السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 02 Februari 2023

Rahasia dalam Keunikan Bacaan Al-Qur'an (Gharaib Al-Qur'an)

Rahasia dalam Keunikan Bacaan Al-Qur'an (Gharaib Al-Qur'an)

Halimi Zuhdy

Qira'ah (bacaan) dalam Al-Qur'an terkadang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang dibangunnya (seperti dalam Ilmu Tajwid), hal ini tidak dianggap menyimpang dari kaidahnya, tetapi sebuah keunikan (gharaib) yang membutuhkan perhatian khusus. Dan juga membutuhkan latihan khusus dalam membacanya, karena membacanya tidak seperti kaidah yang ada.
Uniknya, setiap gharib Al-Qur'an bukan hanya sekedar keunikan, ia memiliki banyak asrar (rahasia) yang perlu selidik. Rahasia ini diungkap beberapa ulama bahasa Arab, ulama sastra dan juga ahli qira'at. Seperti pembahasan dalam vedio sebelumnya (dalam youtube Lil Jamik), kalimat "Irkam ma'ana" (اركب معنا) kalau mengikuti kaidah ilmu tajwid, maka dibaca dengan "Irkab" (qal-qalah, memantul), bukan dibaca idgham (memasukkan huruf Ba' pada huruf Mim). Ba'nya diidghamkan pada mim. Dan ini tidak biasa.

Uniknya, tidak hanya sekedar bacaannya yang diidghamkan (dimasukkan), tetapi ada rahasia di balik hal tersebut, di antaranya adalah; sebuah gambaran betapa Nabi Nuh dalam kondisi resah dan gelisah, dan juga bersegera. Ia melihat putranya yang berada di gelombang air bah yang dahsyat, ia memanggilnya dengan penuh sayang (ya bunayya) tetapi dengan cekatan dan bersicepat. Segera (cepat-cepat) di sini adalah gambaran dari kata "Irkamma'ana" (meninggalkan huruf qal-qalah), betapa Nabi Nuh ingin anaknya segera naik ke dalam perahu bersamanya agar selamat dari air bah. Dan dalam Ayat ini juga seakan-akan ada suara sedih (ranin), "kammmm", seolah-olah ada kesedihan dengan melihat putranya yang membangkang pada Allah swt. 

Yang juga perlu dipahami, tidak semuanya yang dianggap gharib adalah gharib menurut pendapat lainnya, gharib yang penulis sampaikan adalah dalam Qira'ah Imam Hafas (yang banyak digunakan di Indonesia dan beberapa negara lainnya), setiap bacaan ada marja'nya (bersanad) dan cara membacanya butuh talaqqi (belajar khusus) kepada guru atau qari yang sudah sudah mendapatkan ijazah. 

Memahami simbol-simbol memang tidak hanya bisa dilihat dari satu sudut, akan banyak sudut yang berbeda dari pandangan berbeda ini wajar. Dalam qira'ah (bacaan) dalam Al-Qur'an ada tujuh pendapat (aliran, qiro'ah), atau bahkan lebih. Tapi, yang masyhur adalah Qiraah sab'ah, yaitu; Imam Nafi’ bin Abdurrahman (w. 169 H). Imam Abdullah bin Katsir (w. 120 H). Imam Abu Amr, Zabban bin Al-Ala’ Al-Bashriy (w. 154 H).  Imam Abdullah Ibnu AmirAl-Syamiy (w. 118 H). Imam Ashim bin Abi Al-Najud Al-Kufiy (w. 128 H).  Imam Hamzah bin Al-Zayyat (w. 156 H). Imam Ali bin Hamzah Al-Kisa’i (w. 189 H). 

Menariknya, dari setiap katagori memiliki alasan masing-masing. Dan yang dianggap Gharib (khusus, unik, berbeda) juga memiliki rahasia tersendiri, hal ini sudah sangat banyak dikaji oleh para ulama qiro'ah. 

Al-Qur'an laksana mutiara, yang tidak akan pernah purna dikaji dari berbagai sisinya, dan selalu memberikan kemilaunya. Dan yang paling penting dari sekian kajian itu adalah bagaimana berusaha untuk mempraktikkan (mengamalkan) pesan-pesannya, dan menjauhi larangannya. 

Allahu'alam bishawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar