السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 26 Agustus 2021

Hadiah Paling Indah untuk Anak

Halimi Zuhdy

Saya tertegun ketika membaca sebuah Maqal yang berjudul "Madza Qaddamta Li Auladik" kira-kira kalau diartikan, "Apa yang Engkau hadiahkan untuk anakmu?". Saya jadi berfikir, hadiah apa yang pantas dan bermanfaat bagi anak-anak nantinya; pulau, hotel, apartemen, kendaraan atau apa?, sepertinya kurang pantas memberi hadiah di atas, apalagi sampai hari ini saya belum punya satu kamar hotel pun untuk saya hadiahkan. Wkw
Ah, ketimbang menghayal yang tidak-tidak, sepertinya hadiah di atas memang tidak cocok untuk anak-anak. Oh ia, hadiah-hadiah indah dan keren dari ulama dahulu untuk anak-anaknya adalah hadiah berupa kitab. Imam ibn Ajurmiya mengarang kitab "Al-Jurmiyah" untuk putranya. "Bulughul Al-Maram" yang dirajut oleh Ibnu Hajar juga untuk anaknya. Imam Al-Saqqaf mengarang kitab "Al-Aud al-Hindi" ia hadiahkan untuk anaknya. 

Ada juga kitab yang luar biasa "Umdah al-Salik" yang dikarang Ibnu al-Naqib al-Misr al-Syafi'i ia hadiahkan untuk putra tercintanya. Imam al-Hafidh al-Iraqi mengarang kitab "Taqrib al-Asanid wa Tartib al-Masanid" yang kemudian ia beri syarah dalam "Tharh al-Tadrib" setelah seelsai beliau hadiahkan pada putranya, Abi Zar'ah al-Iraqi. Dan yang menarik Abu al-Walid al-Baji mengarang kitab khusus untuk anak-anaknya dan juga untuk anak-anak di muka bumi, "Al-Nasehah al-Walidiyah". 

Ibnu Hajar ketika kehilangan kedua putrinya pada masa pandemi yang banyak menelan korban pada waktu itu, ia mengarang kitab "Badz al-Ma'un fi Fadhail al-Ta'un". Dan kitab ini paling banyak dirujuk pada masa pandemi Covid-19. "Lamiyah al-Af'al" kitab yang dirajut oleh Ibnu Malik juga dihadiahkan untuk anaknya. Ini, beberapa kitab yang dirajut orang tua (ulama) untuk putra-putri tercintanya, sebagai hadiah dalam hidupnya. Hadiah beberapa kitab para ulama di atas, pada akhirnya tidak hanya sebagai hadiah untuk putra putrinya tetapi untuk generasi setelahnya, sampai hari ini, kita menikmati kitab-kitab berharga tersebut. 

Kira-kira kitab apa yang akan kita hadiahkan untuk generasi kita, khususnya untuk anak-anak kita?. Kitab tidak hanya menjadi hadiah untuk generasi setelahnya, tetapi ia menjadi monumen penting pada setiap zamannya. Ia menjadi masdar ilmu pengetahuan dan perkembangan keilmuan setelahnya. Kitab adalah hadiah paling berharga untuk generasi setelah. 

Mudah-mudahan kita juga bisa memberikan hadiah paling indah untuk generasi setelah kita. 

Malang, 26 Agustus 2021

Menelisik Asal Kata Jima'

Halimi Zuhdy

"Bapak pengikut Taliban ya?" seseorang mengirim pesan lewat WA pada saya.

"Lo, kok bisa Ananda menuduh saya pengikut Taliban! " saya balas pesan dengan super cepat, hanya ingin tahu mengapa ia menuduh saya sebagai pengikut Taliban.
"Buktinya, Bapak kemarin menulis Taliban!" jawab orang tersebut dengan imoji marah 😡. 

"Oh, gitu, emang kalau saya Talib (tanpa an), kenapa?, emang apa urusan Bapak dengan Taliban ?! " saya hanya tersenyum dengan imoji 🤓

Orang tersebut lama tidak menjawab, kemudian saya kirim pesan WA lagi.

"Pak/Mas/Mbak (saya tidak tahu siapa pengirim pesan itu), seperti saya menulis tentang kata Jima', maka tidak harus saya melakukan itu. Minimal saya mengenal artinya. Jangan terlalu sempit dalam berpikir, bila menemukan tulisan, baca dengan baik-baik, renungkan, baru tanggapi". Ternyata ia sudah memblokir nomor saya. Entah kenapa?

Karena saya tidak sempat menjelaskan kata jimak pada orang tadi, maka saya tulis saja di sini. Wkwkw

Jimak dalam KBBI hanya memiliki satu arti, bersetubuh. Sebenarnya kata ini memiliki beberapa arti di antaranya, periuk besar (qadrun jima'), kumpulan sesuatu (jam'u) dan beberapa arti lainnya. Kalau kita perhatikan, kata Jimak adalah derivasi dari jama'a- yajma'u (جمع-يجمع), mengumpulkan, menggabungkan, mempersatukan, menghimpun dan mengkobinasikan.

Keindahan bahasa Arab, semua kata yang berakar huruf  Jim ( جيم) mim (ميم) Ain (عين) bermakna berkumpul, berkelompok, atau berhimpun. 

Jimak yang dimaknai dengan bersetubuh, karena berkumpulnya dua orang (lawan jenis). Mari kita lihat beberapa kata yang berasal dari derivasi jim-mim-ain, misalnya kata Jum'at (جمعة), dinamakan Jum'at karena pada hari tersebut umat Islam berkumpul untuk melaksanakan shalat Jum'at (dapat dibaca tulisan saya asal usul Hari Jum'at). Masjid Jami' (جامع), tempat orang-orang melakukan shalat berjamaah, terutama yang dibuat tempat untuk shalat Jum'at. Jami' juga bermakna, menyeluruh, mencakup, kolektor dan bermakna umum. Shalat ber-Jama'ah (جماعة), shalat yang dilakukan bersama-sama. Jama' (جمع), mengumpulkan satu shalat pada waktu shalat yang lain, seperti shalat Jamak Takdim Dhuhur dan Ashar.

Masih banyak contoh lainnya, ada Jam'iyyah (جمعيّة) organisasi. Jami'ah (جامعة) bermakna universitas. Jum'un (جمع) kepalan tangan. Majma'(مجمع) bermakna; konvensi, perhimpunan, pertemuan,  perkumpulan, kotak, peti dan kaleng. Mujamma'(مجَمَّع), komplek, campuran,  kelompok. Jamik (جميع), semua, seluruh. Mujtama' (مجتمع), masyarakat, komunitas. Majmuah (مجموعة), kelompok, koleksi, kumpulan, himpunan. Dan masih banyak kata-kata yang berasal dari tiga huruf tersebut. Semua kata dengan tiga huruf di atas, memiliki satu arti, berkumpul (lebih dari satu orang). 

Untuk mempermudah dalam mengajarkan bahasa Arab pada siswa dan untuk menambah kosa-kata, maka bisa dinarasikan, seperti, "Pada hari Jum'at saya pergi ke masjid Jami' untuk melaksanakan shalat Jum'at dengan ber-Jama'ah, saya bertemu dengan teman sekelas, kemudian ngajak ke Jami'ah (kampus) untuk mendiskusikan Jam'iyyah yang ada di beberapa kota". Dan seterusnya... Asyikkan. 

Kata Jima' mengarah pada persetubuhan suami istri, karena suami istri melakukan perkumpulan rahasia. Sebenarnya kata ini halus sekali, jauh dari jorok, tetapi karena sering digunakan dengan kata-kata yang jorok, maka terkesan kata jima' adalah kotor.

******
link di bawah ini membicang tentang pola-pola kumpulan dalam bahasa Arab.

Rabu, 18 Agustus 2021

Menelisik Asal Nama Taliban

Halimi Zuhdy
Taliban sedang menjadi sorotan dunia. Kelompok ini sudah menguasai lebih dari separuh wilayah di Afganistan, sebentar lagi negeri yang didiami penyair Nadia Anjuman akan dikuasi oleh kelompok yang dicap sebagai teroris dunia ini.
Taliban adalah nama dari sebuah kelompok pergerakan (harkah) bersenjata yang berada di wilayah Afganistan. Kelompok ini bermadzhab Hanafi dan tidak mengakui madzhab lainnya. Misi besarnya adalah menjadikan Afganistan sebagai negara Islam dengan asas Al-Qur'an dan hadis, demikian pula hukum-hukumnya dengan berasaskan "syariah Islam". (AlHayah)

Yang menarik adalah, kelompok ini menggunakan kata Taliban, bagi pembelajar bahasa Arab kata tersebut tidak asing. Kata Taliban mirip dengan kata Tholiban (طالبا) dalam bahasa Arab, yang artinya adalah siswa (peserta didik), namun penulisan di media berbahasa Arab kata Taliban pada akhir katanya menggunakaan Alif dan Nun, طالبان. Antara Taliban (harkat dhammah, mansub) dengan Thaliban (ditambah alif dan nun) dalam arti yang berbeda, yang pertama bermakna "satu siswa" dan yang kedua "dua siswa".

Tetapi, arti Taliban dalam AlJazeerah adalah jamak (plural), berarti banyak siswa, bukan hanya satu dan dua siswa. Karena kata ini diserap dari bahasa Arab yang artinya pembelajar (siswa, murid), tetapi memiliki bentuk yang berbeda. Dalam bahasa Pusthun (nama daerah di wilayah Afganistan, atau marga yang berada di Afganistan) juga memiliki arti "banyak siswa". Sedangkan dalam bahasa Arab, Taliban bermakna "satu siswa", dan jamaknya adalah Thullab (طلاب), Thalabah (طلبة), Thawalib (طوالب), Thalibuna (طالبون) dan Thalibat (طالبات untuk siswi).

Maka, kalau diartikan secara tekstual kata Taliban adalah para siswa (para pembelajar di madrasah). Dan ternyata benar, kelompok ini dilahirkan dari sekolah-sekolah agama (madrasah), mereka adalah para pembelajar yang mendalami ilmu agama teruma Al-Qur'an dan Al-Hadist. 

Dalam el-Jazeera, Taliban adalah Gerakan Islam yang diprakarsai oleh para siswa madrasah (sekolah agama) yang dikenal sebagai Taliban (jamak dari kata Taliban dalam bahasa Pashto) gerakan ini muncul pada tahun 1994 di provinsi Kandahar (Afghanistan barat daya) yang berbatasan dengan Pakistan, kekuasaan pertama berada di tangan Mullah Muhammad Omar Mujahid ( 1959-2013). 

Gerakan ini berdiri, awalnya adalah ingin memperbaiki moral dan pemulihan suasana keamanan dan stabilitas di negeri Afghanistan yang tidak stabil pada waktu itu, dan gerakaan ini didukung para siswa sekolah agama yang berjanji setia kepada Mullah sebagai Amir mereka pada tahun 1994.

Para pembelajar (siswa) yang masuk dalam kelompok Taliban, mereka adalah pembelajar di sekolah-sekolah agama Deobandi (kata ini dinisbatkan pada sebuah desa yang bernama Deobandi India) karena beberapa kurikulumnya dipengaruhi oleh kurikulum yang berada di beberapa sekolah tersebut (Deobandi berada di India, yang mempelajari kemurnian Al-Qur'an dan Hadis). Sekolah-sekolah tempat mereka belajar banyak mengkaji dan lebih berfokus pada ilmu-ilmu keislaman seperti tafsir, hadits dan biografi, di samping beberapa ilmu modern yang diajarkan dengan cara lama dan tradisional.

Siswa yang berada di sekolah-sekolah agama tersebut mengikuti beberapa jenjang atau tahapan pendidikan dari Marhalah (tingkatan) pertama sampai marhalah selanjutnya, yaitu dari tingkat (marhalah) dasar, tingkat menengah, tingkat tinggi dan tingkat akhir (takmiliyah). Selama siswa belajar, tahapan ilmiahnya berubah (derajat, gelar, pangkat) dari satu tahap ke tahap lainnya.

Pertama tahap "Talib" yang dalam bahasa Pashto digabungkan dengan "Taliban", yaitu setiap orang yang masuk sekolah dan memulai belajar, kemudian "Mullah" adalah seseorang yang gagal dari beberapa disiplin ilmu dan belum lulus dari sekolah, dan berikutnya adalah "Mawlawi" adalah seseorang yang menyelesaikan pendidikan dan lulus dari Daurah (pelatihan, sekolah) hadits, yang kemudian diwisuda dan disematkan di kepalanya sorban, dan berhak menyandang gelar gelar dan menerima ijazah.

Jumat, 13 Agustus 2021

Puisi Arab yang dianggap Paling Sulit

Halimi Zuhdy

Puisi Arab (الشعر العربي) adalah ungkapan yang berwazan (pola wazan), berirama, dan bermakna. Definisi ini  yang sering kita baca dalam literatur Arab. 
Orang-orang Arab menjadikan puisi sebagai diwan, silsilah, kisah, dan catatan harian mereka. Mereka menyimpannya dengan rapi, bait-baitnya fushah, sehingga puisi dijadikan marja' dalam berbagai kajian bahasa. Puisi Arab pada waktu itu dianggap karya paling orisinil. (dalam Hayatuk) 

Kehadiran Al-Qur'an dengan kalimatnya yang indah, sudah tidak asing buat mereka, karena mereka sudah biasa berkelindan dengan kata-kata indah nan fusha, tetapi pesan dan kalimatnya yang membuat mereka terhentak. Puisi Arab pada waktu itu adalah kata-kata paling fasih, terukur, dan berwazan. Kehadiran al-Qur'an dianggap menyalahi aturan puisi Arab, sehingga mereka menyebut Nabi Muhammad sebagai panyair dan penyihir, karena kalimat-kalimat Al-Qur'an berbeda dengan puisi. 

Beberapa bait puisi Arab yang dianggap paling sulit (lafal, makna, dll) 

تدفق في البطحاء بعد تبهطلِ *** وقعقع في البيداء غير مزركلِ

وسار بأركان العقيش مقرنصاً *** وهام بكل القارطات بشنكلِ
Karya Laits bin Farghadnafari

عِشِ اِبقَ اِسمُ سُد قُد جُد مُرِ اِنهَ رِفِ اِسرِ نَل
 غِظِ اِرمِ صِبِ اِحمِ اِغزُ اِسبِ رُع زَع دِلِ اِثنِ نُل

Bait-bait di atas karya Al-Mutanabbi, penyair yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah. 

أقيموا بني أمي، صدورَ مَطِيكم
 فإني، إلى قومٍ سِواكم لأميلُ
 فقد حمت الحاجاتُ، والليلُ
 مقمرٌ وشُدت، لِطياتٍ، مطايا وأرحُلُ
Puisi ini dikenal dengan Lamiyatul al-Arab,  dan bait-baitnya masih panjang,  puisi ini dikenal sulit dan rumit. Puisi-puisi dirajut oleh An-Syanfari (di antara penyair Sha'aliq). 

حَلَّت سُلَيمى بِخَبتٍ أَو بِفَرتاجِ
 وَقَد تُجاوِز أَحيانًا بَنى ناجِ
Amr bin Kulsum (penyair Jahili yang dikenal dengan penyair Muallaqat)

Dalam vedio ini, puisi yang dianggap paling sulit dalam pelafalannya.

Kamis, 12 Agustus 2021

Gila yang Waras

Penyair, Muhammad Qamalah An-Nadhary

Halimi Zuhdy

Penyair yang tinggal di daerah Nadhari ini dikenal dengan penyair gila paling waras. Dengan rambut gembelnya ia asyik melantunkan puisi, puisi fushah. Walau rambutnya acak-acakan, bajunya compang camping, tapi yang mengalir dari lisannya adalah nasehat, ia juga dikenal dengan si majnun. Karena orang menganggapnya gila. Mungkin benar-benar gila, tapi gila yang waras. Bingung!! Bisa disimak vedionya.  
Tanpang dan ucapannya seperti gula di lautan. Ada gula-gula indah bagi mereka mereka yang menjadikan harta segala-galanya. Harta sebagai maha kuasa. Ia berkuasa merubah seseorang yang biasa-biasa dipoles menjadi orang yang luar biasa. Yang lemah didesain menjadi paling kuat. Yang kuat dirubah menjadi yang lemah dan hina. Dengan harta, kekuasaan dapat diraihnya, bermudal mulut-mulut penuh pesona yang dibeli dengan lembaran-lembaran dirham. 

"Si gila yang paling berakal", orang-orang memanggilnya. Dialah Muhammad Qamalah. Penyair dari desa Nadhari yang terletak di propinsi Ib,  Yaman. 

Di antara puisinya yang masyhur adalah Fitnatul Mal (godaan harta).

الأبيات للشاعر 
محمد قماله النظاري

بعنوان فتنة المال 

إن الغنيَّ إذا تكلَّمَ كاذباً
قالوا صَدقتَ ومانطقتَ مُحالَ
أما الفقيرَ إذا تكلَّمَ صادقاً
قالوا كذبتَ وأبطلوا ما قالَ
إن الدراهمَ في المواطنِ كُلِّها
تكسو الرجالَ مهابةً وجَمالَ
فهي اللسانُ لمن أرادَ فصاحةً
وهي السلاحُ لمن أرادَ قِتالَ

Uang yang tak berlidah, mampu membuat lidah berbisa para penguasa. Dengannya, jabatan dapat dibeli. Kekuasaan dapat diusahakan. Diri diperjual belikan. Dengannya, yang gila menjadi waras. Yang waras menjadi gila. 

Ngeri?!. Tidak lah. Karena mereka menjadikannya sebagai alat untuk membangun kehormatan, keelokan, kedigjayaan. "Saya hanya menjalankan tugas" kata harta ketika ditanya. "Tugas apa?", tugas bagi mereka yang menjadikan nafsu sebagai tuhan.

Selasa, 10 Agustus 2021

Bulan Muharram bukan Peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad

(Bulan Muharram bukan Peristiwa Hijrahnya Nabi Muhammad)

Halimi Zuhdy

1 Muharram ditetapkan dan disepakati oleh kaum muslimin pada masa Khalifah Umar bin Khattab, atas inisiatif Khalifah sendiri. Berawal dari surat Abu Musa pada Khalifah Umar, bahwa surat-surat Khalifah tidak tercantum "tanggal" di dalamnya, sehingga berbagai peristiwa tidak diketahui. Muncullah inisiatif dari Khalifah untuk membuat kalender dalam Islam. 
Peristiwa hijrah terjadi tidak bertepatan dengan 1 Muharram tetapi pada bulan Shafar, dan ada pendapat lain peristiwa hijrah pada bulan Rabiul Awwal. Tetapi, nama kalendernya adalah Hijriyah yang berdasarkan hitungan bulan. Dengan visi membawa semangat hijriyah yaitu meninggalkan kebatilan menuju yang hak, demikian pendapat Khalifah Umar. 

Sama dengan Tahun Baru Masehi, sebagai penanda Nama Tahun, dan Masehi adalah era kalender yang dihitung sejak kelahiran Isa Al-Masih. Tetapi, Isa Al-Masih tidak lahir pada  1 Januari, tetapi tanggal 25 Desember sebagai tanda kelahiran Isa Al-Masih dalam kalender Masehi. Sama halnya dengan tahun Hijriah, yang kemudian dinisbatkan pada peristiwa hijrahnya Nabi, tetapi 1 Muharram bukanlah hari/tanggal ketika peristiwa hijrah itu terjadi. Dalam hitungan kalender Hijriah (Sebelum Hijriyah, SH), peristiwa hijrahnya Nabi terjadi pada bulan Shafar dan bulan Rabiul Awwal, yaitu bertepatan dengan bulan Juni dan Juli pada tahun 622 M). Bulan shafar (akhir bulan)  ketika Nabi berangkat dari Makkah,  dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awwal. 

Berbeda dengan kalender Masehi, penandanya adalah Kelahiran Isa Al-Masih yang disebut dengan yang juga disebut dengan Kalender Georgia, sedangkan penanda Tahun Hijriyah adalah peritiwa Hijrahnya Nabi yang dinamakan Tahun Hijriyah, sekali lagi dimulainya Hijriyah bukan hari atau tanggal dimana Nabi melakukan hijrah, tapi Sanah (tahun) Hijriyah. Kalender Hijriyah dibuat setelah 17 Tahun peristiwa Hijrah. 

Nama-Nama bulan sebelum Islam adalah Al-Mu'tamar (Muharram), Najir (safar),  Khawwan (Rabiul Awwal), Busshan (Rabiul Akhir),  Alhanin (Jumadil Ula), Rabbi/Rabbah (Jumadil Alkhirah), Al-Asham (Rajab)  dan Ghadzil (Sya'ban),  Nathiq (Ramadhan), Wa'il (Syawwal), Warnah (Dzulqa'dah), Bark (Dzulhijjah)  

 أوضحت الدارة أسماء الشهور الهجرية وما يقابله من اسم الذي كان يطلقه عليه العرب قبل الإسلام، مثلا: المحرم كان اسمه عندهم "المؤتمر"، أما صفر فيسموه "ناجر"، وربيع الأول "خوّان"، وربيع الآخر "وبصان"، وجمادى الأولى "الحنين"، وجمادى الآخرة "ربّى"أو"ربّة"، ورجب "الأصمّ"، وشعبان "عاذل".أما شهر رمضان فكانوا يسمونه بـ"ناتق"، فيما يسمون شهر شوال بـ"وعل"، وذو القعدة بـ"ورنة"، وذو الحجة "برك".

Mudahnya, semangat hijrah adalah nama yang dipilih untuk nama tahun dalam kalender Islam. Apakah salah bila peringatan tahun Hijriah dikaitkan dengan hijrahnya Nabi? Loh, siapa yang menyalahkan!!, tidak salah lo. Karena dalam pergantian tahun yang dibawa adalah semangat perubahan sebagaimana mana ashab hijrah, dari kemusyrikan menuju ketauhidan, dan dari dunia kelam (batil) menuju  dununia yang derang (hak) sebagaimana alasan Khalifah Umar dalam memilihnya.

*****
1 Muharram 1443 H