantren tidak dengan kekerasan, karena Islam masuk di Indonesia tidak dengan kekerasan, ia datang dengan penuh keindahan. Dan kaum santri adalah di antara pewaris keindahan itu. Addin hua an-nashihah, maka berikan nasihat terbaik. 

Wallahul musta'an wailahi tauklan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar