السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Sabtu, 14 Januari 2023

Mengapa Bahasa Arab tidak menjadi Bahasa Resmi di Indonesia?

Halimi Zuhdy

Ada pertanyaan yang menggelitik saya dari salah satu peserta seminar dari Saudi Arabia di Universitas Islam Internasional Dalwa. "Irak, Sudan, Mesir, Maroko, Tunisia, Libya dan beberapa negeri lainnya, dulunya bukan Arab, setelah Islam masuk ke beberapa negeri di Asia dan Afrika, tidak hanya penduduknya yang memeluk Islam tetapi bahasanya berganti menjadi Bahasa Arab, mengapa Indonesia (Nusantara) yang mayoritas penduduknya beragama Islam, bahasanya tidak berubah menjadi bahasa Arab?" Tanyanya dengan bahasa Arab. 
Saya sedikit merenung, dan mengira-ngira jawaban yang tepat untuk penanya dari Arab ini. Saya jawab, bahwa Indonesia itu sangat beragam, baik dari suku, bahasa, keyakinan dan populasi penduduknya yang mencapai 270 juta. Terdiri dari 17.508 pulau yang dianggap sebagai negara dengan pulau terbesar di dunia. 

Islam hadir ke Nusantara berbeda dengan kedatangannya ke berbagai negara di dunia. Islam hadir di Indonesia melalui akulturasi budaya. Melalui para pedagang yang sambil berdakwah. Jalur pernikahan dan jalur pendidikan. Dan masih banyak pendapat lainnya tentang hadirnya Islam ke Nusantara, dari berbagai catatan, tidak ada yang melalui jalur peperangan. Islam hadir dengan cinta. 
Berbeda dengan kehadiran Islam di beberapa negara lainnya, seperti di Benua Afrika masuknya tentara Amr bin Ash ke Afrika dengan jalur peperangan (walau jalur perang adalah jalur terakhir dari diplomasi) yaitu pada tahun 640 M. Jalur peperangan bukan untuk mengislamkan, tetapi untuk membebaskan beberapa negara dari kekaisaran yang dzalim. 

Islam hadir sebagai pembebas dari kedzaliman di berbagai negara di dunia. Sehingga kehadirannya ditunggu, setelah adanya pembebasan, banyak penduduk yang kemudian masuk Islam dengan tanpa kedamaian. Maka, tidaklah benar dengan anggapan Islam hadir dengan pedang. La ikraha fiddin (tidak ada paksaan dalam beragama). 

Penyebaran Islam di berbagai negara tidak hanya merubah keyakinan mereka, tapi juga bahasanya. Berbeda dengan Nusantara (Indonesia), walau Islam tersebar sampai ke jantung kepulauan tetapi tidak merubah semua budaya di Nusantara dan juga tidak sampai menggantinya dengan bahasa Arab. Walau tidak sedikit kosakata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab. Ada sekitar 2000-3000 kata yang diserap dari bahasa Arab, sekitar 40 %- 60% persen.

Pengaruh tulisan Arab begitu masif sebelum datangnya penjajahan Belanda, seperti tulisan Jawi atau Pegon. Demikian juga ungkapan keseharian (tahiyyat). Bahasa dalam peribadatan (addiniyah). Dan juga dalam kesusastraan dan seni. 
Kehadiran Islam tidak menjadikan Nusantara berbahasa Arab, tapi menyerap banyak kata dari bahasa Arab. Ia hadir lewat budaya, tapi tidak menghancurkan budaya. Bahasa Arab hadir lewat ngaji Al-Qur'an, kajian keislaman, doa-doa, pengajian, dzikir, dan sekolah-sekolah. Berbeda dengan beberapa negara lainnya (terutama Afrika), yang lewat pemerintahan dengan kekuasaannya, seperti Irak yang ditaklukkan oleh khulafaur rasyidun lewat pertempuran Al-Qadisiyah, Islam masuk ke Mesir karena penduduk Koptik memberikan dukungan pada pasukan Islam untuk membebaskan mereka dari tekanan Kekaisaran Romawi Timur. Di Indonesia dengan damai, maka bahasa yang digunakan tetap dengan bahasa Nusantara (tidak merubah bahasa-bahasa yang di daerah, walau banyak mempengaruhi kata yang ada di dalamnya). 

Kalau ada pendapat lain, bisa ditulis di komentar.

Allahu'lam bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar