السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Kamis, 29 November 2018

Asal Muasal Kamera, Menjelajah Akar Bahasa Arab, Qumroh.

Oleh: Halimi Zuhdy

Saya lagi suka mencari asal kata, baik dari Bahasa; Indonesia, Jawa, Inggris, Arab, Madura dan lainnya. Terutama kata yang berhubungan dengan bahasa Arab. Atau, kata yang bersinggungan dengan bahasa Arab. 

Setiap bertemu dengan kalimat dan kata, otak saya mengarah kepada bahasa lain, karena setiap bahasa pasti memiliki akar kata dari bahasa lain, dan dalam pembacaan saya (beberapa buku) tidak ditemukan bahasa tumbuh dan berkembang dari bahasa itu sendiri (independen), pasti ada pengaruh dari bahasa lain, dengan kadar yang berbeda. Saat ini saja, ada sekitar 7000 dialek, dan 6000-7000 bahasa, ada yang mengatakan 2700 bahasa. Dan sebelumnya, sudah banyak bahasa yang musnah, selaras dengan semakin sedikitnya penggunanya. Dan setiap bahasa, bersinggungan dengan bahasa lain. 

Senin, 19 November 2018

Perbedaan "Tilmidz" Dan "Thalib"

(Vol 4, Furuq Lugahwiyah) 

Halimi Zuhdy

Pertanyaan tentang perbedaan kosa kata Arab  sering muncul di grup WA, FB dan lainnya, dan tidak sedikit yang japri saya, maka setelah beberapa kosa kata Arab yang telah saya kaji, berikut ini (volume ke 4), saya akan kaji perbedaan "Thilmidz" dan "Tholib", dan pada volume berikutnya akan dikaji perbedaan "Daris" dan "Muta'alim".

“Tilmidz” secara bahasa bermakna "Mengikuti’, “Membantu”, “Pelayan",  "Membantu mempelajari kerajinan, kesenian”. Sedangkan dalam Kamus Ma’ashir dan Mu’jam Wasit bermakna “Seorang anak yang belajar (yatalammadz) ilmu”, “Pembelajar yang menuntut ilmu kerajinan dan lainnya”.
Dan ulama bahasa mendefenisikan “Tilmidz” adalah “Pembelajar (siswa) yang belajar di tingkat bawah (ibtida’), menengah (mutawassit).

Minggu, 18 November 2018

"Jancok" Benarkah dari Bahasa Arab?

(Mencari Asal kata,  Analisis Bahasa Sederhana)
Halimi Zuhdy

IG: @halimizuhdy3011
Awalnya, ketika saya ingin menulis judul di atas agak geli, tetapi karena untuk menganalisis dan mencari kebenaran, atau mendekati kebenaran, atau mengundang orang lain untuk mengritik tulisan saya, maka saya beranikan diri untuk mengulasnya secara sederhana, dan suatu saat kalau bisa berlama-lama duduk, akan saya tulis dengan lengkap, atau bisa saya masukkan di jurnal. He

Tulisan di atas berawal dari dialog mahasiswa, yang keduanya mengucapkan kata-kata “Jancok” tanpa risau, dan sepertinya tidak ada yang merasa bersalah. Saya yang bukan berasal dari Jawa (walau masih Jawa Timur. He), agak kaget, karena selama ini bahasa tersebut paling saya takuti, karena dianggap “memisuh”, atau “mengumpat”, seperti mengungkapkan kekecewaan dan kekesalan yang luar biasa, “brengsek, keparat dan lainnya”.

Percakapan dua mahasiswa tersebut sebagaimana berikut:
“Dang, Jancok Kon, Nangendi?”, Sambil tersenyum.
“Arep, neng Kampus”, Tak ada raut wajah marah sedikitpun, ketika menjawab pertanyaan yang ada kata tersebut.
“Loh, kok misah-misuh si rek? Saya dengan nada agak marah. Karena pemahaman saya, kata itu tidak laik diungkapkan.
“Katanya, “Jancok” dari bahasa Arab ustadz?” sambil saya terbelalak朗, saya berfikir,  benarkah kata tersebut dari Bahasa Arab. Kemudian saya googling dan menemukan dibeberapa laman. 

Rabu, 07 November 2018

Luar Biasa! Gadis Kecil Maroko, Pemenang "The Arab Reading Challenge 2018"

Halimi Zuhdy

Dua hari ini dunia Arab dihebohkan dengan kecerdasan gadis kecil, dan vedionya viral diberbagai media, Maryam Amjun, ia punya nama.

Gadis kecil ini mampu membuat para hadirin dan juri bedecak kagum, bahkan tepuk tangan riuh tak berhenti, ketika gadis kecil ini menjawab pertanyaan Dr. Muna dengan meyakinkan dan kefasihan kalamnya dalam bahasa Arab.

Gadis berusia sembilan tahun itu tidak dapat membendung gelombang air matanya, membuncah, sambil tersenyum gembira dan binar matanya menyapa seluruh hadirin, ditangannya memegang erat piala yang diberikan oleh Wakil Presiden UEA, Muhammad bin Rasyid Ali Maktum. Karena hari itu, ia telah meraih bintang "The Arab Reading Challenge" tahun 2018. Maryam adalah peserta termuda dalam acara ilmiah dan budaya tersebut.

Pertanyaan yang diajukan kepada Maryam "lebih sulit dari umurnya", dia pun kata ibunya, tidak memiliki akun apapun pada situs jejaring sosial, dan tidak memiliki HP Tetapi jawaban "pintarnya", seperti yang dikatakan ibunya, membuatnya mengungguli lawan-lawannya dan menemukan jalan keluar untuk mendapatkan suara terbanyak.

"Saya sangat bahagia dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Yang Mulia Sheikh Muhammed bin Rasyid atas prakarsa luar biasa ini yang telah membangkitkan rasa ingin tahu dan pengetahuan kami tentang membaca buku," kata Maryam sambil sesenggukan bahagia.

Gadis kecil itu telah melampaui lebih dari 300 ribu siswa dan murid di tingkat nasional, mewakili 3.842 lembaga pendidikan, untuk dapat mewakili Maroko di babak ketiga kompetisi " Tahaddi Al-Qira'ah al-Arabiyah,".

Berikutnya ia bersaing dengan peserta dari negara-negara Arab, serta dari masyarakat Arab dan Muslim yang berada di negara-negara Barat, Kualifikasi awal kompetisi dihadiri oleh 10 setengah siswa dari 44 negara, dengan seleksi akhir 87.000 peserta dari 52.000 sekolah. Dan pada tahap akhir, dialah sebagai pemenangnya.

Usia mudanya tidak menghalangi dia untuk mewujudkan impian besarnya. Maryam Amjon digambarkan oleh ibunya sebagai seorang gadis yang mencintai banyak buku sebelum ia dapat membacanya. "Masa kecilnya hidup di tengah-tengah buku." "Pekerjaan kami sebagai guru membuat kami selalu sibuk dengan buku-buku, dan anak itu tergoda oleh hal-hal di sekitarnya yang menyibukkan orang tuanya."

Maryam, si gadis kecil , membaca lebih dari 200 buku dalam kompetisi, di tingkat nasional dan internasional.

Dan penulis memimpikan ada lomba membaca buku di Indonesia, dengan hadiah besar, seperti di UEA, 150 US Dolar, belum lagi berbagai hadiah lain yang diterimanya. Agar masyarakat Indonesia juga berlomba-lomba membaca buku, dan buku sebagai tombak dalam hidupnya, karena  Indonesia termasuk negara yang paling rendah daya membacanya.
Allah 'lam bishowab.

IG : @halimizuhdy

#membaca #maryam_amjon #maryamAmjon #membacaGadisMaroko