Halimi Zuhdy
Ketika membuka Surat Al-Syuara' (para penyair) mendapatkan beberapa kalimat yang sama dan diulang empat kali, yaitu kata Akhuhum (saudara mereka). Dan setelah kata ini, disebutkan nama Nabi. Dari Nabi Nuh, Nabi Hud, Nabi Shaleh, dan Nabi Luth. Lahum Akhuhum Nuh, Lahu Akhum Hud, Lahum Akhuhum Shaleh, Lahum Akhum Luth. Ada juga Nabi yang disebut dalam Surat ini, tapi tidak didahului dengan kata Akhuhum, yaitu Nabi Suaib.
إذ قال لهم شعيب ولم يقل أخوهم شعيب ; لأنه لم يكن أخا لأصحاب الأيكة في النسب ، فلما ذكر مدين قال : أخاهم شعيبا ; لأنه كان منهم . وقد مضى في ( الأعراف ) القول في نسبه . قال ابن زيد : أرسل الله شعيبا رسولا إلى قومه أهل مدين ، وإلى أهل البادية وهم أصحاب الأيكة ; وقاله قتادة وقد ذكرناه . ألا تتقون تخافون الله
Kenapa Nabi Syuaib tidak disebut "saudara mereka"? Karena menurut banyak mufassir, Nabi Syu‘aib bukan berasal dari kaum ashḥāb al-aykah secara nasab, meskipun ia diutus kepada mereka. Maka secara bahasa tidak menyebutnya “saudara mereka”. (Akhuhum).
Terus apa hubungannya dengan nama-nama kota di atas? Aila, Madyan dan Aikah?. Toyyib. Lima Nabi di atas, berada dekat dengan kota Ailah, yaitu Madyan dan Aikah. Dan kedua tempat ini memiliki sejarah panjang dalam kisah kenabian. Maka, untuk menelusuri kisah anbiya tentang Ailah, dapat ditilik dari beberapa kota yang berdekatan dengan Ailah.
Ailah, yang mungkin jarang didengar, tapi kota ini masih ada sampai sekarang. Dan diyakini (dalam beberapa sumber) sebagai tempat dimana orang-orang Yahudi dikutuk menjadi kera. Dan kisah ini cukup mengguncang sampai hari ini, dan dikaitkan dengan banyak hal dan juga banyak tafsir. Sebuah peristiwa yang lebih dari sekadar keajaiban ia adalah tamparan keras bagi hati yang lalai.
فَلَمَّا عَتَوْاْ عَن مَّا نُهُواْ عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ
Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, "Jadilah kamu kera yang hina." (SQ Al-A'raf: 166)
Terus benarkah ia terjadi? Mayoritas ulama bersepakat, bahaa peristiwa itu benar-benar terjadi. Mereka bukan hanya sekadar berperilaku seperti binatang, tetapi tubuh mereka benar-benar berubah menjadi wujud kera. Mengapa kera? Karena kera adalah makhluk yang bentuknya paling mirip manusia, namun perilakunya tak lebih dari hewan yang bergerak atas naluri semata. Bentuk manusia, jiwa binatang.
Ibnu ‘Āsyūr, seorang mufasir, menyebut bahwa perubahan itu bukan hanya perubahan bentuk, tetapi bisa juga berarti perubahan akal dari akal manusia yang mulia, menjadi cara berpikir seekor kera yang tak memahami makna, hanya mengikuti gerak naluri. Ini pula yang menjadi tafsiran dari Mujāhid, bahwa yang dimaksud dengan “menjadi kera” bukanlah tubuh yang berubah, tapi hati dan akal yang sudah rusak. Namun, kebanyakan ulama melihatnya sebagai perubahan nyata, bahwa tubuh manusia, menjadi tubuh kera, namun dengan kesadaran manusia yang masih ada. Siksaan yang bukan hanya menyakitkan secara fisik, tapi juga secara batin.
Dan tidak berhenti di situ. Sebagian dari mereka bahkan dihukum lebih hina lagi menjadi babi. Bentuk yang menjijikkan, tabiat yang rendah, sebagai simbol dari kehinaan syahwat yang dilepaskan tanpa kendali. Sebagian ulama meriwayatkan bahwa para pelanggar hari Sabtu yakni mereka yang menipu aturan Tuhan demi keuntungan dunia diubah menjadi kera. Sementara yang lainnya, seperti kaum yang mengingkari hidangan dari langit pada masa Nabi ‘Īsā, diubah menjadi babi. Bahkan dalam riwayat lain disebutkan, yang muda-muda berubah menjadi kera, dan yang tua-tua menjadi babi. Sebuah simbol bahwa kerusakan moral dan agama tak mengenal usia.
Syekh Muhammad ‘Abduh, dalam tafsirnya, menyebut bahwa pelanggaran itu terjadi karena mereka lebih mencintai dunia daripada mentaati Tuhan. Hari Sabtu yang seharusnya menjadi waktu untuk membersihkan jiwa dari kerak dunia, justru mereka rusak demi mengejar harta. Maka, pantaslah jika balasannya adalah dikeluarkan dari derajat kemanusiaan dan dilemparkan ke dalam kenistaan sifat-sifat hewani.
Terus di mana Ailah, posisi hari ini? Apakah penduduknya mirip kera, atau kota ini sudah benar-benar berubah menjadi kota lain dan manusia atau kerutunannya juga sudah berganti? Atau sudah dibinasakan semuanya?
2# Aila, Madyan dan Aikah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar