السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Sabtu, 20 Maret 2021

Bulan Sya'ban dan Beberapa Kontroversi di dalamnya

Halimi Zuhdy

Menarik beberapa ikhtilaf, perbedaan, dan mungkin kontroversi yang ada di bulan penuh berkah ini, Sya'ban. Adanya perbedaan sering kali terjadi karena ada sesuatu yang luar biasa di dalamnya, atau sebaliknya. Sehingga perbedaan tidak dianggap sesuatu yang tercela, tetapi sesuatu yang istimewa untuk menemukan titik terang di dalamnya. 
Bulan Sya'ban banyak memiliki keistimewaan, misalnya malam Nisf Sya'ban (separuh dari bulan sya'ban) ia memiliki banyak sebutan atau nama, dalam kitab Madza Fi Sya'ban, Karya Sayyid Al-Maliki, nama lain dari malam Nisf Sya'ban adalah malam ampunan dan pembebasan dari api neraka, malam hadiah, malam pembebasan, malam syafaat, malam kehidupan dan hari raya Malaikat, malam keberkahan, malam pembagian takdir, malam penghapusan dosa, dan malam terkabulnya doa. Banyaknya nama dari salah satu malam ini, menunjukkan sangat banyak keutamaan di malam tersebut demikian juga pada bulan ini secara keseluruhan. Maka, terjadi pula banyak pandangan dan perbedaan ulama tentang malam ini.

Beberapa kontroversi yang ada pada bulan ini adalah; Pertama, perbedaan pendapat terkait tahwil qiblah (perubahan arah kiblat), ada yang berpendapat, bahwa perubahan arah kiblat dari Bait al-Maqdis ke Makkah al-Mukarramah terjadi pada bulan Sya'ban, tetapi ada pula yang berpendapat pada bulan Rajab. Kedua, perbedaan pendapat terkait dengan Lailah Mubarokah (malam yang diberkati), ada yang mengatakan pada bulan malam nisf Sya'ban, tetapi mayoritas ulama mengatakan pada bulan Ramadhan. Ketiga, perbedaan seputar sunah-sunah pada bulan Sya'ban antara amalan-amalan bid'ah, sunah, dan seputar hadis-hadis shahih, dhaif dan palsu serta beberapa aqwal ulama.

Tayyib. Beberapa pendapat ulama terkait hal di atas alfaqir merujuk beberapa pendapat dalam kitab "al-Yaqut wa al-Marjan fi Fadhaili Syahri Sya'ban" karya Abu Bakar bin Muhyiddin. Pertama, perubahan kiblat terjadi pada bulan Sya'ban merujuk pada pendapat Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya yang mengutip pendapat Abu Hatim al-Busti, bahwa umat Islam berkiblat ke Bait al-Maqdis selama 17 bulan 3 hari, sesampai di Madinah pada malam tanggal 12 Rabiul Awwal, dan Allah memerintahkan Nabi untuk menghadap ke arah  Makkah pada hari Selasa bertepatan dengan malam Nisf Sya'ban. Dan beberapa ulama lainnya yang mengatakan tahwil Ka'bah (perubahan arah kiblat) adalah al-Imam Ismail Haqqi dalam Ruh Al-Bayan, Imam al-Suhaili dalam al-Raudh al-Anf, Imam Muhammad al-Shalihi yang mengutip perkataan Muhammad bin Habib dalam kitabnya Subul al-Huda.

Kedua, iktilaf ulama terkait dengan "Lailah Mubarakah" dalam Surat ad-Dukhan, ayat 1-4. 

حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (٣) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ (٤).

"Haa miim. Demi kitab (Al Quran) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah"

Dalam Kitab al-Yakut wa al-Marjan, beberapa ulama yang memaknai "Malam penuh Berkah" adalah malam Nisf Sya'ban seperti Imam al-Mahalli (tetapi beliau juga menyebutkan Malam Lailatul Qadar), demikian juga dengan Imam al-Qurthubi dan Imam al-Mawardi yang menyebutkan malam tersebut adalah malam Nisf Sya'ban atau malam Lailatul Qadar. Sedangkan menurut al-Imam al-Jamal dalam Hasyiahnya fi Syarh Thullam yang mengutip pendapat Ikrimah, bahwa "Lailah Mubarakah " adalah malam Nisf Sya'ban, tetapi mayoritas ulama berpendapat malam tersebut adalah malam Lailatul Qadar.

Sedangkan perbedaan lainnya seputar amalan di bulan Sya'ban, seperti puasa Nisf Sya'ban, ada yang tidak membolehkan (pelarangan), tetapi jumhur ulama  menganggap hadist pelarangan untuk tidak puasa pada Nisf Sya'ban sebagai hadis dhaif dan tidak bisa dibuat hujjah dalam pelarangan berpuasa. Juga terjadi perbedaan terkait dengan  shalat Nisf Sya'ban di malam Nisf Sya'ban, apakah shalat tersebut dianjurkan atau tidak. Dan banyak ulama tidak melarang melakukan shalat sunah tetapi tidak dikhususkan sebagai shalat Nisf Sya'ban tetapi shalat sunah secara umum, seperti sunah taubat, shalat sunah witir, shalat shunah tahajjut, dan shalat sunah lainnya. Bagaimana dengan shalat sunnah Nisf Sya'ban? Ini terjadi ikhtilaf ulama.

Dari perbedaan di atas, tidak sedikipun  mengurangi keutamaan bulan Sya'ban, ia bulan istimewa, karena bulan ini, menurut Rasulullah bulan yang banyak dilupakan oleh manusia dan bulan ini bulan yang paling dicintai olehnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Ummul Mu'minin, Aisyah RA berberkata;

 كانَ أحبَّ الشُّهورِ إلى رسولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ أن يَصومَهُ: شعبانُ، ثمَّ يصلُهُ برمضانَ

Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah untuk melalukan puasa adalah bulan Sya'ban, kemudian dilanjutkan dengan bulan Ramadhan

ذٰلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيْهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِـيْ وَأَنَا صَائِمٌ.

 “Bulan itu, banyak manusia yang lalai, yaitu (bulan) antara Rajab dan Ramadhan, bulan diangkatnya amal-amal kepada Rabb semesta alam, dan aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa"

Dan keistimewaan lainnya adalah malam Nisf Sya'ban, 

يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلَّا لِاثْنَيْنِ: مُشَاحِنٍ، وَقَاتِلِ نَفْسٍ

 Artinya, “Allah senantiasa memperhatikan makhluk-Nya pada malam nisfu Sya‘ban. Maka Dia akan mengampuni hamba-hamba-Nya kecuali dua: hamba yang saling bermusuhan dan yang membunuh,” (HR. Ahmad).

Keistimewaan bulan ini, Rasulullah banyak berpuasa dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, selain bulan Ramadhan.

..…وَمَا رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِـيْ شَعْبَانَ. 

“Aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa sebulan, kecuali Ramadhan. Dan aku tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak dari bulan-bulan yang lain melainkan pada bulan Sya’ban.

Allah 'alam bisshawab

Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan untuk menjalani berbagai ibadah di bulan Sya'ban ini, dan mudah-mudahan sampai pada bulan Ramadhan.

Annuqayah

(Kitab, Pondok Pesantren dan Aplikasi)

Halimi Zuhdy

1. Aplikasi Nuqayah
Beberapa bulan terakhir ini, penulis sering menggunakan aplikasi al-Bahits al-Qur'ani. Keren banget. Ingin mencari apapun tentang al-Qur'an,  bisa ditemukan dengan mudah di aplikasi ini. Ada tafsir, qiraat, mashahif, I'rab al-Qur'an, ulum al-Qur'an, asbab nuzul, dan kamus al-Qur'an.  
Dalam aplikasi tafsir, misalnya, terdapat beberapa kategori, ada Ummahat (induk) tafsir; At-Tabari, Ibnu Kashir, al-Qurthubi, dan al-Baghawi. Ada tafsir dengan ketegori Luhgah wa Balaghah (Bahasa dan retorika, keindahan); at-Tahrir wa Tanwir, al-Muharrar al-Wajiz Liibn Athiyah, al-Bahr al-Muhith, al-Basith lil Qahidi, Al-Kasyyaf. Kategori Mausu'ah (ensiklopedi); ada kitab tafsir ar-Razi dan al-Alusi. Kategori Mu'ashir (tafsir modern); al-Muyassar, aysaruttafasir, dan lainnya. Dan ada kategori; Murakkaz Ibarah (yang mengkaji makna kata dan kalimat ); Tafsir Jalalain, Jami'ul al-Bayan,  Baidhawi dll. Dan beberapa kategori lainnya. 

Dan yang menarik, kini muncul NuqayahCom, sebuah rumah yang memiliki beberapa kamar. Kamar besar. Setiap kamar berisi beberapa perabot lengkap. Atau mungkin seperti apartemen. Nama ini juga mengingatkan saya pada sebuah pondok pesantren besar di ujung pulau Madura, dengan namanya yang langka, PP An-Nuqayah. Langka, karena nama ini jarang digunakan sebagai nama sebuah lembaga, mungkin satu-satunya di Indonesia atau di dunia. Dan nama ini terinspirasi dari sebuah kitab An-Nuqayah karya Imam As-Suyuthi (terkait kitab ini dan pondok akan penulis ceritakan pada diakhir paragraf).

Tayyib. NuqayahCom adalah situs yang memiliki beberapa link (situs,website, mauqi') dengan berbagai fan ilmu; al-Qur'an, al-Hadis, tahfidh, kitab-kitab langka, turash,  sastra Arab dan beberapa kategori lainnya. 

Dan yang menarik, bagi yang suka berselancar dalam kitab-kitab berbahasa Arab, dan penghafal al-Qur'an akan dengan mudah mentikrar (mengulang) dengan berbagai qari' dunia. Misalnya, bagi yang ingin menghafal atau penghafal al-Qur'an yang ingin muraja'ah, maka tinggal klik "al-Muqri'" dalam NuqayahCom, tinggal memilih ayat atau surat yang ingin dihafal, al-Muqri' juga  dilengkapi dengan terjemahannya. Terdapat 28 bahasa dalam aplikasi ini.

Ada pula aplikasi "Turast", sebagai alternatif dari Al-Maktabah Syamilah dengan berbagai instrumennya. Terdapat beberapa fitur antara lain: membaca kitab dan juga dapat mencari ribuan kitab dengan mudah (sebagai mesin pencari instan), menghubungkan buku dengan printer/cetak, men-download dengan mudah dan cepat, ringan dalam pengoperasian, serta tidak harus menggunakan jaringan internet (tanpa jaringan). 

Dalam Nuqayah juga ada aplikasi "Takwin Rasikhin" , ini keren bangen lo.., berbagai displin ilmu yang ada di dalamnya, dengan bentuk nadham ada juga yang tidak. Aplikasi ini mencakup; ilmu tajwid, Hifdi al-Qur'an, sharraf, balaghah dan lainnya. Menariknya, ada katagori atau tingakatan, dari tingkat pemula, menengah sampai marhalah takwin (menjadi fasih dan pintar).

Bagi yang malas membaca banyak kitab, tinggal klik saja untuk mendengarkannya. Ratusan kitab sudah dilengkapi dengan bacaannya, tidak hanya berupa bacaan, tetapi juga dapat dinikmati suaranya. Tinggal duduk manis, dan mendapatkan berbagai ilmu. Asyik banget. Bagi yang tidak punya aplikasi android, juga disediakan aplikasi iPon. Atau bagi yang tidak punya handpone (hp), bisa juga dengan laptop atau komputer, yang penting tersambung dengan internet. Wkwkww. Silahkan klik saja NuqayahCom, nanti kalian akan menikmati berbagai macam ilmu.

2. Kitab Annuqayah
Tayyib. Nuqayah adalah nama sebuah kitab karya Imam as-Suyuthi, yang juga pengarang kitab Tafsir Jalalain, Al-Hawi, Al-Muzhir. Lahir pada tahun 1445 M  pada masa Kesultanan Mamluk (Mesir), dengan Aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah (Madzhab Syafi'iyah, Asy'ariyah), yang bergelar Anak Kitab (Ibnu Al-Kutub, Kutu Buku). Menurut Ibnu Iyas,  beliau memiliki 600 karangan dengan berbagai kategori ilmu. 

Dalam kitab "An-Nuqayah" terdapat 14 matan dalam 14 disiplin ilmu. Ilmu Ushuluddin, ilmu tafsir, ulum al-Qur'an, ilmu hadits, ilmu ushul fiqh, ilmu al-Faraid, ilmu an-nahwu, ilmu al-tashrif, ilmu al-khath, ilmu al-ma'ani, ilmu al-bayan, ilmu al-badi', ilmu al-tasyrih, ilmu al-tib, dan at-tashawwuf. 

Dalam kitab ini, ilmu ushuluddin, misalnya,  menggunakan akidah Imam al-Asy'ari, sedangkan ilmu tafsir dengan menggunakan metode matun. Sedangkan dalam ilmu al-Qur'an memuat lima puluh lima jenis ilmu Al-Qur'an. Dan banyak hal yang menarik dari kitab ini, bagi yang terarik bisa juga membaca syarahnya  secara singkat dalam kitab "Itmam Dirayah li Qira'ah an-Nuqayah". Bisa download di waqfeyah. Menurut Prof Abdul Karim, bisa juga membaca Mandhumah al-Zam-zami yang dinukil dari kitab Annuqayah.

3. Pondok Pesantren Annuqayah
Bagaimana dengan Annuqayah sebagai nama Pondok Pesantren?. Memilih nama, berarti memilih sebuah konsekuensi dari nama tersebut. Memilih nama, juga berharap dengan ma yusamma (yang diberi nama). Nama Annuqayah, menurut Kyai M Faizi  dalam Kitab Annuqayah, disematkan untuk Pondok Pesantren yang berada di daerah Guluk-guluk Kabupaten Sumenep oleh Kyai Muhamamd Khazin bin Ilyaz pada tahun 1933. Kyai Khazin merupakan generasi kedua dari peletak batu pertama Kyai Muhammad as-Syarqawi al-Kudusi. Menurut Kyai Faizi, penamaan ini untuk menandai perubahan sistem bandongan ke sistem kelas (shaf, fushul).

Menariknya, nama Annuqayah tidak hanya disematkan untuk sebuah Pondok Pesantren, tetapi oleh generasi setelahnya, Kyai Muhammad Mahfud Husaini membuat nadhamannya menjadi 1.111 bait dengan nama "Mandhumat An-Nuqayah", tulis Kyai Faizi. 

Kitab Annuqayah, Pondok Pesantren Annuqayah, dan Aplikasi Nuqayah ternyata punya kesamaan dalam disiplin ilmu. Kitab Annuqayah sebagai inspirasi dengan berbagai fan (disiplin ilmu), aplikasi Nuqayah adalah mesin pencari kitab dengan berbagai disiplin ilmu, dan Pondok Pesantren Annuqayah mengajar berbagai disiplin ilmu hanya saja yang penulis belum temukan (sewaktu menjadi santri) adalah ilmu thib (kedokteran), mungkin suatu saat ilmu thib dan al-thasyrih akan gemilang di pondok ini. 

Allahu'alam bishswab.

Mojokerto, 13 Maret 2021

Kamis, 11 Maret 2021

Makna “Barakna Haulahu” Diberkati Sekelilingnya dalam Surat al-Isra’

 Halimi Zuhdy

 Beberapa kali penulis ditanya, apa makna yang tersembunyi dalam “Haulahu” sekelilingnya dalam Surat al-Isra’. Penulis hanya menuliskan beberapa tafsir dan beberapa pendapat ulama terkait dengan “Barakna Haulahu”. Ada yang mengartikan haulahu dikembalikan kemakna asalnya, “Haula” yang bermakna kekuatan (al-Quwwah), kemampuan (al-Qudrah), kecerdikan (al-Bara’ah), dan ketajaman pikiran (al-daha’). Allah memberkati "sekitar-nya", adalah memberkati orang-orang yang hidup untuk Baital Maqdis, dan hatinya yang terpaut dengannya, dan yang membelanya dan yang berusaha untuk menyingkirkannya dari segala bahaya, angkara dan agresi, pendapat ini dalam Barakna Haulahu, Jabir Quhaimah)

 Tetapi secara ijma’ (konsensus, kesepakatan) ulama arti "di sekitarnya" dalam arti spasial: yaitu, sesuatu yang meliputi masjid al-Aqsha (bait al-Muqaddas) baik itu beberapa tempat (amakin) atau tanah (Aradhin).

 Dalam tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir, Haul (sekeliling) menunjukkan pada sebuah tempat dekat dengan tempat yang dikenal dan disadarkan padanya (bait al-Maqdis).
 
وحَوْلَ يَدُلُّ عَلى مَكانٍ قَرِيبٍ مِن مَكانِ اسْمِ ما أُضِيفَ (حَوْلَ) إلَيْهِ
 
Dan terkait dengan penegasan akan “keberkahan” masjid al-Aqsa dan sekitarnya, karena masjid ini mulai banyak dilupakan oleh orang Nasrani karena mereka membenci orang-orang Yahudi, dan orang-orang Arab tidak mengenal tempat ini, sedangkan orang Yahudi juga menjahui tempat yang diberkati ini.
 
ووَجْهُ الِاقْتِصارِ عَلى وصْفِ المَسْجِدِ الأقْصى في هَذِهِ الآيَةِ بِذِكْرِ هَذا التَّبْرِيكِ أنَّ شُهْرَةَ المَسْجِدِ الحَرامِ بِالبَرَكَةِ وبِكَوْنِهِ مَقامَ إبْراهِيمَ مَعْلُومَةٌ لِلْعَرَبِ، وأمّا المَسْجِدُ الأقْصى فَقَدْ تَناسى النّاسُ ذَلِكَ كُلَّهُ، فالعَرَبُ لا عِلْمَ لَهم بِهِ والنَّصارى عَفَّوْا أثَرَهُ مِن كَراهِيَتِهِمْ لِلْيَهُودِ، واليَهُودُ قَدِ ابْتَعَدُوا عَنْهُ، وأيِسُوا مِن عَوْدِهِ إلَيْهِمْ، فاحْتِيجَ إلى الإعْلامِ بِبَرَكَتِهِ

 Sedangkan mernurut Imam al-Alusi dalam kitab Ruh al-Makni, yang dimaksud dengan “keberkahan” di sekelingnya karena tempat sebagai tempat peribadatan para nabi dansebagai kiblat bagi mereka, dan serta karena banyaknya sungai dan pohon di sekitarnya, dan masjid al-Aqsa sebagai salah satu dari tiga masjid yang paling banyak dikunjungi ( 15/16), Dan dari beberapa keterangan, "keberkahan" itu meluas dari Al-Arish ke Efrat.
 
والبَرَكَةُ حَوْلَهُ مِن جِهَتَيْنِ: إحْداهُما النُبُوَّةُ والشَرائِعُ والرُسُلُ الَّذِينَ كانُوا في ذَلِكَ القُطْرِ وفي نَواحِيهِ ونَوادِيهِ، والأُخْرى النِعَمُ مِنَ الأشْجارِ والمِياهِ والأرْضِ المُفِيدَةِ الَّتِي خَصَّ اللهُ الشامَ بِها، ورُوِيَ عَنِ النَبِيِّ صَلِيَ اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّمَ أنَّهُ قالَ: « "إنَّ اللهَ بارَكَ فِيما بَيْنُ العَرِيشِ إلى الفُراتِ، وخَصَّ فِلَسْطِينَ بِالتَقْدِيسِ".
 
Dalam al-Muharrar al-Wajiz, “Keberkahan sekelilingnya” dapat dilihat dari dua aspek, yaitu 1) kenabiaan, syariat dan para rasul berada di tempat tersebut serta sekitarnya. 2) berbagai macam pepohonan. Air, tanah yang memberikan manfaat, khususnya di negeri Syam.
Dan masih banyak pendapat lainnya, terkait dengan makna “Haulahu” sekitarnya
 
27 Rajab 1442, 11 Maret 2021

Mengungkap Kode Unik (Bahasa) dalam Al-Qur'an

Halimi Zuhdy

Penemuan kode Bahasa dalam Al-Qur'an, penulis temukan dalam makalah Dr. Mu'taz al-Syarif, yang sebelumnya penulis juga temukan dengan judul yang mirip "Iktisyaf Nidham Jadid fi Al-Qur'an al-Karim" karya Dr. Abdu ad-Daim al-Kahil.

Beliau menemukan kode unik dalam setiap surat (suroh) dalam Al-Qur'an. Dan setiap kode itu (kata) tidak ditrmukan dalam surat-surat lainnya. Kode tersebut terdapat dalam 114 surat, yang setiap suratnya ada kata-kata khusus.

Al-Kahil menulis tentang kosa kata al-Qur'an dalam 742 halaman yang termaktub dalam kitab "Mufrodat al-Qur'an al-Karim Kamilah". Ini bisa ditemukan dalam Al-Kahhel.

Setelah beliau menghitung dalam Al-Qur'an terdapat 16186 kata, yang setiap surat terdapat kata-kata baru yang tidak didapat dalam surat lainnya, juga tidak ada pengulangan pada setiap suratnya. Beliau mencontohkan kata-kata unik pada akhir tulisannya dalam "Mufradatul al-Qur'an", seperti dalam Surat An-Nas, dalam surat ini terdapat empat kata yang tidak ada dalam surat lainnya, yaitu: Maliki (ملك), Khonnas (الخناس), Was-was (الوسواس), dan Yuwaswisu (يوسوس).



Dalam Surat al-Kaustar, ada 6 kata; A'thayna (أعطينا), al-kaustar (الكوثر), fashalli (فصل), wanhar (وانحر), syaniaka (شانئك), abtar (الأبتر).

Kemudian penulis mendapatkan dari ketera ngan Dr. Mu'taz al-Syarif, dalam Surat al-Fatihah terdapat dua kata unik: Iyyaka (إياك) dan Nasta'in (نستعين), menurutnya kedua kata ini hanya terdapat dalam Surat Al-Fatihah, seakan-akan Allah ingin mengingatkan kita dalam setiap rakaat untuk memohon pertolongan (alisti'anah) hanya kepada Allah. Tidak pada yang lain. Demikian Al-Fatihah diulang-ulang.

Rabu, 03 Maret 2021

Di Balik Satir “Khamr”! (Melirik kata Khamr dalam Bahasa Arab)

Halimi Zuhdy
Sudah sama-sama mafhum, khamr (miras) adalah minuman meracau dan mengacau, walau tidak dapat dipungkiri ada faidah di dalamnya. Tetapi, mudharatnya akstar (lebih besar) dari pada manfaatnya.
Beberapa bulan yang lalu, saya minta pijet pada seorang pemuda, ia berperawakan kecil, tapi tangannya kuat mencengkram, jari-jarinya lihai menari-nari di punggung dan betis. Setiap kali saya minta pijet, mulut ini tidak bisa diam, saya menanyakan aktifitasnya, pekerjaannya, dan obrolan santai lainnya.


Saya sangat kaget, ketika pemuda ini membeberkan masa lalunya, sampai ia dikeluarkan dari pesantren. Ia terjerat miras (khamr), bila ada masalah mendera, teman yang paling dekat adalah miras, setelah menegaknya ia terasa terbang, bahkan dapat melupakan berbagai masalah yang menerpa hidupnya, tapi ia tidak sadar sudah berapa perbuatan keji yang dilakukan ketika miras mengalir di kerongkongannya.ia merasakan seperti ada tirai yang menghalangi dari berbagai masalah, tetapi setelah ia sadar, masalah itu muncul Kembali, bahkan lebih berat. “Ia benar-benar dapat menutup pikiran, mata dan hati saya Pak” ungkap pemuda itu ketika jari-jarinya menyelesakan tugas terakhirnya di leher saya.

Senin, 01 Maret 2021

Benarkah Ungkapan "Barakillah"?, Dan Apa Perbedaan Barakallah Fika, Alaika, Bika, Ilaika

Halimi Zuhdy

Ada beberapa pertanyaan yang masuk ke inbok saya, setelah saya menulis tentang "Salah Paham dengan Kata Barakallah". Beberapa pertanyaan tersebut berupa istilah yang sudah akrab di telinga kita; Apakah cukup dengan mengucapkan Barakallah saja?, Apa perbedaan Barakallah dan Barakillah?,  Apa ada konsekuensi makna dari perbedaan objek setelah Kalimat Barakallah, seperti Barakallah Fika dan Bika?, Apa arti dari Barakallah Laka, Wabaraka Alaika?, Bolehkah menambah Alfu sebelum kata Mabruk?, Dan Benarkah ucapan Mabruk dan Mubarok?.

،
Tayyib. Tabrik, mengucapkan doa agar seseorang mendapatkan berkah dari Allah. Ungkapan tabrik ini bermacam-macam, sesuai dengan maksud dan tujuannya. 1) Ungkapan "Barakallah" bermakna "Mudah-mudahan Allah memberkati", bila seseorang yang dituju sudah memahaminya, maka dianggap cukup. Tapi, sebenarnya kata tersebut tidak cukup, karena masih butuh objek. Objek yang didoakan juga tergantung yang dituju. Kalau yang dituju orang ketiga tunggal, maka "Barakallahu Lahu". Dalam Al-Faseeh, ungkapan "Barakallah" tanpa kata sambung setelahnya dianggap belum cukup (La yuktafa biqaulina Barakallah), dengan alasan, kata tersebut tidak jelas (ghairu wadhihah), dan untuk siapa ungkapan doa tersebut?. Karena ungkapan "Barakallah" itu kata kerja ruba'i transitif dengan preposisi (ruba'i lazim, mu'addi bi harfin), sehingga butuh penjelas setelahnya.  

Yang sering salah adalah tiga haruf terakhir dari lafal "Barakah" yaitu «kah» dianggap sebagai dhamir mukhatab (orang kedua tunggal) yang bermakna kamu. Yang benar adalah  "Barakallah Laka" Allah memberkatimu. Bila yang dituju kata ganti orang kedua, maka "Barakallah Laka", bila kata ganti orang ketiga tunggal, "Barakallah Lahu". Dan seterusnya. 

2) Apa perbedaan Barakallah dan Barakillah?. Bila keterangan di atas terkait dengan dhamir mukhatab  (orang kedua tunggal) sudah dapat dipahami, maka akan dapat membedakan antara ungkapan Barakallah dan Barakillah. Barakillah tidak berdasar, karena ungkapan ini salah. Bila yang dituju  seorang perempuan, maka menggunakan "Barakallah Laki", kalau orang ketiga "Barakallah Laha". Letak perubahannya bukan pada kata Bara-ka-allah, tetapi pada kata "Laka atau Laki".

3) Apakah perbedaan kata setelah Barakallah,  juga berbeda maksud (makna)? Seperti kata; Barakallah Laka, Fika, Bika, Ilaika, 'Alaika dan lainnya.

Tayyib. Preposisi (huruf jar) setelah kata Barakallah, memberikan makna yang bervariatif. Secara maknawi, "Laka" bermakna, milikmu, bagimu, punyamu. "Fika" bermakna, di dalam dirimu, atau di dalam kamu. "Bika" bermakna, sebab kamu. "Alaika" bermakna, atasmu.

Dalam Fatwa 2382 Muntada Majma' Lugahwiyah Ala Syabakah Al-Alamiyah, "Barakallah Fika" preposisi "Fi" menunjukkan keadaan tempat yang metaforis, yang bermakna adanya keberkahan pada si pelaku, atau seseorang yang memiliki keutamaan (akhalaqnya, dll)
فحرفُ الجر "في" يَدلُّ على الظرفية المكانية المَجازية، وفيه مَعنى نَفاذ البَرَكة في المدعوّ له. 

Sedangkan makna " Barakallah 'Alaika", dengan preposisi "Ala", menunjukkan ketinggian, superioritas. Yang bermakna keberkahan yang melimpah, ditutupi, dipenuhi dengan keberkahan.
أمّا "على" فتدلُّ على الاستعلاء كدلالَة عَنْ؛ ولذلك فقوله: بارك الله عليك هو دعاء له بأن تشتمله البركة وتغطيه.

Ada pula yang berpendapat, "Alaika" menitikberatkan pada urusan agama (ad-din), Allah memberkati dalam urusan agamanya.

Penggunaan preposisi "Laka", menunjukkan makna li takhshis, kekhususan pada seseorang yang didoakan keberkahan. Atau dalam keterangan lain, "Laka" doa keberkahan yang di dapat seseorang yang mendapatkan sesuatu kenimatan yang baru diperoleh, atau untuk kemaslahatan dunianya.
أمّا التعديةُ باللام، "بارَكَ لَك" ففيها دلالة على التخصيص، تخصيص المدعوّ له بالبَرَكة.

Bagaimana dengan "Bika", Preposisi Bi, bermakna sebab, bisa karena sebab sesuatu, atau seseorang sehingga sesuatu itu berhasil. Darinya, datangnya berkah padamu atau kepada selainmu. 
فبارك الله فيك .. تخص ذاتك ..
و بارك الله بك .. تخص من حولك 
Seperti contoh, Barakallah Bika, mudah-mudahan Allah menjadikanmu sebagai sebab dalam kebaikan umat.

Allahu'alam bishawab