السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Minggu, 28 September 2025

Menelisik Kata "Merdeka, Istiqlal dan Freedom"


Halimi Zuhdy

Berbicara tentang kata “merdeka” berarti menelusuri jejak makna yang dibentuk bahasa, sejarah, dan politik. KBBI menegaskan kata "merdeka" sebagai “bebas dari perhambaan/penjajahan, berdiri sendiri; tidak terikat atau bergantung; leluasa; boleh berbuat dengan bebas,” dengan turunan seperti "memerdekakan", "kemerdekaan", "pemerdeka", dan "semerdeka-merdekanya" yang memperluas spektrum makna dari tindakan, keadaan, hingga derajat kebebasan pribadi dan kolektif (KBBI). Definisi ini sudah memuat dua poros penting: “bebas dari” (belenggu) dan “bebas untuk” (bertindak).
Secara etimologis, "merdeka" ditelusuri ke Sanskerta "maharddhika" (“kaya, sejahtera, kuat”). Di Melayu–Indonesia, maknanya bergeser dari penanda status menjadi kondisi bebas khususnya bebas dari perbudakan dan penjajahan. Ini contoh "ameliorasi" (nilai makna naik) sekaligus "perluasan semantik": dari elit sosial ke kedaulatan politik dan agensi warga. (Kagama. co) 

Dalam bahasa Arab, padanan paling dekat ialah "الاستقلال" (al-istiqlāl). Secara morfologis (pola istif‘āl), ia menandai proses “memperoleh kemandirian”; akarnya (ق-ل-ل / q-l-l) atau "qalil" (sedikit) menyiratkan “tak bergantung pada banyak pihak”, yakni kemandirian substantif. (dar-alwafa.net) menekankan relasi konseptual: "istiqlāl" adalah "bagian dari kebebasan" (ḥurriyyah) satu sisi koin adalah kebebasan individu, sisi lainnya kebebasan dari hegemoni kekuatan luar. Menolak "istiqlāl" sambil mengaku pro-kebebasan adalah kontradiksi; kemandirian negara adalah metrik kebebasan pada skala rakyat (dar-alwafa.  net).

Bahasa Inggris memperkaya nuansa melalui pasangan "freedom" dan "liberty". Freedom (dari free + sufiks -dom “keadaan”) cenderung menunjuk kebebasan personal; "liberty" (Latin libertas) menonjolkan kebebasan yang dilembagakan hak-hak yang dijamin hukum. Dikawinkan dengan "merdeka" dan istiqlāl, kita memperoleh matriks makna "freedom from" (lepas dari dominasi), freedom to (kapasitas bertindak), dan standing on one’s own (kemandirian struktural).

Dalam konteks Indonesia, seruan “Merdeka!” bekerja sebagai "tindak tutur performatif" mengucapkannya berarti mengafirmasi kedaulatan sekaligus memobilisasi imajinasi kolektif. Maka, kemerdekaan Indonesia bukan sekadar bebas dari penjajah, melainkan kemampuan, bahkan kewajiban, untuk mengatur diri, membangun, dan menjaga martabat bangsa secara berkelanjutan "merdeka sebagai kemandirian yang bertanggung jawab". 

Selanjutnya dapat dibaca di Madura Network dengan judul "Makna Kemerdekaan dalam Perspektif Linguistik"

Referensi:
 KBBI; Kagama. co; juragancibir. com; dar-alwafa. net.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar