السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Selasa, 07 November 2023

Menilik Makna Misykat

Halimi Zuhdy

Entah, tiba-tiba teringat kata Misykat dalam Al-Qur’an. Kemudian timbul pertanyaan, perbedaan misykat dan mishbah, dan apa arti kata Misykat?. 

Misykat dalam Alankaa berasal dari bahasa Habasyiah (Etiopia) yaitu maskōt: መሰኮት, artinya: jendel (nafidzah) dan lubang (kuwah). Ibnu Zaid bin Ali dan Az-Zarkasyih berpendapat bahwa Misykat (المشكاة) adalah lubang kecil di dinding yang tidak memiliki saluran keluar, dan juga ada yang berpendapat bahwa kata zujajah (زجاجة) dapat digunakan untuk merujuk pada Misykat. 

Sedangkan Al-Jawaliqi yang mengutip Ibnu Qutaibah, bahwa Misykat adalah istilah untuk lubang  dalam bahasa Habasyah (Etiopia), sedangkan Imam As-Suyuti, Ibnu Abi Hatim dari Mujahid yang mengatakan bahwa Misykat adalah kata yang digunakan untuk merujuk pada 'lubang' sedangkan dalam kamus bahasa Parsi, Misykat diartikan sebagai 'tempat di mana lampu diletakkan'.

Dalam Islam, Misykat memiliki beberapa hal penting dan simbolisme agama. Salah satu peran utamanya adalah sebagai sumber cahaya. Misykat digunakan di masjid dan bangunan keagamaan lainnya untuk memberikan cahaya pada tempat tersebut. Fungsi ini memberikan pemahaman tentang kepraktisan Misykat dalam pengaturan pencahayaan di tempat-tempat ibadah. 

Selain itu, sebagaimana sumber cahaya, juga memiliki peran dalam seni dan estetika. Dalam konteks ini, Misykat digunakan untuk tujuan dekoratif dan menambahkan elemen keindahan pada suatu tempat. Penggunaannya sebagai elemen dekoratif dapat memberikan sentuhan estetika yang memperkaya tampilan suatu ruangan.

Lebih dari sekadar penggunaan praktis dan dekoratif, Misykat juga memiliki makna mendalam dalam konteks agama Islam. Dalam agama Islam, Misykat melambangkan cahaya, yang mencerminkan petunjuk, hikmah, dan ilmu. Al-Quran menggambarkan Allah sebagai "نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ" (Cahaya langit dan bumi) dalam Surah An-Nur (Ayat 35). Dalam ayat ini, Allah membandingkan cahaya-Nya dengan Misykat yang berisi lampu yang diberi minyak dari pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur atau barat.

Penggambaran ini menggambarkan bahwa cahaya Allah adalah sumber dari segala cahaya di alam semesta ini, dan hanya Dia yang memberikan petunjuk kepada manusia. Oleh karena itu, Misykat menjadi simbol penting dalam Islam, mengingatkan umat Islam akan peran cahaya sebagai metafora untuk petunjuk dan hikmah yang datang dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar