Senin, 10 Februari 2020

Langkah-langkah menulis puisi atau kisah dengan emosi

Halimi Zuhdy

1.Menentukan genre
Anda harus menentukan bentuk tulisan yang akan anda tulis, kalau anda  memilih puisi maka sisi emosionalnya lebih rumit dari pada kisah,  karena selain memilih diksi, ia harus mempertimbangkan nilai emosi  sesuai dengan ritme, rima dan imaji.

2. Pemikiran

Dalam karya sastra tidak terlepas dengan emosi, pikiran/ide,  ungkapan, imaji, dan ritme , selain emosi maka anda memikirkan apa yang  ada akan tulis, jika anda ingin menuliskan puisi, dimulai dengan  memikirkan sesuatu yang menjadi tema besar anda, tentang cinta,  pahlawan, pemerintahan, korupsi, dan lainnya. Misalnya anda memilih tema  cinta, maka pikiran anda memikirkan keburukan dan keindahan cinta.  Bagaimana anda membentuk pikiran anda menuju tema besar tersebut.


3. Suasana
Mensuasanakan diri anda, ini tahapan yang sangat penting menuju  menulis beremosi, emosi bisa datang dengan sendirinya dan bisa dibentuk,  kalau datang dengan sendirinya maka anda tinggal mensuasanakan emosi  anda dan menyesuaikan dengan keberadaan anda yang sesungguhnya. Jika  belum ada sesuatau dalam diri anda, maka hendaknya anda mencari emosi,  dengan melibatkan diri dalam cerita buku, bermain, catteng, berdiskusi,  atau menghubungi rekan anda yang anda paling sukai atau paling anda  benci.

4.Memasukkan Emosi
Setelah diri anda tersuasanakan dengan emosi tertentu, maka cepatlah  emosi yang ada pada diri anda dilibatkan pada seluruh tubuh anda,  seakan-akan anda memang dalam kondisi tersebut, kalau sedih jadikan  benar-benar sedih, kalau marah maka anda benar-benar marah, kalau cinta  benar-benar anda bercinta.  Ketika anda menuliskan kata “sedih” libatkan  emosi anda didalamnya.

5. Memulai menulis dengan suasana hati dan pikiran
Mulailah menuliskan sesuatu yang anda inginkan : jika  anda menulis kata “aku mencintaimu” maka seakan-akan anda benar-benar  terlibat di dalamnya, dan anda menjadi bagian cinta itu, atau ana  mensuasanakan dalam tulisan bahwa andalah pelakunnya, atau orang yang  pernah punya cerita cinta dan ia mengisahkan pada anda. Jangan biarkan  tulisan itu hampa, tanpa ada emosi yang meledak. Atau anda meman dalam  kondisi yang sebenarnya. Maka tulislah dengan seuasana anda yang  sebenarnya. Setiap coretan yang anda tulis, disusakan ada daya emosi  yang meledak-ledak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar