السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Rabu, 29 April 2020

Ramadan di Zaman Corona

Halimi Zuhdy

Ramadan kali ini ada yang berbeda. Di beberapa daerah di Indonesia masjid ditutup, shalat Tarawih dan I'tikaf ditiadakan. Buka Bersama dengan duduk berjejer atau melingkar juga tidak akan tampak,  demikian juga dengan Tadarus al-Qur'an. Pasar, mall, super market sepi menyepi tak lagi berjubel pengunjung untuk membeli kebutuhan puasa. 

Bahkan di banyak negara Arab masjid ditutup total, tak lagi ada kemeriahan apa pun. Rumah mereka disulap menjadi masjid kelaurga. Tak ada silaturahim, kecuali lewat media sosial. Maka, kepala keluarga harus siap menjadi Imam dan Khotib bagi keluarganya. Tak akan mendengar teriakan anak kecil di masjid, tak tergesa-gesa menyelesaikan shalat, karena memilih kecepatan sendiri. Demikian kata Abdul Wahab dalam Koran "Syarq" Qatar.

Beberapa hari menjelang Ramadan media Arab ramai tentang hukum berpuasa di zaman pademi, tentang boleh tidaknya berpuasa di masa pandemi. Terjadi jidal 'an Faridhati al-Saum, ada perdebatan tentang kewajiban puasa.  Ada yang membolehkan untuk tidak berpuasa dengan alasan mereka harus menjaga fitalitas kesehatannya, agar tidak mudah diserang virus korona. Pula ada yang berpendapat, berpuasa lebih rentan untuk diserang virus ini. Maka, cukup dengan membayar fidyah, dengan memberi makan kepada fakir miskin, sebagai ganti dari puasa.

Namun, pernyataan ini banyak dibantah oleh para ulama dan dewan fatwa di beberapa negara, karena belum ada kajian khusus tentang puasa di masa pandemi, sehingga harus diadakan penelitian yang serius pada orang berpuasa pada masa Wabah, dengan melibatkan Tim Medis dan Ulama. Menurut Lajnah al-Buhust al-fiqhiyah yang tergabung dalam Majma  al-Buhus al-Islamiyah di Mesir dan beberapa Majma di beberapa negara, memyatakan tetap wajib melaksanakan puasa kecuali yang bersangkutan dinyatakan sakit dan tidak kuat berpuasa, atau ada larangan berpuasa dari tim medis. 

Ramadan di masa pandemi ini terjadi perubahan tradisi, entah hal ini akan terus berlanjut setelah korona pergi atau akan menjadi tradisi baru. Setiap masa, baik karena ada sebab tertentu, atau karena bergulirnya masa, selalu terjadi prubahan-perubahan. Menggengan (istilah Jawa ketika menyambut Ramadan) tahun ini tidak ada. Di beberapa daerah, makanan atau sejenisnya diantar ke beberapa  tetangga, yang sebelum Covid-19 mereka membawa makanan dari rumah masing-masing dan berkumpul di masjid, makan bersama dan saling meminta maaf.

Ramadan di masa Corona, bukanlah halangan untuk berpuasa. Ia sebagai ajang yang paling tepat untuk memusatkan hati dan pikiran menemuiNya. Gemuruh berita kematian dan penyakit, akan menjadikan semakin kyusuk untuk beribadah kepada Allah. Rumah-rumah kaum muslimin di masa seperti, bisa disulap menjadi masjid, madrasah, perguruan tinggi dan pondok pesantren keluarga. Banyak hal yang dapat dilakukan, dengan membuat kurikulum ramadana di masa pandemi. 
Selamat menunaikan Ibadah puasa, dengan lebih khusyuk dan hikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar