Halimi Zuhdy
Sīrah Nabawiyah, atau kisah hidup Nabi Muhammad SAW, bukan sekadar catatan sejarah biasa. Ia adalah rangkaian kisah yang menyingkap perjalanan seorang manusia yang dipilih Allah sebagai Rasul, dari masa kelahiran hingga wafatnya, serta perjuangan beliau menyebarkan Islam di tengah masyarakat Arab abad ke-7.
Dulu, ketika penulis masih belajar di Madrasah Ibtidaiyah, mulai mengenal kisah hidup Nabi Muhammad SAW melalui sebuah kitab sederhana tapi penuh makna "Khulāṣah Nūrul Yaqīn fī Sīrah Sayyidil Mursalīn". Kitab ini diajarkan sejak kelas 3 hingga kelas 6. Dari lembar demi lembar, kami belajar bagaimana perjalanan Rasulullah dari kecil hingga wafatnya. Bahasa kitabnya ringan, sehingga mudah dicerna oleh anak-anak madrasah. Dan, sepertinya kitab ini masih populer di Madrasah dan Diniyah.
Perjumpaan setelahnya dengan kitab Sīrah tidak berhenti di situ. Saat menempuh semester pertama di kampus, khususnya di Barāmij Khāṣ li Ta‘līm al-Lughah al-‘Arabiyah, kami dikenalkan pada sebuah karya besar yang bahkan meraih penghargaan internasional sebagai kitab terbaik dunia. Kitab itu adalah ar-Rahīq al-Makhtūm (الرحيق المختوم) karya ulama India, Syaikh Ṣafiyyur-Raḥmān al-Mubārakfūrī.
Kitab yang cukup tebal ini dibagikan gratis oleh Kerajaan Saudi Arabia kepada ribuan mahasiswa di UIN Malang (sekitar tahun 2000). Rasanya seperti mendapat harta berharga sebuah buku yang bukan hanya menyajikan kisah hidup Nabi secara detail, tetapi juga menyingkapnya dengan gaya ilmiah yang kuat, berbasis sumber-sumber klasik yang otoritatif.
Dan benar saja, hingga hari ini, Ar-Rahīq al-Makhtūm masih sangat populer, dipelajari di berbagai lembaga, diterjemahkan ke banyak bahasa, dan menjadi rujukan utama dalam memahami perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Toyyib. Sejarah dalam tradisi penulisan Sīrah mulai berkembang pada awal era Abbasiyah (abad ke-8 M). Dua tokoh besar menjadi peletak dasarnya: Ibnu Ishaq (w. 767 M), yang pertama kali mengumpulkan riwayat tentang Nabi. Ibnu Hisham (w. 833 M), muridnya, yang menyusun ulang karya gurunya hingga lebih sistematis. Al-Wāqidī (w. 823 M), penulis Kitāb al-Maghāzī yang berfokus pada peperangan Nabi.
Sejak itu, karya-karya Sīrah berkembang pesat, mencatat kelahiran Nabi, silsilah, masa muda, hingga momen besar dakwah dan peperangan kaum Muslimin.
Mengapa Sīrah Begitu Penting?
Di Indonesia, khususnya, perayaan Maulid Nabi Muhammad begitu marak, dan kesempatan yang luar biasa untuk mengenalkan Nabi Muhammad dan akhlaknya. Setiap kali ada majlis shalawat, maka di sana ada sejarah kehidupan Sang Nabi Muhammad diceritakan dengan apik.
Bagi umat Islam, kehidupan Nabi bukan hanya sejarah, tetapi teladan. Al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi adalah manusia, tetapi juga dimuliakan di atas manusia lainnya. Karena itu, meneladani akhlak dan perjalanan beliau menjadi nilai iman. Lebih dari itu, hadis sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an erat kaitannya dengan peristiwa kehidupan Nabi. Maka, memahami Sīrah berarti memahami konteks ajaran Islam itu sendiri.
Menariknya, bukan hanya Muslim yang menaruh perhatian. Sejarawan Barat juga mengkaji Sīrah. Mereka terbagi dalam tiga aliran: 1. Tradisional, moderat menerima kisah klasik, hanya menolak bagian mukjizat. 2. Kritis Skeptis, menerima kerangka besar cerita, tetapi meragukan detail tertentu seperti Ignaz Goldziher. 3. Radikal, menolak seluruh riwayat Islam klasik dan hanya mengandalkan sumber luar seperti yang ditulis Patricia Crone & Michael Cook.
Meskipun begitu, karya-karya klasik tetap menjadi sumber utama dan terus dilestarikan. Di berbagai perpustakaan dunia, tersimpan manuskrip Sīrah berusia ratusan tahun, dari abad ke-13 hingga ke-19. Beberapa di antaranya adalah: Kitab al-Syifāʾ karya Qādī ʿIyāḍ, yang menjelaskan hak-hak Nabi Muhammad SAW. Manuskrip berbahasa Arab yang mendokumentasikan perjalanan hidup beliau. Cetakan awal di Mesir, termasuk karya yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Sīrah Nabawiyah bukan hanya milik umat Islam, tapi juga warisan peradaban manusia. Ia menyatukan sejarah, spiritualitas, dan ilmu pengetahuan dalam satu kisah agung: perjalanan seorang Nabi yang membawa cahaya bagi dunia.
Semoga dalam setiap rumah ada Sirah Nabawiyah yang tidak menjadi kitab sejarah, tapi menjadi panduan dan teladan dalam kehidupan.🙏📿
Tidak ada komentar:
Posting Komentar