السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Sabtu, 26 Februari 2022

Cukuplah Allah. Cukuplah Qanaah. Cukuplah Kematian.

Cukuplah !!!

Halimi Zuhdy

"Barang siapa yang ingin hidup tenang, maka cukuplah Allah baginya".

"Barang siapa yang ingin seorang teman, maka cukuplah Al-Qur'an sebagai teman"

"Barang siapa yang ingin kaya, maka qanaah cukup baginya"

"Siapa yang menginginkan peringatan/penceramah,  cukuplah kematian sebagai pengingat"

"Apabila belum cukup semua itu (ini dan itu), maka cukuplah neraka baginya".  (Dr. Umar Abdul Kafi)
Ada seseorang yang merasa kesepian. Tidak bisa berkawan dengan siapa pun. Dan serasa sulit mencari teman yang asyik untuk diajak bicara. Atau, punya teman tetapi urakan, tak bertambah iman dan juga amal. Jauh dari kebaikan, bahkan semakin jauh dari kebenaran. Brosing sana, brosing sini untuk mendapatkan  teman akrap. Mungkin ia lupa, bahwa ada Al-Qur'an sebagai teman yang paling bisa diajak tersenyum, duduk berlama-lama, diajak berbicara dan berdialog, tidak hanya itu ia selalu memberikan pencerahan. Ia sebaik-baik teman berbicara. 

Ada yang tidak pernah selesai dengan dirinya, walau semuanya ia sudah rengkuh. Mobil banyak. Villa di mana-mana. Uang di berbagai Bank tersimpan rapi. Proyek besar setiap hari ia dapatkan. Pokoknya, ia adalah orang kaya. Jabatan dan kehormatan bisa ia beli. Tetapi, ia tak perna merasa cukup dan mungkin tidak pernah puas, mengapa? Karena ia tamak. Di sinilah kalimat di atas penting untuk disimak. Bahwa "Barang siapa yang ingin kaya, maka qanaah cukup baginya". Bila sifat Qanaah sudah direngkuh dalam hidupnya, maka ia menjadi orang terkaya dimuka bumi.

Ribuan orang mati setiap hari. Sirene mobil ambulan yang mengetuk telinga dan hati setiap pagi dan sore. Orang-orang terdekat yang dulunya pernah satu rumah, kini rumahnya sudah pindah ke liang lahat. Semuanya adalah pengingat, bahwa tiada yang kekal dan abadi di muka bumi. Semuanya akan pergi. Kita pun demikian. Akan mengucapkan goodbye dunia. Tetapi, walau di depan mata menyaksikan itu semua, kematian, tetapi terkadang tak pernah tersentuh bahkan ia dianggap biasa, dan lupa bahwa juga akan menyusul ke liang lahat. 

Kalimat-kalimat lembut di atas walau berakhir dengan keras "neraka", tetaplah indah. Karena sifat manusia yang memang selalu butuh untuk diingatkan, tidak cukup sekali dua kali, bahkan ribuan kali, tetaplah ia lupa dan lupa. Butuh kesabaran. Butuh saling tawasau bil haqqi wa tawashaubi shabri. Yang berakhir dengan sabar dan sabar.

****
Fasilitator atau moderator yang tampak di vedio ini sangat tidak asing, ia sering tampil asyik bersama para penyaji di TV Sharjah (الشارقة). Namanya Muhammad Khalid. Saya sering melihatnya di TV bersama Dr. Fadhil shaleh As-Samrai dalam kajian Lamasat Bayaniah. Dan yang ada di vedio ini adalah penceramah kenamaan, yaitu Dr. Umar Abdul Khafi. Berikut petikan mau'idhah Dr. Umar bersama M. Khalid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar