السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Selasa, 13 Juli 2021

Covid akan segera berlalu!

Semangat Saudaraku!!! 

Halimi zuhdy

Bagi yang lagi sakit, apa pun sakitnya, berharaplah sembuh. Karena harapan itulah yang akan mengantarkan pada kekuatan. Harapan berupa doa yang dipanjatkan, dan harapan berupa cita-cita yang diinginkan. Adu’u silhaul mu’min. Doa adalah senjata. Senjata untuk menghadang penyakit, senjata untuk mematahkan pesimistis, dan doa sebagai senjata untuk hajat apa pun. Aktsiru ad-dua, perbanyaklah berdoa.
Kemudian, bersabarlah! Sabar adalah benteng untuk memperkuat pertahanan, ia mampu menolak pikiran negatif. Ia mampu menguatkan diri untuk bangkit. Bersabar seperti tetes air yang dapat melubangi batu, tetes demi tetes akan terus menembus menuju sebuah keinginan. Bersabar bukan hanya untuk bertahan, tetapi untuk menguatkan. Wasta’inu bishabri was shalah, mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat!

Setelah bersabar, bertawakkal. Pasrah kepada Allah. Semua kejadian di muka bumi tidak terlepas dari kekuasaanNya. Pasrahkan pada yang memiliki alam semesta, karena kita tidak mempunyai apa pun. Toh, kalau hari ini punya sesuatu, itu hanyalah pinjaman, bukan pemilik yang sesungguhnya. Nyawa kita dipinjami, nafas-nafas kita dipinjami, semua adalah milikNya. Bukankah suatu saat, semuanya akan kembali kepada pemilikNya. Pasrahkan pada yang memiliki. "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." Dengan tawakkal akan mendapatkan perlindungan dari Allah. Berserah bukan pasrah, tetapi berserah untuk menguatkan diri. 

Dengan berharap, bersabar dan tawakkal akan menjadi imun bagi kehidupan kita. Bila sakit berharap untuk sehat, barangkali di sisa hidup kita dapat berbuat kebaikan dan kemanfaatan. Tetapi, bila hidup hanya membuat beban berat pada bumi dengan dosa, maka mungkin kematian adalah cara yang juga indah. Kemudian selalu berhusnudhan kepada Allah, apa pun yang terjadi itulah yang terbaik. 
Tidak cukup dengan tawakkal, bersabar, dan berdoa, tetapi harus berikhtiayar. Seseorang yang tertimpa penyakit, atau dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, semua saran yang baik terutama dari para ahli (dokter) harus diikuti dan dipatuhi. Mamatuhinya adalah bagian dari ikhtiyar. Orang yang tidak berikhtiyar sama dengan memasukkan atau melemparkan dirinya ke jurang tanpa perasut. 

Mudah-mudahan Indonesia kembali normal seperti sedia kala. Semangat sehat, semangat sembuh, dan bersabar. Yakin, sesungguhnya setiap kesulitan (masalah, penyakit, cobaan) setelahnya akan datang sebuah keindahan dan kebahagiaan. Mengingat kembali maqal Ibnu Sina “Alwahm Nishfu da’, wa ithmi’nan nishf da’, wa shabr awwali khuwat asyifa’, kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, kesabaran adalah awal kesembuhan”. 

Semangat!!!!

BCT Malang, 12 Juli 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar