السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 14 Agustus 2025

Faidah: Bijak dalam Menyikapi Kesalahan Orang Lain (Perbedaan Mudahanah/مداهنة dan Mudarah/مداراة)



Seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana seseorang melakukan kesalahan atau maksiat, namun kita ragu bagaimana harus bersikap, haruskah diam demi menjaga hubungan, atau menegur secara langsung?

Para ulama membedakan dua sikap penting dalam hal ini: "mudāhanah" dan "mudārāh". Mudāhanah adalah bersikap lunak kepada pelaku maksiat dengan menunjukkan kerelaan atau membiarkan perbuatannya, tanpa ada penolakan atau upaya meluruskan. Ini adalah sikap tercela, karena seolah-olah menyetujui keburukan dan meruntuhkan nilai amar ma’ruf nahi munkar.
Mudārāh, sebaliknya, adalah kelembutan dan kebijaksanaan dalam menyampaikan kebenaran. Misalnya: Bersikap lembut dalam mengajari orang awam yang belum paham. Menasihati pelaku maksiat dengan cara halus, tanpa menyudutkan, apalagi mempermalukan. Menghindari kekerasan dalam dakwah, selama kesalahan tidak tampak terang-terangan. Maka, mudāhanah adalah diam dalam kebatilan, sedangkan mudārāh adalah hikmah dalam berdakwah.

Dalam menasihati, jangan sampai kita jatuh pada mudāhanah yang membahayakan agama. Tapi juga jangan meninggalkan mudārāh yang menunjukkan kasih sayang dan kebijaksanaan dalam mengajak kepada kebaikan.

(Dikutip dari Tahqiq Al-makhthut fi awraq al-Jamiah Prof.Dr. Muhammad Nuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar