Halimi Zuhdy
Cinta itu
selalu menciptakan ketidakrasionalan, ia selalu ada walau tak nyata, seperti
angin berdesir mensemilirkan tubuh, seperti gigil walau tak ada salju, kadang
tampak kabut berselimut walau tak bisa terekam diri. Cinta tak berwujud, tapi
benar-benar wujud. Terasa sentuhannya, walau taka da tangan yang bersentuh di
tubuh.
Apakah ini
cinta, mata mengalirkan darah rindu, tubuh yang tak kuasa melihat sang kekasih
tak kunjung tiba. Suatu hari, Tsauban bin Bujdad menemui Rasulullah saw sang mahbub
dengan wajah yang tampak muram, tak seperti biasa, sedih menyelimutinya, rona
yang terserit begitu resah.
Rasullullah saw menghantar tanya padanya, “Apa
yang membuat rona wajahmu berubah”? dengan wajahnya yang masih tersulam
sedih, Tsauban bin Bujdad mengijabi Rasullullah saw, “Wahai Rasulullah,
Aku tidak sakit, tidak pula mersakan perih apapun, hanya saja, jika aku tak
melihatmu, rasa rindu ini benar-benar menggoda, aku takut berpisah denganmu, dan
aku selalu takut kehilangan, sebelum tatapan ini bersentuh dengan wajahmu, demi
Allah aku benar-benar mencintaimu, cintaku padamu melebihi diriku sendiri, keluargaku,
dan anakku. Ketika aku di rumah, aku selalu mengingatmu, dan gejolah rindu ini
tak mampu kubendung, sebelum kubertatap rindu denganmu. Ketika kumelihatmu, aku
ingat akhirat, aku sadar ketika kau berada di surga, kau bersama para Nabi, seandainya
aku masuk surga juga, aku takut tak bisa bertemu dengan kau wahai Rasulullah”.
Maka turunlah
Ayat. _“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi
nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya._” (An-Nisaa: 69).
Ya Allah, ketika belum ada cinta
seperti Tsauban deraikanlah tetesannya, agar menjadi hujan keberkahan, cinta
yang mampu memadamkan angkara, segerakanlah untuk datang agar seribu bencana tak
tetiba berselimut amarah, cinta kepada Rasulullah sebuah anugerah, walau wajah
tak bersentuh dengan wajah cahayanya, tapi berilah secercah sinarnya tuk
melihat sunnahnya dan mengikuti banyangnya, dan berjejak di jalannya. Amin.
Halimi
Zuhdy
www.halimizuhdy.blogspot.com
Cp.
085729320568
Tidak ada komentar:
Posting Komentar