Puisi, sebagai wakil hati dan pikiran, atau ekspresi dari dalam diri seseorang. Tidak heran, jika puisi selalu memberikan kejutan-kejutan nada dan cinta, rindu dan kebencian, kasih dan permusuhan, juga sering menjelma kata-kata yang sangat menakjubkan, kadang sang penulisnya tidak merasa bahwa puisi terbang begitu tinggi tak kenal bumi, tapi terasa menyentuh bahkan tenggelam dalam perut bumi.
Terkadang ungkapan puisi keluar dengan rasa dan prasa, sehingga membuat hati merdecak begitu dahsyat, membiarkan angan melalang buana menemui malaikat yang selalu memberikan warna, menghentak-hentak seakan ia bergelombang bersama sunami. Puisi adalah warna perasaan kita, hentakan dan kesedihan hati terukir lewat baris-baris bermakna, membumbung memenuhi kertas putih yang kemudian menjadi begitu indah ketika terbaca, huruf demi huruf seperti gelombang bergumul bergulung menuju pantai asmara.
Puisi dengan berbagai ekspresi menunculkan sejuta aksi, puisi tanpa ekspresi pun akan memberikan ribuan kunci menuju pintu-pintu yang tak pernah rapat terkunci, terbuka masuk tanpa sang juru kunci yang melibatkan hati, pikiran dan aksi.Setiap insan yang masih punya kesadaran diri, ia akan mampu menyerap diri yang kemudian dimunculkan lewat hentakan hati, dan memunculkan aksi lewat hamparan tangan dan dengungan suara.
Bagi seseorang yang suka berekspresi lewat tulisan, ia akan menulikan seluruh prasaannya lewat tulisan. Tapi bagi penikmat puisi, ia dapat merenungi dan membaca bait-bait puisi orang lain. Bagi seseorang yang ingin menulis puisi tidaklah sulit, hanya membutuhkan 5 detik atau hanya 2 detik untuk mengungkapkan prasaannya lewat carik-carik kertas. Tidak butuh berfikir, ia hanya butuh untuk berdzikir, tidak butuh berdzikir ia hanya butuh mengukir, tidak ada ukiran tak akan pernah ada tulisan. Menulis puisi, membutuhkan penghimpunan rasa dan prasa yang kemudian menulis titik demi titik yang membaris bak penggaris, terbentuk meliuk seperti huruf, huruf tersusun indah menjadi kata “AKU” kemudia n “KAU” dan kemudia “SATU” dan ditambah satu lagi “KERINDUAN”….bergelombang menuju dermaga kalimat menjadi AKU dan KAU dalam SATU KERINDUAN…kalimat pun tertuang….dan silahkan tuangkan…tuangkan seribu huruf agar menjadi baris-baris….munculkan prasaan anda yang sudah mulai meledak tuangkan..dan tuangkan : JADILAH PUISI…………………..SELAMAT MENCOBA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar