السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Selasa, 26 Juli 2022

Dua Guru yang Sudah Guru Besar

(Prof. Wildana & Prof. Abd Hamid

Halimi Zuhdy

Kok bukan dosen besar, tapi guru besar?, Guru kan di sekolah/madrasah, kalau dosen di perguruan tinggi?. "Enaknya Dosen Besar", tanya kolega saya di UIN Malang sambil tersenyum. 

Guru itu adalah pendidik yang tidak mengenal tempat dan waktu. Seperti guru ngaji, bisa mendidik  di mushalla, masjid, madrasah atau di mana pun, dan kapan pun bisa mengajar ngaji. Ada pula guru bangsa dan guru-guru lainnya. Guru, dari dua suku kata "gu" dan "ru", kata ini berasal dari bahasa Sangsekerta, "gu" bermakna gelap, sedangkan "ru" bermakna sebaliknya, yaitu terang. Guru secara harfiyah adalah seseorang yang menunjukkan pada jalan yang terang dan menghancurkan kegelapan. Atau membimbing dari yang gelap menuju terang. 
Guru Besar menjadi sesuatu istimewa. Memiliki tugas besar dan berat. Tidak hanya bertambah kata besar, tetapi ia sebuah amanah untuk membawa kepada sesuatu yang baik, bahkan terbaik. Guru Besar tidak hanya menyibak yang gelap menjadi terang, tetapi bagaimana terang yang mampu memberikan cahaya yang memantulkan cahaya. Maka, ia harus selalu berusaha menjadi sumber referensi keilmuan. Itu mungkin guru besar.he.

Dua guru saya sejak ketika saya duduk di bangku sarjana sampai magister, Prof. Dr. Wildana Wargadinata, Lc, M.Ag dan Prof. Dr. Abdul Hamid, MA, detik ini dikukuhkan menjadi Guru Besar. Prof Wildan Guru Besar dalam bidang Studi Islam dari Prodi Bsa Uin Malang  Fakultas Humaniora dan Prof Hamid Guru Besar dalam bidang Ilmu Bahasa Arab Prodi PBA FITK UIN Malang. 

Tema-tema yang diangkat sangat menarik, Prof Wildana "Al-Shalawat wa al-Mada'ih an-Nabawiyah; Al-Taqalid wa al-Hawwul al-Wadhifi" beliau mengkaji shalawat dalam tradisi dan transformasi fungsi. Sedangkan Prof Abdul Hamid, " An-Nahwu wa Siyasah; Dirasah 'an al-Iktilafat an-Nahwiyah baina Mudarris al-Bashrah wa al-Kufa". Mengkaji tentang nahwu dan politik, perbedaan antara Kufah dan Basrah.

Sosok Prof Wildana yang kalem, tapi kalau sudah berbicara seperti membakar. Membakar orang-orang yang menyimak apa yang dikatakannya. Setiap bertemu beliau, selalu memberikan motivasi, menyelipkan kata-kata lucu, sesekali lucunya terlambat, tetapi tiba-tiba suasana menjadi riuh. Asyik.   

Tulisan beliau di awal-awal saya kuliah banyak mengkaji tentang  sejarah Sastra Arab pada masa jahiliah sampai kontemporer, dan ketika dikukuhkan sebagai Guru Besar juga tidak jauh dari kesusastraan Arab yang beliau tekuni yaitu mengkaji tentang salawat dan madah. Beliau kupas tentang makna shalawat dan sejarah shalawat di Indonesia, serta perbedaan antara shalawat dan madah. 

"Pujian untuk orang yang sudah meninggal dunia itu sering disebut ratsa', tetapi pujian pada Nabi walau sudah meninggal tidak dikatakan Al-Ratsaiyyat tapi Madah, mengapa?". Selengkapanya dapat disimak di risalah pengukuhan guru besar hari ini. 

**"
Prof Hamid adalah Guru Besar UIN Malang yang beberapa menit yang lalu telah dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Bahasa Arab di Aula Ir. Sukarno UIN Malang.

"Semangat itu tidak cukup, maka harus kreatif" sesekali beliau memberikan semangat untuk terus bergerak dan maju. Tapi, semangat tanpa kreatifitas hanya akan berakhir pada semangat saja, alias capek. Dengan kreatifitas itulah beliu bersama TIM membuat buku bahasa Arab "Al-Arabiyah Lil Hayah", buku yang menjadi pegangan mahasiswa awal dalam belajar bahasa Arab di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Dan dari tangan kreatifitasnya pula, muncul beberapa aplikasi, di antaranya adalah aplikasi online yang diberi nama HATI (Hayat Al-Arabiyah). 

Prof Hamid dalam risalah pengukuhannya, menyinggung tentang perbedaan nahwu (gramatikal bahasa Arab) dan politik. Politik kekuasaan. Dan juga beliau menyinggung tentang implikasi nahwu dan  politik ini pada pembelajaran bahasa Arab. 

Selamat kepada Prof Wildana Wargadinata dan Prof M Abdul Hamid atas raihan gelar Guru Besar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar